Kebutuhan Pangan Meningkat, Inovasi Sawit Menjadi Keharusan

Jum'at, 27 Mei 2022 - 15:15 WIB
(Baca juga:Tudingan Dewan Minyak Sawit Indonesia Soal Kelangkaan Minyak Goreng)

Sahat Sinaga, Plt. Ketua Umum Dewan Sawit Indonesia menjelaskan bahwa kampanye negatif sawit sudah berlangsung semenjak 1980-an. Harga sawit yang kompetitif selalu dikaitkan dengan kualitas. Tuduhan rendahnya kualitas minyak sawit selalu digaungkan negara produsen minyak nabati lain.

Sebab, harga minyak nabati lain lebih tinggi USD200 per ton daripada sawit. “Kalau ada tuduhan harga sawit murah lalu kualitasnya rendah, itu tidak benar,” jelasnya.

Sahat juga menjelaskan banyak orang tidak tahu bahwa kandungan gizi minyak sawit setara dengan Air Susu Ibu (ASI). Maka itu dalam industri susu digunakan juga sawit ini.

Dalam upaya meningkatkan kualitas minyak sawit telah ada inovasi seperti Pabrik Minyak Sawit Tanpa Uap (PMTU). Sahat menjelaskan pengolahan dengan teknologi tanpa uap akan membuat kandungan klorin yang mengandung senyawa karsinogenik dari proses pemurnian CPO yang menghasilkan Refined, Bleached, Deodorized (RBD) Olien dapat memenuhi standar pasar internasional. Manfaat lain pengoperasian PMTU lebih efisien dan ramah lingkungan.

Dijelaskan Sahat, pengoperasian teknologi PMTU dapat dijalankan melalui skema korporasi petani di 26 provinsi. Alhasil posisi tawar petani akan meningkat terutama dari aspek harga TBS sawit.

Pada kesempatan itu, Prof Nuri Andarwulan, Guru Besar IPB University menyampaikan minyak sawit sebagai ingredien pangan olahan yang sulit digantikan oleh minyak atau lemak lainnya.

“Minyak sawit sebagai ingredien minyak pangan olahan. Minyak sawit sangat sulit untuk disubstitusi oleh minyak nabati lain yang ada di pasaran. Ini berhubungan dengan keekonomian dan teknologi yang diterapkan,” ucapnya.

Dijelaskan Prof Nuri, salah satu produk berbahan minyak sawit yang digunakan untuk olahan pangan yaitu margarin untuk oles. Dulu, margarin lebih banyak dari minyak biji-bijian yang dihidrogenasi. Saat ini margarin dari minyak sawit dapat berkompetisi dengan produk lain di pasaran.

“Berikutnya minyak sawit untuk masak yaitu vegetable ghee atau margarin cair adalah teksturisasi campuran dari fraksi minyak sawit dan masih banyak lagi produk lain dari sawit yang digunakan untuk makanan misalnya margarin for cream yang sulit digantikan oleh minyak nabati lainnya. Dan, untuk bahan non dairy creamer dan chocolate coating,” jelasnya.

Lebih lanjut, Prof Nuri menegaskan minyak sawit sebagai ingedrien produk susu formula (infant, follow on, growing-up formula). Minyak sawit digunakan untuk growing-up formula supaya mirip dengan Air Susu Ibu (ASI). Hasil dari sampling susu formula yang ada di pasaran 90% mengandung minyak sawit.

Jummy Bismar Sinaga, Senior Manager Commercial Biofuel APICAL Indonesia, menuturkan bahwa APICAL terus mengembangkan riset dan inovasi untuk menghasilkan produk hilir kelapa sawit. Dari sektor hulu, APICAL mendapatkan dukungan dari Asian Agri yang memiliki luas 100.000 ha kebun inti dan 60.000 ha kebun plasma serta 41.000 ha kebun swadaya. Didukung 22 pabrik kelapa sawit dan 10 unit kernel crushing plant.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More