Terungkap Bukti Baru Kasus Korupsi Roman Abramovich di Tengah Pemburuan Aset Miliarder Rusia
Selasa, 15 Maret 2022 - 15:01 WIB
Panorama melacak mantan kepala jaksa Rusia, yang menyelidiki kesepakatan itu pada 1990-an. Yuri Skuratov tidak tahu tentang dokumen rahasia itu, tetapi dia secara independen mengkonfirmasi banyak detail tentang penjualan Sibneft.
Skuratov mengataka,n kepada program tersebut: "Pada dasarnya, itu adalah skema penipuan, di mana mereka yang mengambil bagian dalam privatisasi membentuk satu kelompok kriminal yang memungkinkan Abramovich dan Berezovsky untuk menipu pemerintah dan perusahaan tidak membayar uang sebagaimana mestinya,".
Dokumen itu juga menunjukkan Abramovich dilindungi oleh mantan Presiden Rusia, Boris Yeltsin. Dikatakan dalam file penegakan hukum itu tentang Abramovich dipindahkan ke Kremlin dan bahwa penyelidikan oleh Skuratov dihentikan oleh presiden.
Dokumen itu mengatakan: "Skuratov sedang mempersiapkan kasus pidana untuk penyitaan Sibneft atas dasar penyelidikan privatisasinya. Penyelidikan dihentikan oleh Presiden Yeltsin... Skuratov diberhentikan dari jabatannya."
Skuratov dipecat setelah terkuak rekaman seks pada tahun 1999. Dia mengatakan, video tersebut hasil rekayasa untuk mendiskreditkan dia dan penyelidikannya. "Semua ini jelas politis, karena dalam penyelidikan saya, saya sangat dekat dengan keluarga Boris Yeltsin, termasuk melalui penyelidikan privatisasi Sibneft ini."
Abramovich tetap berada di lingkaran dalam Kremlin ketika Vladimir Putin berkuasa pada tahun 2000. Dokumen rahasia itu juga berisi rincian lelang lain yang terendus ada kecurangan dua tahun kemudian, yang melibatkan perusahaan minyak Rusia bernama Slavneft.
Dimana Abramovich membentuk kemitraan dengan perusahaan lain untuk membeli Slavneft, tetapi perusahaan China yang bersaing berencana untuk menawar hampir dua kali lipat. Banyak orang kuat dari Kremlin hingga parlemen Rusia akan kalah jika China memenangkan pelelangan.
Dalam dokumen itu diterangkan bahwa seorang anggota delegasi China diculik ketika mereka tiba di Moskow untuk pelelangan. "CNPC, perusahaan China, pesaing yang sangat kuat, harus menarik diri dari pelelangan setelah salah satu perwakilannya diculik setibanya di Bandara Moskow dan dibebaskan hanya setelah perusahaan menyatakan penarikannya."
Cerita penculikan ini didukung oleh sumber independen yang tidak disebutkan dalam dokumen tersebut. Vladimir Milov merupakan wakil menteri energi Rusia menjelang penjualan Slavneft. Dia tidak mengomentari cerita penculikan itu, tetapi dia mengatakan tokoh-tokoh politik senior telah memutuskan bahwa kemitraan Abramovich akan memenangkan pelelangan.
"Saya berkata lihat orang China ingin masuk dan mereka ingin membayar harga yang jauh lebih besar. Mereka mengatakan itu tidak masalah, diam, tidak ada urusan Anda. Itu sudah diputuskan. Slavneft pergi ke Abramovich, harganya disepakati. Orang China akan diseret keluar entah bagaimana," bunyi keterangan dalam dokumen itu.
Skuratov mengataka,n kepada program tersebut: "Pada dasarnya, itu adalah skema penipuan, di mana mereka yang mengambil bagian dalam privatisasi membentuk satu kelompok kriminal yang memungkinkan Abramovich dan Berezovsky untuk menipu pemerintah dan perusahaan tidak membayar uang sebagaimana mestinya,".
Dokumen itu juga menunjukkan Abramovich dilindungi oleh mantan Presiden Rusia, Boris Yeltsin. Dikatakan dalam file penegakan hukum itu tentang Abramovich dipindahkan ke Kremlin dan bahwa penyelidikan oleh Skuratov dihentikan oleh presiden.
Dokumen itu mengatakan: "Skuratov sedang mempersiapkan kasus pidana untuk penyitaan Sibneft atas dasar penyelidikan privatisasinya. Penyelidikan dihentikan oleh Presiden Yeltsin... Skuratov diberhentikan dari jabatannya."
Skuratov dipecat setelah terkuak rekaman seks pada tahun 1999. Dia mengatakan, video tersebut hasil rekayasa untuk mendiskreditkan dia dan penyelidikannya. "Semua ini jelas politis, karena dalam penyelidikan saya, saya sangat dekat dengan keluarga Boris Yeltsin, termasuk melalui penyelidikan privatisasi Sibneft ini."
Abramovich tetap berada di lingkaran dalam Kremlin ketika Vladimir Putin berkuasa pada tahun 2000. Dokumen rahasia itu juga berisi rincian lelang lain yang terendus ada kecurangan dua tahun kemudian, yang melibatkan perusahaan minyak Rusia bernama Slavneft.
Dimana Abramovich membentuk kemitraan dengan perusahaan lain untuk membeli Slavneft, tetapi perusahaan China yang bersaing berencana untuk menawar hampir dua kali lipat. Banyak orang kuat dari Kremlin hingga parlemen Rusia akan kalah jika China memenangkan pelelangan.
Dalam dokumen itu diterangkan bahwa seorang anggota delegasi China diculik ketika mereka tiba di Moskow untuk pelelangan. "CNPC, perusahaan China, pesaing yang sangat kuat, harus menarik diri dari pelelangan setelah salah satu perwakilannya diculik setibanya di Bandara Moskow dan dibebaskan hanya setelah perusahaan menyatakan penarikannya."
Cerita penculikan ini didukung oleh sumber independen yang tidak disebutkan dalam dokumen tersebut. Vladimir Milov merupakan wakil menteri energi Rusia menjelang penjualan Slavneft. Dia tidak mengomentari cerita penculikan itu, tetapi dia mengatakan tokoh-tokoh politik senior telah memutuskan bahwa kemitraan Abramovich akan memenangkan pelelangan.
"Saya berkata lihat orang China ingin masuk dan mereka ingin membayar harga yang jauh lebih besar. Mereka mengatakan itu tidak masalah, diam, tidak ada urusan Anda. Itu sudah diputuskan. Slavneft pergi ke Abramovich, harganya disepakati. Orang China akan diseret keluar entah bagaimana," bunyi keterangan dalam dokumen itu.
tulis komentar anda