Waspada Fenomena Bubble Burst Startup, Ini Tips untuk Para Founder
Kamis, 23 Juni 2022 - 23:33 WIB
Dalam menghadapi bubble burst ini, Pandu pun memberikan tiga tips untuk founder startup. Pertama, mereka harus benar-benar dilihat apakah bisnis mereka mampu menghasilkan omzet atau tidak.
"Ini kadang dianggap kita harus membeli pangsa pasar. Tapi yang paling penting adalah produk market fit-nya sudah pas atau belum? Jadi Anda harus bisa belajar beradaptasi yang sangat cepat untuk melihat 'Eh saya bisa nggak ya menghasilkan profit dari bisnis saya sekarang ini?" kata Pandu.
Kedua, para founder juga harus bisa membaca dari sisi sentimen investor bahwa mereka tidak hanya cari perusahaan yang tumbuh (growth) saja. Investor pasti mencari keuntungan. "Bisa nggak Anda untung sekarang? Unit economic Anda bagaimana? Jadi itu juga harus dijadikan top of mind," ujarnya.
Terakhir adalah para founder jangan terus menggantungkan diri pada pendanaan dari investor. Menurut Pandu, pendiri startup harus bisa menggunakan uang yang ada untuk terus diputar dan diinvestasikan ulang untuk pertumbuhan perusahaan mereka.
"Jadi kalau sekarang misal 'Oh saya harus (dapat pendanaan) seri A, seri B, seri C. Paling enak kalau bisa dari pre-seri A eh udah bisa loncat, nanti seri B, seri C. Bahasanya skip round, sebenarnya buat para shareholder, atau owner atau founder ini juga lebih bagus karena Anda punya equity lebih banyak di perusahaan Anda. Jadi Anda actually have a very good defensible business model," pungkas Pandu.
"Ini kadang dianggap kita harus membeli pangsa pasar. Tapi yang paling penting adalah produk market fit-nya sudah pas atau belum? Jadi Anda harus bisa belajar beradaptasi yang sangat cepat untuk melihat 'Eh saya bisa nggak ya menghasilkan profit dari bisnis saya sekarang ini?" kata Pandu.
Kedua, para founder juga harus bisa membaca dari sisi sentimen investor bahwa mereka tidak hanya cari perusahaan yang tumbuh (growth) saja. Investor pasti mencari keuntungan. "Bisa nggak Anda untung sekarang? Unit economic Anda bagaimana? Jadi itu juga harus dijadikan top of mind," ujarnya.
Terakhir adalah para founder jangan terus menggantungkan diri pada pendanaan dari investor. Menurut Pandu, pendiri startup harus bisa menggunakan uang yang ada untuk terus diputar dan diinvestasikan ulang untuk pertumbuhan perusahaan mereka.
"Jadi kalau sekarang misal 'Oh saya harus (dapat pendanaan) seri A, seri B, seri C. Paling enak kalau bisa dari pre-seri A eh udah bisa loncat, nanti seri B, seri C. Bahasanya skip round, sebenarnya buat para shareholder, atau owner atau founder ini juga lebih bagus karena Anda punya equity lebih banyak di perusahaan Anda. Jadi Anda actually have a very good defensible business model," pungkas Pandu.
(ind)
Lihat Juga :
tulis komentar anda