Gebrakan Erick Rombak Perusahaan Pelat Merah, Denny Siregar: Nafas Baru BUMN

Senin, 22 Juni 2020 - 11:51 WIB
Gebrakan Erick Thohir dengan memangkas, membongkar serta merampingkan perusahaan pelat merah menurut penggiat media sosial Denny Siregar telah membawa nafas baru bagi BUMN. Foto/Dok
JAKARTA - Gebrakan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dengan memangkas, membongkar serta merampingkan perusahaan pelat merah menurut penggiat media sosial Denny Siregar telah membawa nafas baru bagi BUMN. Restrukturisasi perusahaan pelat merah di bawah komando Menteri Erick memasuki fase baru dengan dimulainya era likuidasi, divestasi, dan penggabungan usaha.

Diterangkan oleh Erick beberapa waktu lalu bahwa, restrukturisasi dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan tata kelola bisnis perusahaan milik negara. Berkat restrukturisasi, klaster bidang usaha akan susut dari 27 menjadi 14.

"Itu bukan pekerjaan kecil pastinya, tetapi pekerjaan yang sangat besar. Karena Erick harus mampu mengambil keputusan terhadap ratusan perusahaan, di mana sebagian di antaranya adalah perusahaan multinasional," ujar Denny Siregar di Jakarta, Senin (22/6/2020).

( )



Menurut Denny yang harus dilakukan untuk membuat BUMN ramping dan efektif, tidak lain adalah dengan memangkas perusahaan mulai induk, anak, cucu, sampai cicit. Sementara yang masih dapat digabung harus dilebur dengan perusahaan yang lebih besar. Sedangkan yng tidak jelas peruntukannya, bisnis kerjanya keluar dari bisnis utama, terang dia harus dilikuidasi sekalian.

"Target Erick Thohir, BUMN kita kelak akan menjadi 80 atau bahkan 70 perusahaan saja, tetapi besar dan berisi. Anda bisa bayangkan selama ini, orang yang memegang BUMN pasti akan diserbu para partai politik dan organisasi yang merasa berjasa. Mereka pasti berusaha keras menitipkan orang-orangnya ke dalam, entah itu sebagai direksi atau juga komisaris," ungkapnya.

( )

Hal yang sama terang Denny juga dialami oleh Erick Thohir, dimana harus mampu mengakomodir beberapa pesanan untuk mencari direksi-direksi yang mumpuni. Diungkapkan juga olehnya, ketika Erick mulai melakukan bongkar pasang atau bahkan menciutkan jumlah perusahaan BUMN, pasti ada yang dikorbankan.

"Mereka yang dulu dapat jatah besar di era Rini Soemarno, harus menghadapi kenyataan tersingkir. Dan yang biasanya diam saja, langsung teriak ke mana-mana. Pada intinya sebenarnya adalah masalah jatah yang berkurang dari biasanya. Jadi saya paham kenapa banyak sekali yang menyerang Erick Thohir belakangan ini. Seandainya dia mau main aman saja, tentu tidak banyak suara negatif ke dia," paparnya.

Namun terang dia, Erick mendapatkan tugas dari Jokowi untuk mereformasi BUMN menjadi perusahaan multinasional dan untuk itu dia harus siap berhadapan dengan orang-orang yang tidak puas dengan apa yang dia lakukan. Hal itu juga ditekankan beberapa kali oleh Menterui Erick bahwa dirinya tidak takut diancam perihal perombakan jajaran direksi BUMN.

"Meski pasti tidak sempurna, tapi yang saya lihat sementara ini, Erick Thohir tetap berada di jalurnya. Dia juga mendapat restu Jokowi. Poin saya cukup, selama Jokowi memberi restu, maka akan terus menjaganya. Dan di sini kita akan melihat banyak karakter yang asli bermunculan, ketika periuk nasinya mulai digoyang. Politik itu menarik, tetapi jangan terlalu baper. Kalau kata Don Corleone di film mafia Godfather, "Its just business, nothing personal." Semua itu hanya permainan," ucapnya.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More