Saat Banyak Maskapai Mundur, Emirates Tetap Terbang ke Rusia
Selasa, 19 April 2022 - 10:35 WIB
Uni Emirat Arab dan Arab Saudi telah menolak seruan dari pemerintah barat untuk menjatuhkan sanksi terhadap Rusia. Abu Dhabi juga tidak memutuskan hubungan ekonomi dengan Moskow.
Mereka menjadi salah satu dari hanya tiga negara, bersama dengan China dan India yang abstain dalam pemungutan suara Dewan Keamanan PBB pada Februari untuk mengutuk invasi Rusia ke Ukraina. UEA juga abstain dalam pemungutan suara Majelis Umum pada 7 April untuk menangguhkan Rusia dari Dewan Hak Asasi Manusia PBB.
Sebagai informasi sejak pecahnya perang Rusia Ukraina, Moskow telah menghadapi rentetan sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya, termasuk larangan pesawat Rusia menggunakan wilayah udara dan bandara di Amerika Serikat (AS), Uni Eropa, Inggris, dan Kanada.
Penerbangan internasional oleh maskapai Rusia telah sangat dibatasi karena sanksi. Maskapai nasional Aeroflot telah menangguhkan semua penerbangan internasional, kecuali untuk layanan ke ibu kota Belarus, Minsk karena sanksi.
Sir Tim menyakini bahwa perang di Ukraina dapat menimbulkan implikasi jangka panjang bagi industri penerbangan global, terutama jika Rusia dikeluarkan oleh Barat dari ekonomi global.
"(Peran) ini akan memiliki manifestasi besar yang mungkin merugikan kedua belah pihak. Dan ini akan berdampak pada industri," katanya.
Sir Tim mengatakan, Emirates melihat permintaan yang kuat meskipun harga minyak tinggi. Maskapai ini telah membebankan biaya kenaikan bahan bakar kepada konsumen dengan menjual tiket pesawat lebih mahal. Tetap hal itu diklaim tidak memengaruhi pemesanan.
"Terlepas dari itu, orang siap membayar harga yang harus kami bayar untuk menutupi kenaikan harga bahan bakar yang sangat besar ini," kata Sir Tim.
Dia menambahkan, bahwa industri penerbangan terbiasa menghadapi harga minyak yang tinggi, tetapi Ia memperkirakan bahwa operator akan kesulitan melewati ini tanpa mendapat pukulan finansial.
Mereka menjadi salah satu dari hanya tiga negara, bersama dengan China dan India yang abstain dalam pemungutan suara Dewan Keamanan PBB pada Februari untuk mengutuk invasi Rusia ke Ukraina. UEA juga abstain dalam pemungutan suara Majelis Umum pada 7 April untuk menangguhkan Rusia dari Dewan Hak Asasi Manusia PBB.
Sebagai informasi sejak pecahnya perang Rusia Ukraina, Moskow telah menghadapi rentetan sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya, termasuk larangan pesawat Rusia menggunakan wilayah udara dan bandara di Amerika Serikat (AS), Uni Eropa, Inggris, dan Kanada.
Penerbangan internasional oleh maskapai Rusia telah sangat dibatasi karena sanksi. Maskapai nasional Aeroflot telah menangguhkan semua penerbangan internasional, kecuali untuk layanan ke ibu kota Belarus, Minsk karena sanksi.
Sir Tim menyakini bahwa perang di Ukraina dapat menimbulkan implikasi jangka panjang bagi industri penerbangan global, terutama jika Rusia dikeluarkan oleh Barat dari ekonomi global.
"(Peran) ini akan memiliki manifestasi besar yang mungkin merugikan kedua belah pihak. Dan ini akan berdampak pada industri," katanya.
Sir Tim mengatakan, Emirates melihat permintaan yang kuat meskipun harga minyak tinggi. Maskapai ini telah membebankan biaya kenaikan bahan bakar kepada konsumen dengan menjual tiket pesawat lebih mahal. Tetap hal itu diklaim tidak memengaruhi pemesanan.
"Terlepas dari itu, orang siap membayar harga yang harus kami bayar untuk menutupi kenaikan harga bahan bakar yang sangat besar ini," kata Sir Tim.
Dia menambahkan, bahwa industri penerbangan terbiasa menghadapi harga minyak yang tinggi, tetapi Ia memperkirakan bahwa operator akan kesulitan melewati ini tanpa mendapat pukulan finansial.
Lihat Juga :
tulis komentar anda