Pipa Gas Nord Stream Milik Rusia Bocor, Eropa: Serangan Disengaja Bakal Dibalas
Jum'at, 30 September 2022 - 06:17 WIB
Pihak berwenang Denmark dan Swedia menyatakan, zona larangan pengiriman di sekitar lokasi kebocoran, yang terletak di perairan internasional tetapi di dalam zona ekonomi eksklusif Denmark dan Swedia.
Sejauh ini penyebab kebocoran pada Nord Stream 2 belum diketahui. Beberapa pemimpin Eropa telah menduga adanya kemungkinan sabotase, terutama di tengah kebuntuan energi antara Brussels dan Moskow.
Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen mengatakan, pada hari Selasa bahwa sangat penting untuk menyelidiki insiden tersebut.
"Setiap gangguan yang disengaja terhadap infrastruktur energi aktif Eropa tidak dapat diterima (dan) akan mengarah pada respons sekuat mungkin," kata von der Leyen melalui Twitter.
Perdana Menteri Swedia, Magdalena Andersson dan Perdana Menteri Denmark, Mette Frederiksen mengatakan kebocoran itu jelas merupakan hasil dari tindakan yang disengaja. Sementara perdana menteri Polandia, Mateusz Morawiecki, mengatakan dugaan serangan itu adalah tindakan sabotase.
Baik Eropa maupun Rusia mengatakan sabotase tidak dapat dikesampingkan sebagai penyebab kerusakan. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengutarakan, bahwa klaim bahwa Rusia berada di balik dugaan serangan itu "bodoh," seperti dilaporkan Reuters.
"Jangan pernah percaya apa pun sampai Kremlin menyangkalnya," ujar Timothy Ash, ahli strategi pasar berkembang di BlueBay Asset Management melalui email.
Tidak ada pipa yang memompa gas pada saat kebocoran, tetapi kedua jalur masih bertekanan: Nord Stream 1 berhenti memompa gas ke Eropa "tanpa batas waktu" sejak awal bulan ini. Dimana operator Moskow mengatakan, sanksi internasional terhadap Rusia mencegahnya melakukan pekerjaan pemeliharaan vital.
Sementara itu Pipa Nord Stream 2, tidak pernah dibuka secara resmi karena Jerman menolak untuk mengesahkannya untuk komersial setelah Rusia melayangkan serangan ke Ukraina.
Sejauh ini penyebab kebocoran pada Nord Stream 2 belum diketahui. Beberapa pemimpin Eropa telah menduga adanya kemungkinan sabotase, terutama di tengah kebuntuan energi antara Brussels dan Moskow.
Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen mengatakan, pada hari Selasa bahwa sangat penting untuk menyelidiki insiden tersebut.
"Setiap gangguan yang disengaja terhadap infrastruktur energi aktif Eropa tidak dapat diterima (dan) akan mengarah pada respons sekuat mungkin," kata von der Leyen melalui Twitter.
Perdana Menteri Swedia, Magdalena Andersson dan Perdana Menteri Denmark, Mette Frederiksen mengatakan kebocoran itu jelas merupakan hasil dari tindakan yang disengaja. Sementara perdana menteri Polandia, Mateusz Morawiecki, mengatakan dugaan serangan itu adalah tindakan sabotase.
Baik Eropa maupun Rusia mengatakan sabotase tidak dapat dikesampingkan sebagai penyebab kerusakan. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengutarakan, bahwa klaim bahwa Rusia berada di balik dugaan serangan itu "bodoh," seperti dilaporkan Reuters.
"Jangan pernah percaya apa pun sampai Kremlin menyangkalnya," ujar Timothy Ash, ahli strategi pasar berkembang di BlueBay Asset Management melalui email.
Tidak ada pipa yang memompa gas pada saat kebocoran, tetapi kedua jalur masih bertekanan: Nord Stream 1 berhenti memompa gas ke Eropa "tanpa batas waktu" sejak awal bulan ini. Dimana operator Moskow mengatakan, sanksi internasional terhadap Rusia mencegahnya melakukan pekerjaan pemeliharaan vital.
Sementara itu Pipa Nord Stream 2, tidak pernah dibuka secara resmi karena Jerman menolak untuk mengesahkannya untuk komersial setelah Rusia melayangkan serangan ke Ukraina.
(akr)
tulis komentar anda