Tangani PMK, Kementan Siapkan Tenaga Medis Terlatih Khusus
Jum'at, 13 Mei 2022 - 02:27 WIB
JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) menyiapkan tenaga medis terlatih yang tanggap menangani penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak. Guna mendukung upaya tersebut, Kementan melakukan transfer of knowledge (transfer pengetahuan) kepada SDM peternakan melalui Pelatihan Pengendalian PMK.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menyambut baik sekaligus mengapresiasi atas penyelenggaraan Pelatihan Pengendalian PMK. Masyarakat juga tidak perlu panik, karena PMK bisa ditanggulangi.
“Pelatihan ini memiliki arti penting sebagai salah satu upaya mengendalikan dan menangani PMK melalui peningkatan kualitas kompetensi SDM pertanian/peternakan. Para peserta pelatihan meliputi Medik Veteriner, Paramedik Veteriner, Koordinator BPP, Penyuluh Peternakan, dan Pengelola P4S,” kata Mentan Syahrul saat membuka kegiatan pelatihan di Jakarta, Kamis (12/5/2022).
(Baca juga:Ini Langkah Cepat Kementan Atasi Virus Penyakit Mulut dan Kuku)
Dia menambahkan, PMK adalah penyakit menular pada hewan dan sangat ditakuti oleh hampir semua negara di dunia. Utamanya, negara-negara pengekspor ternak dan produk ternak, termasuk Indonesia.
“Indonesia pertama kali tertular PMK pada 1887 di daerah Malang, Jawa Timur. Upaya pemberantasan dan pembebasan PMK di Indonesia terus dilakukan sejak 1974 hingga 1986. Pada 1990, penyakit tersebut benar-benar dinyatakan hilang dan secara resmi Indonesia diakui bebas PMK oleh Badan Kesehatan Hewan Dunia atau Office International des Epizooties disingkat OIE,” katanya.
Mentan menambahkan, keberhasilan Indonesia bebas dari PMK pada 1990 merupakan hasil kerja keras berbagai pihak, didukung kondisi geografis Indonesia yang berupa kepulauan sehingga memudahkan dalam melokalisasi penyakit ini.
(Baca juga:Penyakit Mulut dan Kuku Merebak, Mentan Sarankan Setop Dulu Makan Jeroan)
Dia mengingatkan bahwa PMK menyebabkan kerugian ekonomi yang sangat besar, bukan hanya mengancam kelestarian populasi ternak di dalam negeri, juga mengakibatkan hilangnya peluang ekspor ternak dan hasil ternak.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menyambut baik sekaligus mengapresiasi atas penyelenggaraan Pelatihan Pengendalian PMK. Masyarakat juga tidak perlu panik, karena PMK bisa ditanggulangi.
“Pelatihan ini memiliki arti penting sebagai salah satu upaya mengendalikan dan menangani PMK melalui peningkatan kualitas kompetensi SDM pertanian/peternakan. Para peserta pelatihan meliputi Medik Veteriner, Paramedik Veteriner, Koordinator BPP, Penyuluh Peternakan, dan Pengelola P4S,” kata Mentan Syahrul saat membuka kegiatan pelatihan di Jakarta, Kamis (12/5/2022).
(Baca juga:Ini Langkah Cepat Kementan Atasi Virus Penyakit Mulut dan Kuku)
Dia menambahkan, PMK adalah penyakit menular pada hewan dan sangat ditakuti oleh hampir semua negara di dunia. Utamanya, negara-negara pengekspor ternak dan produk ternak, termasuk Indonesia.
“Indonesia pertama kali tertular PMK pada 1887 di daerah Malang, Jawa Timur. Upaya pemberantasan dan pembebasan PMK di Indonesia terus dilakukan sejak 1974 hingga 1986. Pada 1990, penyakit tersebut benar-benar dinyatakan hilang dan secara resmi Indonesia diakui bebas PMK oleh Badan Kesehatan Hewan Dunia atau Office International des Epizooties disingkat OIE,” katanya.
Mentan menambahkan, keberhasilan Indonesia bebas dari PMK pada 1990 merupakan hasil kerja keras berbagai pihak, didukung kondisi geografis Indonesia yang berupa kepulauan sehingga memudahkan dalam melokalisasi penyakit ini.
(Baca juga:Penyakit Mulut dan Kuku Merebak, Mentan Sarankan Setop Dulu Makan Jeroan)
Dia mengingatkan bahwa PMK menyebabkan kerugian ekonomi yang sangat besar, bukan hanya mengancam kelestarian populasi ternak di dalam negeri, juga mengakibatkan hilangnya peluang ekspor ternak dan hasil ternak.
tulis komentar anda