Laporan Tahunan Konsolidasi BUMN: Beban Utang Turun Jadi Rp73,5 Triliun
Rabu, 28 September 2022 - 14:39 WIB
JAKARTA - Kementerian BUMN secara resmi meluncurkan laporan tahunan konsolidasi perusahaan pelat merah. Peluncuran ini untuk pertama kalinya dalam sejarah berdirinya Kementerian BUMN.
Menteri BUMN Erick Thohir menyebut, laporan tahunan konsolidasi layaknya laporan keuangan tahunan korporasi. Karena itu, pihaknya berupaya profesional, transparan, dan akuntabel dalam mengelola BUMN yang merupakan aset negara.
"Oleh karena itu laporan tahunan ini juga menerapkan standar laporan keuangan yang sejalan dengan standar akuntansi umum perusahaan. Dan dalam proses penyiapan, sudah dilakukan audit terbatas untuk menjaga integritas angak-angka yang material," ungkap Erick saat konferensi pers di Kementerian BUMN, Rabu (28/9/2022).
Adapun dalam laporan tahunan BUMN tercatat pendapatan konsolidasi 2021 meningkat menjadi Rp2.292,6 triliun atau tumbuh 18,8% dibandingkan 2020. Erick mencatat kinerja keuangan ini didorong oleh pertumbuhan harga komoditas global.
Di mana, naiknya penjualan akibat meningkatkan aktivitas penanggulangan Covid-19 dan pertumbuhan volume penjualan di beberapa klaster. Untuk margin EBITDA meningkat menjadi 20,4%. Pertumbuhan ini lantaran adanya perbaikan dan efisien pada beban operasional tidak langsung.
Erick Thohir juga mencatat restrukturisasi utang dan penurunan tingkat bunga pinjaman tahun lalu mengakibatkan penurunan beban utang konsolidasi dari yang semula Rp91,5 triliun pada 2020 menjadi Rp73,5 triliun di 2021.
Pertumbuhan penjualan, perbaikan margin operasi, penurunan beban bunga akibat restrukturisasi dan penurunan kerugian kurs, pada akhirnya memberikan kontribusi positif pada kinerja keuangan BUMN. Khususnya, laba bersih perseroan 2021 meningkat menjadi Rp 124,7 triliu. Jumlah laba bersih tersebut naik 838,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya yakni Rp 13,3 triliun.
Erick menilai salah satu efisiensi yang dilakukan dan memberikan dampak signifikan adalah pembentukan klaster BUMN.
Menteri BUMN Erick Thohir menyebut, laporan tahunan konsolidasi layaknya laporan keuangan tahunan korporasi. Karena itu, pihaknya berupaya profesional, transparan, dan akuntabel dalam mengelola BUMN yang merupakan aset negara.
"Oleh karena itu laporan tahunan ini juga menerapkan standar laporan keuangan yang sejalan dengan standar akuntansi umum perusahaan. Dan dalam proses penyiapan, sudah dilakukan audit terbatas untuk menjaga integritas angak-angka yang material," ungkap Erick saat konferensi pers di Kementerian BUMN, Rabu (28/9/2022).
Adapun dalam laporan tahunan BUMN tercatat pendapatan konsolidasi 2021 meningkat menjadi Rp2.292,6 triliun atau tumbuh 18,8% dibandingkan 2020. Erick mencatat kinerja keuangan ini didorong oleh pertumbuhan harga komoditas global.
Di mana, naiknya penjualan akibat meningkatkan aktivitas penanggulangan Covid-19 dan pertumbuhan volume penjualan di beberapa klaster. Untuk margin EBITDA meningkat menjadi 20,4%. Pertumbuhan ini lantaran adanya perbaikan dan efisien pada beban operasional tidak langsung.
Erick Thohir juga mencatat restrukturisasi utang dan penurunan tingkat bunga pinjaman tahun lalu mengakibatkan penurunan beban utang konsolidasi dari yang semula Rp91,5 triliun pada 2020 menjadi Rp73,5 triliun di 2021.
Pertumbuhan penjualan, perbaikan margin operasi, penurunan beban bunga akibat restrukturisasi dan penurunan kerugian kurs, pada akhirnya memberikan kontribusi positif pada kinerja keuangan BUMN. Khususnya, laba bersih perseroan 2021 meningkat menjadi Rp 124,7 triliu. Jumlah laba bersih tersebut naik 838,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya yakni Rp 13,3 triliun.
Erick menilai salah satu efisiensi yang dilakukan dan memberikan dampak signifikan adalah pembentukan klaster BUMN.
(akr)
tulis komentar anda