Pembelian Minyak Rusia Bisa Rusak Kredibilitas Indonesia
Minggu, 03 April 2022 - 03:36 WIB
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) diminta mengurungkan niatnya untuk membeli minyak Rusia. Sebab rencana itu kalau direalisasikan merusak kredibilitas bangsa Indonesia dan dapat berpotensi negara mengalami kerugian besar jika rencana tersebut dilanjutkan.
Guru Besar Universitas Nasional, Prof Yuddy Chrisnandi mengatakan seharusnya Indonesia yang sudah mengambil posisi “mengutuk” invasi Rusia ke Ukraina di Majelis umum PBB bisa bersikap konsisten dengan mengedepankan simpati dan empati kepada penderitaan rakyat Ukraina.
(Baca juga:Pasokan Minyak Rusia Tak Tertandingi, Menteri Energi UEA Mengakuinya)
“Mereka itulah yang menjadi korban serangan Rusia, dan simpati kita dengan konsisten pada sanksi terhadap Rusia hingga negara itu menarik diri dari Ukraina,” kata Prof Yuddy dalam keterangannya kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (2/4/2022).
Dengan ketergantungan ekonomi Rusia terhadap minyak dan gas alam yang mereka miliki, Yuddy bisa memastikan bila invasi ke Ukraina terus mereka gulirkan, dana hasil penjualan migas itulah yang akan mereka gunakan untuk membiayainya.
(Baca juga:Abaikan Tekanan AS, India Tetap Beli Minyak Rusia)
“Artinya, secara tak langsung negara pembeli migas Rusia itu yang membantu membelikan mereka peluru, bom dan segala bahan dan mesin perang untuk terus menginvasi,” katanya.
Bila dilanjutkan, maka akan sangat kentara hubungannya antara dana penjualan migas tersebut dengan sekian banyak kematian dan tangis yang merebak di kota-kota Ukraina.
“Lalu bagaimana muka Indonesia akan ditaruh dalam pergaulan di antara bangsa-bangsa beradab, terutama dalam hubungannya dengan Gerakan Non-Blok yang ikut kita bangun?” tanya Yuddy.
Guru Besar Universitas Nasional, Prof Yuddy Chrisnandi mengatakan seharusnya Indonesia yang sudah mengambil posisi “mengutuk” invasi Rusia ke Ukraina di Majelis umum PBB bisa bersikap konsisten dengan mengedepankan simpati dan empati kepada penderitaan rakyat Ukraina.
(Baca juga:Pasokan Minyak Rusia Tak Tertandingi, Menteri Energi UEA Mengakuinya)
“Mereka itulah yang menjadi korban serangan Rusia, dan simpati kita dengan konsisten pada sanksi terhadap Rusia hingga negara itu menarik diri dari Ukraina,” kata Prof Yuddy dalam keterangannya kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (2/4/2022).
Dengan ketergantungan ekonomi Rusia terhadap minyak dan gas alam yang mereka miliki, Yuddy bisa memastikan bila invasi ke Ukraina terus mereka gulirkan, dana hasil penjualan migas itulah yang akan mereka gunakan untuk membiayainya.
(Baca juga:Abaikan Tekanan AS, India Tetap Beli Minyak Rusia)
“Artinya, secara tak langsung negara pembeli migas Rusia itu yang membantu membelikan mereka peluru, bom dan segala bahan dan mesin perang untuk terus menginvasi,” katanya.
Bila dilanjutkan, maka akan sangat kentara hubungannya antara dana penjualan migas tersebut dengan sekian banyak kematian dan tangis yang merebak di kota-kota Ukraina.
“Lalu bagaimana muka Indonesia akan ditaruh dalam pergaulan di antara bangsa-bangsa beradab, terutama dalam hubungannya dengan Gerakan Non-Blok yang ikut kita bangun?” tanya Yuddy.
Lihat Juga :
tulis komentar anda