Hongaria Klaim 10 negara Uni Eropa Diam-diam Beli Gas Rusia Pakai Rubel
Rabu, 04 Mei 2022 - 07:08 WIB
JAKARTA - Meski para pemimpin Eropa secara terbuka menyatakan bahwa mereka tidak akan mengikuti keinginan Moskow untuk membeli gas Rusia menggunakan rubel, 10 negara Uni Eropa (UE) ternyata secara teknis mengikuti keinginan Rusia Vladimir Putin tersebut.
Hal itu diungkapkan pejabat Hungaria Gergely Gulyas akhir pekan lalu. Seperti dikutip dari RT.com, Rabu (4/5/2022), Gulyas mengatakan bahwa para pemimpin negara-negara Eropa tersebut tidak mengakui hal ini agar tetap dilihat sebagai "orang Eropa yang baik."
Sementara, kata Gulyas, Hongaria telah membuka rekening euro dengan Gazprombank Rusia, yang kemudian mengubah pembayaran menjadi rubel sebelum mentransfernya ke pemasok di Rusia. Sistem ini memungkinkan pembeli Eropa untuk memenuhi permintaan Putin, yang dibuat pada akhir Maret, bahwa negara-negara "tidak bersahabat" harus beralih ke mata uang nasional Rusia untuk membeli gas alamnya.
"Ada sembilan negara lain yang menggunakan skema pembayaran yang sama, tetapi karena hari ini gagasan menjadi 'orang Eropa yang baik' juga berarti bahwa para pemimpin negara-negara itu tidak jujur ketika berbicara baik di arena internasional atau kepada rakyatnya sendiri, sembilan negara lainnya tidak akan mengatakan bahwa mereka melakukan hal yang sama," kata Gulyas, yang menjabat sebagai kepala staf Perdana Menteri Viktor Orban.
Dia menambahkan, tidak ada keraguan dalam pikiran siapa pun bahwa negara-negara yang mengimpor bahan mentah dari Rusia menggunakan metode yang persis sama untuk membayar gas Rusia.
Tidak jelas negara UE mana yang dimaksud Guylas. Raksasa energi Rusia Gazprom telah mematikan pasokan ke Polandia dan Bulgaria setelah keduanya menolak untuk membayar dalam rubel.
Akan, tetapi laporan Bloomberg pekan lalu menyatakan hal yang sama seperti yang diungkapkan Gulyas, bahwa 10 negara anggota blok tersebut telah membuat akun dengan Gazprombank, dan empat telah benar-benar membayar untuk gas Rusia menggunakan mekanisme ini.
Hongaria bergantung pada Rusia untuk semua impor gasnya, dan karenanya menentang sanksi UE atas komoditas penting ini. Gulyas mengulangi komitmen ini terhadap energi Rusia dan penentangan terhadap rezim sanksi Brussel pada hari Minggu.
"Kita tidak boleh mengadopsi sanksi yang dengannya kita menghukum diri kita sendiri daripada sanksi yang ingin kita berikan," katanya, mengacu pada melonjaknya biaya energi.
Sementara pemerintah di Budapest telah mengutuk operasi militer Rusia di Ukraina, Guylas mengatakan bahwa mereka akan terus membeli energi Rusia dengan harga semurah mungkin untuk mengimbangi biaya apa pun pada rakyat Hongaria.
Hal itu diungkapkan pejabat Hungaria Gergely Gulyas akhir pekan lalu. Seperti dikutip dari RT.com, Rabu (4/5/2022), Gulyas mengatakan bahwa para pemimpin negara-negara Eropa tersebut tidak mengakui hal ini agar tetap dilihat sebagai "orang Eropa yang baik."
Sementara, kata Gulyas, Hongaria telah membuka rekening euro dengan Gazprombank Rusia, yang kemudian mengubah pembayaran menjadi rubel sebelum mentransfernya ke pemasok di Rusia. Sistem ini memungkinkan pembeli Eropa untuk memenuhi permintaan Putin, yang dibuat pada akhir Maret, bahwa negara-negara "tidak bersahabat" harus beralih ke mata uang nasional Rusia untuk membeli gas alamnya.
"Ada sembilan negara lain yang menggunakan skema pembayaran yang sama, tetapi karena hari ini gagasan menjadi 'orang Eropa yang baik' juga berarti bahwa para pemimpin negara-negara itu tidak jujur ketika berbicara baik di arena internasional atau kepada rakyatnya sendiri, sembilan negara lainnya tidak akan mengatakan bahwa mereka melakukan hal yang sama," kata Gulyas, yang menjabat sebagai kepala staf Perdana Menteri Viktor Orban.
Dia menambahkan, tidak ada keraguan dalam pikiran siapa pun bahwa negara-negara yang mengimpor bahan mentah dari Rusia menggunakan metode yang persis sama untuk membayar gas Rusia.
Tidak jelas negara UE mana yang dimaksud Guylas. Raksasa energi Rusia Gazprom telah mematikan pasokan ke Polandia dan Bulgaria setelah keduanya menolak untuk membayar dalam rubel.
Akan, tetapi laporan Bloomberg pekan lalu menyatakan hal yang sama seperti yang diungkapkan Gulyas, bahwa 10 negara anggota blok tersebut telah membuat akun dengan Gazprombank, dan empat telah benar-benar membayar untuk gas Rusia menggunakan mekanisme ini.
Hongaria bergantung pada Rusia untuk semua impor gasnya, dan karenanya menentang sanksi UE atas komoditas penting ini. Gulyas mengulangi komitmen ini terhadap energi Rusia dan penentangan terhadap rezim sanksi Brussel pada hari Minggu.
"Kita tidak boleh mengadopsi sanksi yang dengannya kita menghukum diri kita sendiri daripada sanksi yang ingin kita berikan," katanya, mengacu pada melonjaknya biaya energi.
Sementara pemerintah di Budapest telah mengutuk operasi militer Rusia di Ukraina, Guylas mengatakan bahwa mereka akan terus membeli energi Rusia dengan harga semurah mungkin untuk mengimbangi biaya apa pun pada rakyat Hongaria.
(fai)
tulis komentar anda