Apa yang Terjadi Jika Negara Bangkrut? Serem Nih...
Senin, 20 Juni 2022 - 10:59 WIB
2. Zimbabwe
Zimbabwe negara yang bisa dikatakan berhasil. Pada 1980, pertumbuhan produk domestik bruto (GDP) Zimbabwe mencapai 5,2 persen, padahal rata-rata pertumbuhan Gross Domestik Bruto GDP dunia hanya 1,86 persen.
Namun lagi-lagi pemerintahan yang membuat kesalahan pengelolaan utang sehingga menjadi terpuruk. Saat belum berhasil bangkit sepenuhnya, Zimbabwe ikut serta dalam konflik Kongo membuat kehabisan devisa.
Tidak hanya itu, keterlibatan dalam konflik tersebut, Zimbabwe kemudaian diasingkan komunitas internasional. Sejak itu, Zimbabwe mulai mencetak uang dalam jumlah besar untuk membiayai masyarakat dan membawa Zimbabwe pada hiperinflasi. Dolar Zimbabwe pun terjun bebas dan sampai sekarang dijual sebagai souvenir.
3. Sri Lanka
Sri Lanka mengalami krisis ekonomi gara-gara pemerintahannya salah mengelola utang. Alhasil, negara tersebut dilanda inflasi dan nilai mata uang merosot tajam sehingga negaranya kekurangan makanan, obat-obatan, listrik, bahan bakar minyak (BBM) karena tidak punya uang.
Lantas apa yang akan terjadi jika suatu negara benar-benar tidak bisa bayar utang. Pemerintah akan mengatur perjanjian kepada para kreditur untuk membayar utang. Namun demikian jika pemerintah benar-benar sudah tidak bisa bayar utang, kreditur akan terpaksa menghapus utang negara dan dampaknya, investor jadi enggan berinvestasi di negara tersebut sehingga negara akan lebih terpuruk dan imbasnya masyarakat tidak terurus.
Terburuk dari sejumlah kemungkinan, masyarakat di negara tersebut akan berbondong-bondong pindah ke negara lain untuk mendapatkan penghidupan yang lebih layak. Seram ya, bagaimana menurutmu?
Zimbabwe negara yang bisa dikatakan berhasil. Pada 1980, pertumbuhan produk domestik bruto (GDP) Zimbabwe mencapai 5,2 persen, padahal rata-rata pertumbuhan Gross Domestik Bruto GDP dunia hanya 1,86 persen.
Namun lagi-lagi pemerintahan yang membuat kesalahan pengelolaan utang sehingga menjadi terpuruk. Saat belum berhasil bangkit sepenuhnya, Zimbabwe ikut serta dalam konflik Kongo membuat kehabisan devisa.
Tidak hanya itu, keterlibatan dalam konflik tersebut, Zimbabwe kemudaian diasingkan komunitas internasional. Sejak itu, Zimbabwe mulai mencetak uang dalam jumlah besar untuk membiayai masyarakat dan membawa Zimbabwe pada hiperinflasi. Dolar Zimbabwe pun terjun bebas dan sampai sekarang dijual sebagai souvenir.
3. Sri Lanka
Sri Lanka mengalami krisis ekonomi gara-gara pemerintahannya salah mengelola utang. Alhasil, negara tersebut dilanda inflasi dan nilai mata uang merosot tajam sehingga negaranya kekurangan makanan, obat-obatan, listrik, bahan bakar minyak (BBM) karena tidak punya uang.
Lantas apa yang akan terjadi jika suatu negara benar-benar tidak bisa bayar utang. Pemerintah akan mengatur perjanjian kepada para kreditur untuk membayar utang. Namun demikian jika pemerintah benar-benar sudah tidak bisa bayar utang, kreditur akan terpaksa menghapus utang negara dan dampaknya, investor jadi enggan berinvestasi di negara tersebut sehingga negara akan lebih terpuruk dan imbasnya masyarakat tidak terurus.
Terburuk dari sejumlah kemungkinan, masyarakat di negara tersebut akan berbondong-bondong pindah ke negara lain untuk mendapatkan penghidupan yang lebih layak. Seram ya, bagaimana menurutmu?
(nng)
tulis komentar anda