4 Cara Bagaimana Perang Rusia Ukraina Bisa Menghancurkan Ekonomi Global

Rabu, 25 Mei 2022 - 13:19 WIB
Vladimir Putin memang telah meluncurkan perang hanya pada satu negara yakni Ukraina, tetapi berdampak di banyak negara. Agresi Rusia telah memukul seluruh dunia dengan empat cara utama. Foto/Dok
JAKARTA - Vladimir Putin memang telah meluncurkan perang hanya pada satu negara yakni Ukraina, tetapi invasi militer Rusia berdampak di banyak negara. Bahkan hingga sampai yang paling retan sekalipun.

Tanpa akhir yang terlihat, korban ekonomi perang Rusia Ukraina bisa menghancurkan di beberapa bagian dunia pada pertengahan dan akhir 2022. Gelombang guncangan ekonomi dari invasi Rusia yang dimulai pada 24 Februari ke Ukraina akan memancar lebih luas dan lebih dalam seiring ekonomi Ukraina yang tertatih-tatih dan sanksi mencekik ekspor Rusia dan Belarusia.



Output Ukraina bisa tenggelam sebesar 45% sepanjang tahun ini, menurut Bank Dunia, dengan Eropa timur menderita penurunan resesi 4,1%. Selain itu Eropa Barat juga ada kemungkinan menuju resesi.

Rusia pada bagiannya, telah berhenti menerbitkan beberapa data ekonomi tetapi tidak terkecuali juga dibayangi resesi sangat dalam. Amerika Serikat (AS) tampaknya tidak terikat untuk resesi saat ini, tetapi pertumbuhan negara adidaya itu melambat dan sektor konsumen terlihat suram.



Seperti dikutip dari Yahoofinance, negara-negara miskin di Afrika, Timur Tengah dan Asia bisa menderita lebih dari Eropa atau Amerika Serikat. Agresi Rusia telah memukul seluruh dunia dengan empat cara utama:

1. Energi

Rusia merupakan produsen minyak dan gas alam terbesar ketiga di dunia, dan banyak negara berusaha membatasi atau menghentikan pembelian minyak hingga gas Rusia demi merampas pendapatan energi Moskow yang sangat dibutuhkan untuk membiayai perang.

Sanksi telah membatasi beberapa penjualan energi Rusia, tetapi lonjakan harga komoditas hingga energi berarti Rusia masih mendapatkan pendapatan energi yang cukup besar.

Itu sebabnya Eropa bekerja keras mempersiapkan langkah embargo penuh minyak Rusia pada tahun ini. Di bawah skenario terbaik, kebijakan itu malah masih bisa mendorong harga minyak lebih tinggi dan harga bensin AS rata-rata di atas USD5 per galon.

Kenaikan harga energi di Eropa, yang jauh lebih tergantung pada energi Rusia, telah jauh lebih curam. Kejutan pada sektor energi masih mungkin terjadi, dengan kenaikan harga yang lebih dramatis.

2. Pangan

Sektor pangan mengalami perlambatan, dimana beberapa beberapa ahli memperingatkan bencana krisis pangan bakal datang. Sebelum invasi Rusia, Ukraina menghasilkan 30% minyak bunga matahari dunia, 6% jelai, 4% gandum dan 3% jagung.

Kini Rusia telah memblokade semua pelabuhan Laut Hitam Ukraina, dimana hal itu merupakan cara utama Ukraina mengekspor makanan ke seluruh dunia. Tidak ada yang bergerak melalui pelabuhan-pelabuhan itu.

Jalur kereta api dan jalan ke Eropa tidak dapat memindahkan semua produksi Ukraina. Kondisi itu memotong pasokan pangan saat ini. Perang itu sendiri juga dapat mengurangi masa tanam di kemudian hari sebesar 10% hingga 35%, menurut perkiraan.

Rusia juga merupakan eksportir utama minyak bunga matahari, gandum dan barley. Tidak ada sanksi langsung terhadap ekspor makanan Rusia, tetapi sanksi luas terhadap bagian lain dari ekonomi Rusia memotong pengiriman tersebut.

Pupuk adalah masalah lain, karena Rusia adalah eksportir pupuk nitrogen terbesar, dan pemerintah Rusia telah menghentikan ekspor. Rusia dan Belarus, sekutu dekatnya telah mengancam Ukraina, keduanya adalah produsen utama kalium, bahan utama dalam banyak jenis pupuk. Sanksi mempengaruhi pasokan kalium dari kedua negara.

Kenaikan harga energi juga mendorong biaya produksi pangan, karena budidaya dan transportasi menjadi lebih mahal. Sejak invasi Rusia dimulai, harga gandum telah melonjak sekitar 30%.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More