Minyak Murah Rusia Sulit Ditolak India, Selanjutnya Bisa Jadi China
Selasa, 29 Maret 2022 - 23:30 WIB
Impor minyak mentah India dari Rusia hanya berkisar antara 2% hingga 5% per tahun, kata Samir N. Kapadia, kepala perdagangan di perusahaan konsultan hubungan pemerintah Vogel Group. Umumnya, New Delhi mendapatkan minyak mentahnya dari Irak, Saudi, Arab, Uni Emirat Arab dan Nigeria – tetapi mereka semua mendikte harga yang lebih tinggi saat ini, katanya.
"Hari ini, motivasi pemerintah India adalah ekonomi, bukan politik. India akan selalu mencari kesepakatan dalam strategi impor minyak mereka. Sulit untuk tidak mengambil diskon 20% untuk minyak mentah ketika Anda mengimpor 80-85% minyak, terutama di tengah pandemi dan perlambatan pertumbuhan global," kata Kapadia.
Tidak Heran China Memborong Minyak Rusia
Analis memperkirakan China, importir minyak terbesar di dunia, juga akan menggunakan minyak diskon dari Rusia. Raksasa Asia itu sudah menjadi pembeli tunggal terbesar minyak Rusia, dengan rata-rata 1,6 juta barel per hari minyak mentah Rusia pada 2021, menurut IEA.
"China masih mengimpor minyak Rusia, tetapi kemungkinan akan meningkatkan pembeliannya jika dapat membayar dalam yuan dan mendapatkan diskon. Pada dasarnya, Rusia tertekan karena mengalami kesulitan menjual minyaknya," kata Wald.
"Hari ini, motivasi pemerintah India adalah ekonomi, bukan politik. India akan selalu mencari kesepakatan dalam strategi impor minyak mereka. Sulit untuk tidak mengambil diskon 20% untuk minyak mentah ketika Anda mengimpor 80-85% minyak, terutama di tengah pandemi dan perlambatan pertumbuhan global," kata Kapadia.
Tidak Heran China Memborong Minyak Rusia
Analis memperkirakan China, importir minyak terbesar di dunia, juga akan menggunakan minyak diskon dari Rusia. Raksasa Asia itu sudah menjadi pembeli tunggal terbesar minyak Rusia, dengan rata-rata 1,6 juta barel per hari minyak mentah Rusia pada 2021, menurut IEA.
"China masih mengimpor minyak Rusia, tetapi kemungkinan akan meningkatkan pembeliannya jika dapat membayar dalam yuan dan mendapatkan diskon. Pada dasarnya, Rusia tertekan karena mengalami kesulitan menjual minyaknya," kata Wald.
(akr)
tulis komentar anda