Pandemi Bikin Industri Farmasi dan Alkes Masuk Making Indonesia 4.0
Sabtu, 20 Juni 2020 - 13:40 WIB
JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berkomitmen mengakselerasi penerapan industri 4.0 atau Making Indonesia 4.0 di sektor manufaktur, terutama industri alat kesahatan dan farmasi. Pandemi yang menyerang membuat Indonesia tergantung pada alkes dan farmasi impor.
Sebelumnya, ada lima sektor industri yang masuk dalam program industri 4.0, yang dicanangkan pada 2018. Kelima sektor tersebut adalah industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian jadi, otomotif, kimia, dan elektronika.
“Masuknya industri alat kesehatan dan farmasi ke dalam prioritas pengembangan Making Indonesia 4.0 merupakan salah satu upaya Kemenperin untuk dapat segera mewujudkan Indonesia yang mandiri di sektor kesehatan,” ujar Agus di Jakarta, Sabtu (20/6/2020). ( Baca:Garuda Indonesia Siap Buka Rute Penerbangan ke AS, Prancis dan India )
Dia melanjutkan program Making Indonesia 4.0, sektor industri dapat meningkatkan efisensi produksi dan daya saingnya, sehingga mampu berkontribusi lebih besar terhadap roda perekonomian nasional .
“Making Indonesia 4.0 adalah strategi menuju industri 4.0 dengan transformasi digital manufaktur. Tujuannya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi dan daya saing industri nasional,” katanya.
Making Indonesia 4.0 dijadikan sebagai peta jalan untuk mempercepat pembangunan sektor industri yang berdaya saing global. Aspirasinya besarnya, yakni mewujudkan Indonesia berada dalam jajaran 10 negara yang memiliki ekonomi terbesar di dunia pada tahun 2030.
Melalui Making Indonesia 4.0, juga akan meningkatkan ekspor netto sebesar 10% terhadap produk domestik bruto (PDB), peningkatan produktivitas dua kali lipat terhadap biaya, serta pengeluaran untuk riset dan pengembangan sebesar 2% dari PDB.
Sebelumnya, ada lima sektor industri yang masuk dalam program industri 4.0, yang dicanangkan pada 2018. Kelima sektor tersebut adalah industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian jadi, otomotif, kimia, dan elektronika.
“Masuknya industri alat kesehatan dan farmasi ke dalam prioritas pengembangan Making Indonesia 4.0 merupakan salah satu upaya Kemenperin untuk dapat segera mewujudkan Indonesia yang mandiri di sektor kesehatan,” ujar Agus di Jakarta, Sabtu (20/6/2020). ( Baca:Garuda Indonesia Siap Buka Rute Penerbangan ke AS, Prancis dan India )
Dia melanjutkan program Making Indonesia 4.0, sektor industri dapat meningkatkan efisensi produksi dan daya saingnya, sehingga mampu berkontribusi lebih besar terhadap roda perekonomian nasional .
“Making Indonesia 4.0 adalah strategi menuju industri 4.0 dengan transformasi digital manufaktur. Tujuannya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi dan daya saing industri nasional,” katanya.
Making Indonesia 4.0 dijadikan sebagai peta jalan untuk mempercepat pembangunan sektor industri yang berdaya saing global. Aspirasinya besarnya, yakni mewujudkan Indonesia berada dalam jajaran 10 negara yang memiliki ekonomi terbesar di dunia pada tahun 2030.
Melalui Making Indonesia 4.0, juga akan meningkatkan ekspor netto sebesar 10% terhadap produk domestik bruto (PDB), peningkatan produktivitas dua kali lipat terhadap biaya, serta pengeluaran untuk riset dan pengembangan sebesar 2% dari PDB.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda