Sandiaga dan Angela Bahas Pemulihan Parekraf Melalui Desa Wisata & Kampung Tematik dengan DPR RI
Selasa, 05 Juli 2022 - 15:32 WIB
“Kementerian Pariwisata telah menerbitkan Buku Pedoman Desa Wisata (Edisi I) pada September 2019, yang dimutakhirkan oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Edisi II) pada Juni 2021 yang dapat digunakan sebagai pedoman seluruh stakeholder dalam membangun Desa Wisata di Indonesia,” ujar Wamenparekraf.
Kemenparekraf juga merekomendasikan agar Buku Pedoman Desa Wista tersebut menjadi acuan bagi seluruh K/L untuk mengembangkan desa wisata, juga merekomendasikan Kemenkomarves untuk menprakarsai penyusunan Peraturan Presiden terkait Pengembangan Desa Wisata yang dapat mengakomodasi seluruh K/L (Kemenko PMK, Kemendagri, Kemenparekraf, KemendesaPDTT, Kemenkominfo, KKP).
“Contoh Kampung Tematik di Indonesia antara lain Kampung Kubah Basirih di Kota Banjarmasin, Kampung Loang Baloq Di Kota Mataram, Kampung Tobati di Kota Jayapura, Kampung Tua Bakau Serip di Kota Batam, Kampung Limbo Wolio di Kota Baubau, Kampung Benua Melayu Laut di Kota Pontianak, Kampung Kambu di Kota Palopo, dan beberapa lainnya,” ujar Wamenparekraf.
Pada tahun ini, terdapat 10 desa wisata tematik yang masuk dalam 50 besar Anugerah Desa Wisata (ADWI) 2022 seperti Gampong Ulee Lheue di Aceh, Desa Wisata Tebat Lereh di Sumatra Selatan, Kampung Tua Bakau Serip Kepulauan Riau, Desa Wisata Pecinan Glodok di DKI Jakarta, Desa Wisata Taman Loang Baloq di Nusa Tenggara Barat, Desa Wisata Kampong Melayu BML Kalimantan Barat, Desa Wisata Kubah Basirih di Kalimantan Selatan, Desa Wisata Kambo di Sulawesi Selatan, Desa Wisata Limbo Wolio di Sulawesi Tenggara, dan Desa Wisata Tobati di Papua.
Selain itu, Wamenparekraf menanggapi rekomendasi dari Panja terkait program pendampingan di desa wisata dengan bekerja sama atau berkolaborasi bersama lembaga pendidikan dan stakeholder lainnya.
“Kami telah bekerja sama dengan 16 komunitas/asosiasi dan 20 perguruan tinggi dalam upaya mempersiapkan SDM desa wisata melalui pendekatan live-in dan coaching, untuk meningkatkan awareness, wawasan, dan skill serta mendorong transformasi masyarakat agar dapat memberikan pelayanan yang berkualitas kepada wisatawan sesuai tren perilaku wisatawan dan kebiasaan baru di masa pandemi saat ini, terutama dalam penerapan CHSE ( clean, health, safety, and environment) dan pemanfaatan teknologi digital,” ujar Wamenparekraf Angela -yang juga Wakil Ketua Umum Partai Perindo Bidang Ekonomi Digital & Kreatif itu.
Selain itu, Kemenparekraf telah bekerja sama dengan Universitas Prasetiya Mulya melalui program Hibah Matching Fund Kedaireka untuk membangun indikator kematangan desa wisata dan kurikulum pendampingan desa wisata yang bersifat interdisipliner.
Selanjutnya, dalam upaya mewujudkan desa wisata berkelanjutan, Kemenparekraf telah melaksanakan Sertifikasi Desa Wisata Berkelanjutan (Sertidewi) sejak 2020 yang merupakan bagian dari kerangka program Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan Indonesia.
Proses pemberian sertifikasi untuk menentukan status mutu, standar dan kualitas desa wisata dengan mekanisme penilaian/audit menggunakan kriteria dan indikator pariwisata berkelanjutan yang telah ditetapkan dalam hal pengelolaan berkelanjutan, keberlanjutan sosial ekonomi, keberlanjutan budaya, dan keberlanjutan lingkungan.
Kemenparekraf juga merekomendasikan agar Buku Pedoman Desa Wista tersebut menjadi acuan bagi seluruh K/L untuk mengembangkan desa wisata, juga merekomendasikan Kemenkomarves untuk menprakarsai penyusunan Peraturan Presiden terkait Pengembangan Desa Wisata yang dapat mengakomodasi seluruh K/L (Kemenko PMK, Kemendagri, Kemenparekraf, KemendesaPDTT, Kemenkominfo, KKP).
“Contoh Kampung Tematik di Indonesia antara lain Kampung Kubah Basirih di Kota Banjarmasin, Kampung Loang Baloq Di Kota Mataram, Kampung Tobati di Kota Jayapura, Kampung Tua Bakau Serip di Kota Batam, Kampung Limbo Wolio di Kota Baubau, Kampung Benua Melayu Laut di Kota Pontianak, Kampung Kambu di Kota Palopo, dan beberapa lainnya,” ujar Wamenparekraf.
Pada tahun ini, terdapat 10 desa wisata tematik yang masuk dalam 50 besar Anugerah Desa Wisata (ADWI) 2022 seperti Gampong Ulee Lheue di Aceh, Desa Wisata Tebat Lereh di Sumatra Selatan, Kampung Tua Bakau Serip Kepulauan Riau, Desa Wisata Pecinan Glodok di DKI Jakarta, Desa Wisata Taman Loang Baloq di Nusa Tenggara Barat, Desa Wisata Kampong Melayu BML Kalimantan Barat, Desa Wisata Kubah Basirih di Kalimantan Selatan, Desa Wisata Kambo di Sulawesi Selatan, Desa Wisata Limbo Wolio di Sulawesi Tenggara, dan Desa Wisata Tobati di Papua.
Selain itu, Wamenparekraf menanggapi rekomendasi dari Panja terkait program pendampingan di desa wisata dengan bekerja sama atau berkolaborasi bersama lembaga pendidikan dan stakeholder lainnya.
“Kami telah bekerja sama dengan 16 komunitas/asosiasi dan 20 perguruan tinggi dalam upaya mempersiapkan SDM desa wisata melalui pendekatan live-in dan coaching, untuk meningkatkan awareness, wawasan, dan skill serta mendorong transformasi masyarakat agar dapat memberikan pelayanan yang berkualitas kepada wisatawan sesuai tren perilaku wisatawan dan kebiasaan baru di masa pandemi saat ini, terutama dalam penerapan CHSE ( clean, health, safety, and environment) dan pemanfaatan teknologi digital,” ujar Wamenparekraf Angela -yang juga Wakil Ketua Umum Partai Perindo Bidang Ekonomi Digital & Kreatif itu.
Selain itu, Kemenparekraf telah bekerja sama dengan Universitas Prasetiya Mulya melalui program Hibah Matching Fund Kedaireka untuk membangun indikator kematangan desa wisata dan kurikulum pendampingan desa wisata yang bersifat interdisipliner.
Baca Juga
Selanjutnya, dalam upaya mewujudkan desa wisata berkelanjutan, Kemenparekraf telah melaksanakan Sertifikasi Desa Wisata Berkelanjutan (Sertidewi) sejak 2020 yang merupakan bagian dari kerangka program Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan Indonesia.
Proses pemberian sertifikasi untuk menentukan status mutu, standar dan kualitas desa wisata dengan mekanisme penilaian/audit menggunakan kriteria dan indikator pariwisata berkelanjutan yang telah ditetapkan dalam hal pengelolaan berkelanjutan, keberlanjutan sosial ekonomi, keberlanjutan budaya, dan keberlanjutan lingkungan.
tulis komentar anda