BPS: Impor Indonesia Naik 1,64% di Juli 2022
Senin, 15 Agustus 2022 - 13:11 WIB
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) malaporkan nilai impor Indonesia Juli 2022 mencapai USD21,35 miliar. Angka tersebut mengalami kenaikan 1,64% dibandingkan Juni 2022 atau naik 39,86% dibandingkan periode Juli tahun lalu.
"Pertumbuhan impor di Juli 2022 lebih rendah secara mtm (month to month), dan pertumbuhan impor di Juli 2022 secara yoy (year on year) mengalami perlambatan dibandingkan Juli 2021," ungkap Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto, Senin (15/8/2022).
Berdasarkan laporan BPS, Impor nonmigas Juli 2022 tercatat senilai USD16,89 miliar turun 2,53% dibandingkan Juni 2022 atau naik 25,41% dibandingkan Juli 2021. Di sisi lain, impor migas Juli 2022 senilai USD4,46 miliar, naik 21,30% dibandingkan Juni 2022 atau naik 148,38% dibandingkan Juli 2021.
"Peningkatan impor golongan barang nonmigas terbesar Juli 2022 dibandingkan Juni 2022 adalah logam mulia dan perhiasan atau permata USD193,7 juta atau setara 62,51%," ucap Setianto.
Sedangkan penurunan impor golongan barang nonmigas terbesar Juli 2022 adalah mesin atau peralatan mekanik dan bagiannya USD175,6 juta atau setara 6,28%.
"Pertumbuhan impor di Juli 2022 lebih rendah secara mtm (month to month), dan pertumbuhan impor di Juli 2022 secara yoy (year on year) mengalami perlambatan dibandingkan Juli 2021," ungkap Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto, Senin (15/8/2022).
Berdasarkan laporan BPS, Impor nonmigas Juli 2022 tercatat senilai USD16,89 miliar turun 2,53% dibandingkan Juni 2022 atau naik 25,41% dibandingkan Juli 2021. Di sisi lain, impor migas Juli 2022 senilai USD4,46 miliar, naik 21,30% dibandingkan Juni 2022 atau naik 148,38% dibandingkan Juli 2021.
"Peningkatan impor golongan barang nonmigas terbesar Juli 2022 dibandingkan Juni 2022 adalah logam mulia dan perhiasan atau permata USD193,7 juta atau setara 62,51%," ucap Setianto.
Sedangkan penurunan impor golongan barang nonmigas terbesar Juli 2022 adalah mesin atau peralatan mekanik dan bagiannya USD175,6 juta atau setara 6,28%.
(nng)
Lihat Juga :
tulis komentar anda