Tak Terduga, China Bisa Jadi Penyelamat Krisis Gas Eropa

Jum'at, 09 September 2022 - 10:10 WIB
Selain itu media lokal menyebutkan bahwa Sinopec telah menjual 45 kargo LNG, atau sekitar 3,15 juta ton. Jumlah total LNG China yang telah dijual kembali mungkin lebih dari 4 juta ton, setara dengan 7% dari impor gas Eropa dalam setengah tahun hingga akhir Juni.

Kenapa China Mengubah Arah Kebijakan Energi Menjadi Penjual?

Pertama, disebabkan karena pergerakan perekonomian yang lesu. Pertumbuhan produk domestik bruto riil untuk semester pertama hanya 2,5%.

"Lockdown kota menyebabkan penurunan permintaan bahan bakar dan bahan kimia industri, yang pada gilirannya menghasilkan permintaan gas yang lebih rendah pada paruh pertama," kata Xuelian Li, seorang analis senior di Marubeni Research Institute.

"Sepertinya tidak akan meningkat lebih banyak di babak kedua," sambungnya.

Poin kedua yakni arahan dari pemerintah pusat untuk meningkatkan produksi energi, termasuk batu bara. "Penekanannya sekarang pada ketahanan energi melebihi arah mengurangi jejak lingkungan," kata seorang peneliti senior di Japan Oil, Gas and Metals National Corporation, Mika Takehara.

Provinsi Shanxi, misalnya telah meningkatkan produksi batu bara mereka dari sebesar 100 juta ton menjadi 1,3 miliar ton tahun ini, dan akan menambah 50 juta ton lagi pada tahun 2023, demikian menurut media lokal.

Produksi gas China sendiri juga berkembang. Produksi gas dalam negeri diperkirakan akan tumbuh 7% secara YoY pada tahun 2022, menurut perusahaan konsultan gas Energy. Impor LNG China di sisi lain, mungkin akan turun 20% pada tahun ini.

Penurunan impor China telah mempengaruhi harga internasional. Harga LNG di Asia saat ini sekitar USD45 per juta unit termal Inggris — lebih dari USD10 lebih murah daripada gas alam Eropa, yang dijual melebihi USD60 per juta BTU.

Perbedaan harga mencerminkan kesenjangan permintaan. Tahun lalu, ketika China membeli secara agresif dari pasar spot, harga Asia lebih tinggi daripada di Eropa.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More