Pipa Gas Nord Stream Milik Rusia Bocor, Eropa: Serangan Disengaja Bakal Dibalas

Jum'at, 30 September 2022 - 06:17 WIB
loading...
Pipa Gas Nord Stream Milik Rusia Bocor, Eropa: Serangan Disengaja Bakal Dibalas
Cari penyebab kebocoran dua pipa gas bawah laut Rusia yang masih menjadi misteri. Eropa juga memperingatkan, bakal ada aksi balasan atas setiap serangan yang disengaja terhadap infrastruktur energi. Foto/Dok
A A A
BRUSELLS - Uni Eropa (UE) berlomba untuk mencari tahu apa yang menjadi penyebab kebocoran dua pipa gas bawah laut Rusia yang masih menjadi misteri. Eropa juga memperingatkan, bakal ada aksi balasan atas setiap serangan yang disengaja terhadap infrastruktur energi di kawasan Benua Biru tersebut.



Dalam sebuah pernyataan atas nama seluruh 27 negara anggota, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell mengatakan, "sangat prihatin" tentang kerusakan yang terjadi pada pipa gas Nord Stream 1 dan 2 yang menghubungkan aliran gas Rusia ke Jerman melalui Laut Baltik.

"Semua informasi yang tersedia menunjukkan kebocoran itu adalah hasil dari tindakan yang disengaja. Kami akan mendukung penyelidikan apa pun yang bertujuan untuk mendapatkan kejelasan penuh tentang apa yang terjadi dan mengapa, serta akan mengambil langkah lebih lanjut untuk meningkatkan ketahanan kami dalam ketahanan energi," kata Borrell.

"Setiap gangguan yang disengaja terhadap infrastruktur energi Eropa sama sekali tidak dapat diterima dan akan disambut dengan respons yang kuat dan bersatu," sambung Borrell seperti dikutip dari CNBC.



Nord Stream AG, selaku operator kedua pipa itu mengatakan, pada hari Selasa bahwa kerusakan yang menyebabkan tiga titik kebocoran gas 'belum pernah terjadi sebelumnya'. Perusahaan menambahkan, belum mengetahui sampai kapan kapasitas sistem jaringan gas akan dipulihkan.

Seismolog pada hari Senin melaporkan, terjadi ledakan di sekitar kebocoran gas Nord Stream yang tidak biasa, hingga mendorong gas ke Laut Baltik.

Angkatan bersenjata Denmark mengungkapkan, rekaman video menunjukkan kebocoran gas terbesar menciptakan gangguan di permukaan berdiameter sekitar 1 kilometer (0,62 mil). Sementara kebocoran terkecil menyebabkan lingkaran sekitar 200 meter.

Pihak berwenang Denmark dan Swedia menyatakan, zona larangan pengiriman di sekitar lokasi kebocoran, yang terletak di perairan internasional tetapi di dalam zona ekonomi eksklusif Denmark dan Swedia.

Sejauh ini penyebab kebocoran pada Nord Stream 2 belum diketahui. Beberapa pemimpin Eropa telah menduga adanya kemungkinan sabotase, terutama di tengah kebuntuan energi antara Brussels dan Moskow.

Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen mengatakan, pada hari Selasa bahwa sangat penting untuk menyelidiki insiden tersebut.

"Setiap gangguan yang disengaja terhadap infrastruktur energi aktif Eropa tidak dapat diterima (dan) akan mengarah pada respons sekuat mungkin," kata von der Leyen melalui Twitter.

Perdana Menteri Swedia, Magdalena Andersson dan Perdana Menteri Denmark, Mette Frederiksen mengatakan kebocoran itu jelas merupakan hasil dari tindakan yang disengaja. Sementara perdana menteri Polandia, Mateusz Morawiecki, mengatakan dugaan serangan itu adalah tindakan sabotase.

Baik Eropa maupun Rusia mengatakan sabotase tidak dapat dikesampingkan sebagai penyebab kerusakan. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengutarakan, bahwa klaim bahwa Rusia berada di balik dugaan serangan itu "bodoh," seperti dilaporkan Reuters.

"Jangan pernah percaya apa pun sampai Kremlin menyangkalnya," ujar Timothy Ash, ahli strategi pasar berkembang di BlueBay Asset Management melalui email.

Tidak ada pipa yang memompa gas pada saat kebocoran, tetapi kedua jalur masih bertekanan: Nord Stream 1 berhenti memompa gas ke Eropa "tanpa batas waktu" sejak awal bulan ini. Dimana operator Moskow mengatakan, sanksi internasional terhadap Rusia mencegahnya melakukan pekerjaan pemeliharaan vital.

Sementara itu Pipa Nord Stream 2, tidak pernah dibuka secara resmi karena Jerman menolak untuk mengesahkannya untuk komersial setelah Rusia melayangkan serangan ke Ukraina.

(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2167 seconds (0.1#10.140)