Hantu Resesi Tebar Ketakutan, Wall Street Dibuka Lesu
Kamis, 12 Mei 2022 - 22:00 WIB
JAKARTA - Tiga indeks utama Wall Street dibuka lebih rendah pada perdagangan Kamis, (12/5/2022). Sejumlah growth stocks atau saham-saham dengan nilai pertumbuhan yang tinggi memimpin penurunan.
Dow Jones Industrial Average (DJI) turun -0,42%, ke 31.699,04. S&P 500 (SPX) dibuka koreksi -0,79%, di 3.903,95, sedangkan Nasdaq Composite (IXIC) tertekan -1,45%, menjadi 11.199,25.
Bursa Amerika Serikat masih terguncang data inflasi yang baru saja dirilis Federal Reserve beberapa waktu terakhir. Pasar masih mengkhawatirkan persoalan kenaikan suku bunga agresif Fed untuk mengekang inflasi yang menembus level tertingginya selama beberapa dekade.
Hantu resesi juga tampak masih membayangi, menyusul ancaman permintaan dan penawaran akibat sejumlah sentimen seperti lockdown di China hingga kelanjutan krisis geopolitik Rusia dan Ukraina.
“Kita sekarang sangat terikat dengan setidaknya ekspektasi kenaikan suku bunga Fed lebih lanjut sebesar 50 basis poin yang sedang dalam agenda,” kata Analis Argonaut, Damian Rooney, di Perth, Australia, dikutip dari Reuters, Kamis (12/5).
Seperti diketahui, indeks harga konsumen (CPI) AS pada April 2022 mengalami inflasi sebesar 8,3% yoy. Persentase tersebut lebih rendah dari posisi inflasi Maret yang mencapai 8,5%, meskipun masih berada di level tertingginya dalam empat dekade terakhir.
Inflasi inti mencapai 6,2%, menurun tipis dari inflasi Maret sebesar 6,5%. Sementara dalam basis dari bulan-ke-bulan (MoM), inflasi inti naik 0,3%, dibandingkan Maret yang mencapai 1,2%. Demikian laporan Biro Statistik Tenaga Kerja (BLS) Amerika Serikat, dikutip dari Bloomberg, Kamis (12/5).
Dow Jones Industrial Average (DJI) turun -0,42%, ke 31.699,04. S&P 500 (SPX) dibuka koreksi -0,79%, di 3.903,95, sedangkan Nasdaq Composite (IXIC) tertekan -1,45%, menjadi 11.199,25.
Bursa Amerika Serikat masih terguncang data inflasi yang baru saja dirilis Federal Reserve beberapa waktu terakhir. Pasar masih mengkhawatirkan persoalan kenaikan suku bunga agresif Fed untuk mengekang inflasi yang menembus level tertingginya selama beberapa dekade.
Hantu resesi juga tampak masih membayangi, menyusul ancaman permintaan dan penawaran akibat sejumlah sentimen seperti lockdown di China hingga kelanjutan krisis geopolitik Rusia dan Ukraina.
“Kita sekarang sangat terikat dengan setidaknya ekspektasi kenaikan suku bunga Fed lebih lanjut sebesar 50 basis poin yang sedang dalam agenda,” kata Analis Argonaut, Damian Rooney, di Perth, Australia, dikutip dari Reuters, Kamis (12/5).
Seperti diketahui, indeks harga konsumen (CPI) AS pada April 2022 mengalami inflasi sebesar 8,3% yoy. Persentase tersebut lebih rendah dari posisi inflasi Maret yang mencapai 8,5%, meskipun masih berada di level tertingginya dalam empat dekade terakhir.
Inflasi inti mencapai 6,2%, menurun tipis dari inflasi Maret sebesar 6,5%. Sementara dalam basis dari bulan-ke-bulan (MoM), inflasi inti naik 0,3%, dibandingkan Maret yang mencapai 1,2%. Demikian laporan Biro Statistik Tenaga Kerja (BLS) Amerika Serikat, dikutip dari Bloomberg, Kamis (12/5).
(nng)
tulis komentar anda