Sri Mulyani: Indonesia Beruntung Belum Resesi Ekonomi
Jum'at, 19 Juni 2020 - 13:24 WIB
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, Indonesia masih beruntung belum mengalami resesi ekonomi di tengah tekanan berat akibat pandemi corona atau Covid-19. Namun Ia mengakui dampak dari wabah Covid-19 bagi perekonomian global dan nasional memang sangat besar, sehingga mampu menekan pertumbuhan ekonomi secara menyeluruh.
( )
Menurutnya tahun ini akan menjadi tantangan yang sangat berat bagi Ekonomi Indonesia. Akibatnya, sejumlah negara maju seperti misalnya Inggris, Jerman, dan Jepang, bahkan sudah mengalami kontraksi hingga resesi ekonomi di kuartal kedua 2020 ini.
"Di negara maju, semua negara pada kuartal II alami kontraksi, di beberapa negara sudah resesi, Inggris, Jerman, Jepang, Malaysia. Kita beruntung pada kuartal I bertahan di 2,97%," kata Sri Mulyani di Jakarta, Jumat (19/6/2020).
( )
Terang dia, bahwa ada sejumlah tantangan yang mesti dihadapi oleh pemerintah, seperti misalnya amanat dalam Perppu Nomor 1 Tahun 2020. Isinya mengamanatkan tidak hanya soal perubahan, melainkan juga upaya pemulihan ekonomi nasional ke depannya.
"Bagaimana risikonya dimitigasi dan mulai pikirkan pemulihannya, jadi kita kejar-kejaran dengan masalah dan memikirkan pemulihannya itu yang sedang dan terus dilakukan," ungkapnya.
Dia berharap APBN sudah mulai sehat, sehingga memiliki defisit yang hanya 1,76% dengan keseimbangan primer mendekati nol. Adapun kebutuhan anggaran penanggulangan COVID-19 ini didasarkan pada beberapa sektor, seperti kesehatan, jaring pengaman sosial alias bantuan sosial (bansos), serta dukungan dunia usaha berupa insentif perpajakan hingga fasilitas untuk keringanan kredit.
"Kita harus menjaga dan mengelola keuangan dengan benar," jelasnya.
( )
Menurutnya tahun ini akan menjadi tantangan yang sangat berat bagi Ekonomi Indonesia. Akibatnya, sejumlah negara maju seperti misalnya Inggris, Jerman, dan Jepang, bahkan sudah mengalami kontraksi hingga resesi ekonomi di kuartal kedua 2020 ini.
"Di negara maju, semua negara pada kuartal II alami kontraksi, di beberapa negara sudah resesi, Inggris, Jerman, Jepang, Malaysia. Kita beruntung pada kuartal I bertahan di 2,97%," kata Sri Mulyani di Jakarta, Jumat (19/6/2020).
( )
Terang dia, bahwa ada sejumlah tantangan yang mesti dihadapi oleh pemerintah, seperti misalnya amanat dalam Perppu Nomor 1 Tahun 2020. Isinya mengamanatkan tidak hanya soal perubahan, melainkan juga upaya pemulihan ekonomi nasional ke depannya.
"Bagaimana risikonya dimitigasi dan mulai pikirkan pemulihannya, jadi kita kejar-kejaran dengan masalah dan memikirkan pemulihannya itu yang sedang dan terus dilakukan," ungkapnya.
Dia berharap APBN sudah mulai sehat, sehingga memiliki defisit yang hanya 1,76% dengan keseimbangan primer mendekati nol. Adapun kebutuhan anggaran penanggulangan COVID-19 ini didasarkan pada beberapa sektor, seperti kesehatan, jaring pengaman sosial alias bantuan sosial (bansos), serta dukungan dunia usaha berupa insentif perpajakan hingga fasilitas untuk keringanan kredit.
"Kita harus menjaga dan mengelola keuangan dengan benar," jelasnya.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda