Curhat Pengusaha Mal: Aturan Terus Berubah, Jantung Kita Rasanya Kayak Roller Coaster
Rabu, 03 Agustus 2022 - 20:31 WIB
JAKARTA - Kebijakan aturan masuk pusat perbelanjaan yang terus berubah dan beragam membuat pengusaha mal khawatir kesulitan meningkatkan jumlah kunjungan. Hal tersebut mengakibatkan pelaku usaha ragu mengembangkan bisnisnya.
"Saat ini yang kami sayangkan bahwa peraturan-peraturan yang timbul hingga hari ini, membuat jantung kita tidak kuat, rasanya kaya roller coaster. Tiba-tiba saat masuk mal harus ada syarat ini itu, untuk membuka jam operasional mal juga ada aturannya. Hal itu menyebabkan iklim dunia usaha yang ada dipusat belanja menjadi ragu-ragu. Mereka ingin mengembangkan bisnisnya tetapi masih wait and see. Tapi kok wait and see nya keterusan," ujar Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Daerah DKI Jakarta Ellen Hidayat di sela acara Indonesia Shopping Festival 2022 di Tawa Terrace Kota Kasablanka, Jakarta, Rabu (3/8/2022).
Ellen menyayangkan aturan yang terus berubah yang berakibat traffic di pusat belanja khususnya DKI Jakarta jadi menurun. Sejumlah pelaku usaha pun kemudian putar otak dengan melakukan berbagai inovasi untuk meningkatkan kunjungan meskipun belum signifikan.
"Seiring berjalannya waktu, mulai naik dan ditargetkan bisa mencapai 80 persen. Tapi sebagian anggota kami ada kurang lebih 10 pusat perbelanjaan itu hanya sekitar 10 persen kenaikannya. Tapi sebenarnya masih banyak anggota kami yang berat. Dalam artian, traffic itu baru mencapai di rata-rata 65 persen," bebernya.
Dia menjelaskan, rata-rata kunjungan 65 persen masih jalan di tempat, atau dengan kata lain tidak ada peningkatan. Ellen menjabarkan, pusat perbelanjaan menunjukkan peningkatan tinggi hanya saat weekend. Sedangkan saat weekday kunjungan menurun karena efek dari work from home (WFH).
"Boleh kita katakan untuk weekend memang keadaan pusat perbelanjaan sudah membaik. Tapi untuk weekday kami akui masih berat. Itu karena dampak dari work from home karyawan. Karena banyak mal-mal di Jakarta itu berdekatan dengan pusat perkantoran," tandasnya.
"Saat ini yang kami sayangkan bahwa peraturan-peraturan yang timbul hingga hari ini, membuat jantung kita tidak kuat, rasanya kaya roller coaster. Tiba-tiba saat masuk mal harus ada syarat ini itu, untuk membuka jam operasional mal juga ada aturannya. Hal itu menyebabkan iklim dunia usaha yang ada dipusat belanja menjadi ragu-ragu. Mereka ingin mengembangkan bisnisnya tetapi masih wait and see. Tapi kok wait and see nya keterusan," ujar Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Daerah DKI Jakarta Ellen Hidayat di sela acara Indonesia Shopping Festival 2022 di Tawa Terrace Kota Kasablanka, Jakarta, Rabu (3/8/2022).
Ellen menyayangkan aturan yang terus berubah yang berakibat traffic di pusat belanja khususnya DKI Jakarta jadi menurun. Sejumlah pelaku usaha pun kemudian putar otak dengan melakukan berbagai inovasi untuk meningkatkan kunjungan meskipun belum signifikan.
"Seiring berjalannya waktu, mulai naik dan ditargetkan bisa mencapai 80 persen. Tapi sebagian anggota kami ada kurang lebih 10 pusat perbelanjaan itu hanya sekitar 10 persen kenaikannya. Tapi sebenarnya masih banyak anggota kami yang berat. Dalam artian, traffic itu baru mencapai di rata-rata 65 persen," bebernya.
Dia menjelaskan, rata-rata kunjungan 65 persen masih jalan di tempat, atau dengan kata lain tidak ada peningkatan. Ellen menjabarkan, pusat perbelanjaan menunjukkan peningkatan tinggi hanya saat weekend. Sedangkan saat weekday kunjungan menurun karena efek dari work from home (WFH).
"Boleh kita katakan untuk weekend memang keadaan pusat perbelanjaan sudah membaik. Tapi untuk weekday kami akui masih berat. Itu karena dampak dari work from home karyawan. Karena banyak mal-mal di Jakarta itu berdekatan dengan pusat perkantoran," tandasnya.
(nng)
Lihat Juga :
tulis komentar anda