Beli Minyak Rusia Bagai Pisau Bermata Dua buat Indonesia
Jum'at, 16 September 2022 - 09:17 WIB
Di sisi lain, neraca perdagangan Indonesia dengan Amerika Serikat, Uni Eropa dan sekutunya juga sangat bagus. Kondisi itu akan berubah jika Indonesia membeli minyak Rusia.
"Bayangkan kalau sampai kita diembargo oleh mereka, maka akan berdampak besar terhadap perekonomian kita. Bayangkan kita semuanya pakai dolar dan tiba-tiba dolar kita di-freeze, bisa berabe kita," katanya.
Mamit berharap langkah diplomasi yang dilakukan oleh Kementeria Luar Negeri dan instansi terkait lain bisa berhasil. Sehingga semua akan baik-baik saja, dan Indonesia bisa bebas dari sanksi negara-negara tersebut.
Sebagaimana diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan Indonesia melihat semua opsi terkait kemungkinan untuk bergabung dengan negara Asia lainnya, termasuk India dan China, untuk membeli minyak Rusia demi mengimbangi lonjakan biaya energi.
Indonesia belum mengimpor minyak dalam jumlah besar dari Rusia selama bertahun-tahun, tetapi pemerintah Jokowi berada di bawah tekanan yang meningkat untuk mengekang kenaikan biaya setelah dipaksa untuk menaikkan beberapa harga bahan bakar hingga 30% bulan ini.
“Kami selalu memantau semua opsi. Jika ada negara [dan] mereka memberikan harga yang lebih baik, tentu saja,” kata Presiden.
"Bayangkan kalau sampai kita diembargo oleh mereka, maka akan berdampak besar terhadap perekonomian kita. Bayangkan kita semuanya pakai dolar dan tiba-tiba dolar kita di-freeze, bisa berabe kita," katanya.
Mamit berharap langkah diplomasi yang dilakukan oleh Kementeria Luar Negeri dan instansi terkait lain bisa berhasil. Sehingga semua akan baik-baik saja, dan Indonesia bisa bebas dari sanksi negara-negara tersebut.
Sebagaimana diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan Indonesia melihat semua opsi terkait kemungkinan untuk bergabung dengan negara Asia lainnya, termasuk India dan China, untuk membeli minyak Rusia demi mengimbangi lonjakan biaya energi.
Indonesia belum mengimpor minyak dalam jumlah besar dari Rusia selama bertahun-tahun, tetapi pemerintah Jokowi berada di bawah tekanan yang meningkat untuk mengekang kenaikan biaya setelah dipaksa untuk menaikkan beberapa harga bahan bakar hingga 30% bulan ini.
“Kami selalu memantau semua opsi. Jika ada negara [dan] mereka memberikan harga yang lebih baik, tentu saja,” kata Presiden.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda