Minyak Murah Rusia Sulit Ditolak India, Selanjutnya Bisa Jadi China
Selasa, 29 Maret 2022 - 23:30 WIB
NEW DELHI - Ada peningkatan signifikan dalam pengiriman minyak mentah Rusia menuju India sejak Maret setelah invasi Kremlin ke Ukraina dimulai. Pengamat industri meramalkan, New Delhi bakal membeli minyak murah lebih banyak dari Moskow.
China, yang sudah menjadi pembeli tunggal terbesar minyak Rusia, juga secara luas diperkirakan akan membeli lebih banyak minyak dari Rusia dengan diskon besar. Hal ini bisa berarti harga minyak mentah jadi lebih tinggi.
Negara-negara pengimpor minyak utama seperti India dan China telah bergulat dengan harga minyak mentah yang lebih tinggi sejak tahun lalu. Sementara harga minyak kembali bergejolak dalam beberapa pekan terakhir, berayun antara keuntungan dan kerugian, dimana masih sekitar 80% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun lalu.
"Kami menyakini China, dan pada tingkat yang lebih rendah, India akan melangkah lebih jauh untuk membeli minyak mentah Rusia yang diskon besar," kata Matt Smith, analis minyak utama di Kpler.
Hal ini menjadi kontras saat seluruh kekuatan besar dunia dan perusahaan besar menghindari minyak Rusia sebagai respon atas invasi ke Ukraina. Sanksi energi diawali oleh Amerika Serikat (AS) untuk menekan ekonomi Rusia, sementara Inggris berencana melakukan hal yang sama pada akhir tahun.
Uni Eropa juga sedang mempertimbangkan apakah akan melakukan hal yang sama seperti sekutunya. Tetapi sanksi akan meninggalkan celah di pasar, dimana menjadikan Rusia sebagai negara kelebihan minyak mentah yang tidak dapat dijual, kata para analis.
"Minyak mentah Rusia ditawarkan dengan harga diskon, tetapi serapannya sejauh ini cukup terbatas. Dimana importir minyak Asia sebagian besar menempel pada pemasok tradisional di Timur Tengah, Amerika Latin dan Afrika," kata Badan Energi Internasional (IEA).
Minyak mentah Ural adalah campuran minyak utama yang diekspor Rusia. "Pada pertengahan Maret, kami melihat potensi pasokan minyak Rusia 3 juta barel per hari akan ditutup mulai April, tetapi itu bisa meningkat jika pembatasan atau kecaman publik meningkat," kata IEA.
China, yang sudah menjadi pembeli tunggal terbesar minyak Rusia, juga secara luas diperkirakan akan membeli lebih banyak minyak dari Rusia dengan diskon besar. Hal ini bisa berarti harga minyak mentah jadi lebih tinggi.
Baca Juga
Negara-negara pengimpor minyak utama seperti India dan China telah bergulat dengan harga minyak mentah yang lebih tinggi sejak tahun lalu. Sementara harga minyak kembali bergejolak dalam beberapa pekan terakhir, berayun antara keuntungan dan kerugian, dimana masih sekitar 80% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun lalu.
"Kami menyakini China, dan pada tingkat yang lebih rendah, India akan melangkah lebih jauh untuk membeli minyak mentah Rusia yang diskon besar," kata Matt Smith, analis minyak utama di Kpler.
Hal ini menjadi kontras saat seluruh kekuatan besar dunia dan perusahaan besar menghindari minyak Rusia sebagai respon atas invasi ke Ukraina. Sanksi energi diawali oleh Amerika Serikat (AS) untuk menekan ekonomi Rusia, sementara Inggris berencana melakukan hal yang sama pada akhir tahun.
Uni Eropa juga sedang mempertimbangkan apakah akan melakukan hal yang sama seperti sekutunya. Tetapi sanksi akan meninggalkan celah di pasar, dimana menjadikan Rusia sebagai negara kelebihan minyak mentah yang tidak dapat dijual, kata para analis.
"Minyak mentah Rusia ditawarkan dengan harga diskon, tetapi serapannya sejauh ini cukup terbatas. Dimana importir minyak Asia sebagian besar menempel pada pemasok tradisional di Timur Tengah, Amerika Latin dan Afrika," kata Badan Energi Internasional (IEA).
Minyak mentah Ural adalah campuran minyak utama yang diekspor Rusia. "Pada pertengahan Maret, kami melihat potensi pasokan minyak Rusia 3 juta barel per hari akan ditutup mulai April, tetapi itu bisa meningkat jika pembatasan atau kecaman publik meningkat," kata IEA.
tulis komentar anda