5 Pengusaha Keturunan Tionghoa Terkaya di Indonesia, Hartanya Bikin Melongo

Kamis, 18 Agustus 2022 - 21:50 WIB
Robert Budi Hartono atau yang memiliki nama asli Oei Hwie Tjhong, (lahir 28 April 1941) adalah seorang pengusaha Indonesia. Ia merupakan anak kedua dari pendiri perusahaan Djarum yaitu Oei Wie Gwan.

Robert merupakan keturunan Tionghoa-Indonesia. Kakaknya bernama Michael Bambang Hartono alias Oei Hwie Siang. Kekayaan dua bersaudara ini bermula dari Oei Wie Gwan yang membeli usaha kecil dalam bidang kretek bernama Djarum Gramophon serta pada tahun 1951 mengubah namanya menjadi Djarum.

Oei mulai memasarkan kretek dengan merek “Djarum” yang ternyata sukses di pasaran. Pada tahun 1963, pabrik perusahaan Djarum terbakar dan perusahaan sedang dalam kondisi yang tidak stabil. Oei meninggal tak lama kemudian.

Setelah Oei meninggal, Robert bersama kakaknya Michael Bambang Hartono, melanjutkan usaha tersebut. Djarum kembali bangkit dan memodernisasikan peralatan di pabriknya. Pada tahun 1972 Djarum mulai mengeskpor produk rokoknya ke luar negeri.

Tiga tahun kemudian Djarum memasarkan Djarum Filter, merek pertamanya yang diproduksi menggunakan mesin, diikuti merek Djarum Super yang diperkenalkan pada tahun 1981. Di tangan dua bersaudara Hartono tersebut, Djarum bertumbuh menjadi perusahaan raksasa. Djarum saat ini memiliki pangsa pasar yang besar di Amerika Serikat.

Seiring dengan pertumbuhannya, perusahaan rokok ini menjelma dari perusahaan rokok menjadi Group Bisnis yang berinvestasi di berbagai sektor antara lain perbankan, properti, agrobisnis, elektronik dan multimedia.

2. Keluarga Widjaja

Pada posisi kedua ada Widjaja family dengan kekayaan tercatat sebesar USD9,7 miliar atau senilai dengan Rp138,59 triliun. Keluarga Widjaja mewarisi kerajaan bisnis Eka Tjipta Widjaja, yang meninggal pada Januari 2019 pada usia 98 tahun.

Datang sebagai imigran China ke Indonesia, Eka Tjipta Widjaja mulai menjual biskuit saat remaja. Eka pindah ke Indonesia ketika berusia 9 tahun. Di usianya yang masih sangat muda, Eka yang saat itu masih dipanggil Oei Ek Tjhong pindah ke Makassar, Sulawesi Selatan.

Tiba di Makassar sekitar tahun 1932, Eka terjun langsung membantu ayahnya yang sudah lebih dulu tiba dan mempunyai toko kecil. Karir bisnis Eka mulai bersinar pada tahun 1980 ketika memutuskan membeli sebidang perkebunan kelapa sawit dengan luas lahan 10 ribu hektar yang berlokasi di Riau.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More