Jurus BI Selamatkan Rupiah tanpa Korbankan Cadangan Devisa

Minggu, 02 Oktober 2022 - 12:01 WIB
BI akan menjaga rupiah tanpa harus mengorbankan cadangan devisa. Foto/YorriFarli/SINDOnews
BALI - Bank Indonesia ( BI ) memiliki cara intervensi untuk menyelamatkan rupiah supaya tidak semakin tenggelam seiring pengetatan moneter dunia. Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Wahyu Agung Nugroho mengatakan, intervensi tersebut tak harus banyak memakan cadangan devisa (cadev).



"Bank Indonesia memiliki instrumen intervensi melalui domestic non-deliverable forward (DNDF) di pasar valuta asing domestik, yang menggunakan rupiah sebagai alat intervensinya, bukan lagi menggunakan dolar seperti intervensi di pasar spot," ungkap Wahyu dalam pelatihan media BI di Ubud Bali, Sabtu (1/10/2022).

Penggunaan rupiah itu kemudian menjadi keunggulan DNDF, karena tidak berdampak ke cadev dan lebih ke arah pembentukan ekspektasi nilai ke depan. Transaksi DNDF di pasar valuta asing domestik, diharapkan dapat memberikan keyakinan bagi pelaku pasar, baik eksportir dan importir maupun investor asing yang memiliki aset rupiah untuk melakukan lindung nilai atas risiko nilai tukar.



"Kebijakan ini diharapkan juga dapat mengurangi tekanan pada pasar spot," ungkapnya.

Ketentuan dan mekanisme DNDF dapat ditemukan di Peraturan Bank Indonesia No. 20/10 /PBI/2018 Tentang Transaksi Domestik Non-Deliverable Forward sejak tahun 2018. Melalui DNDF, bank sentral akan melakukan lelang terhadap perbankan untuk melihat ekspektasi pergerakan rupiah ke depan.

Jika nantinya penawaran dari besaran kurs rupiah dari yang telah diajukan perbankan sudah ada yang dimenangkan sesuai dengan ekspektasi yang dimiliki BI, maka ketika kurs tersebut realisasinya melampaui kesepakatan, BI tinggal membayar selisihnya dengan mata uang rupiah.

"Jadi saya berikan selisihnya berapa dalam bentuk rupiah, sehingga dia tidak berpengaruh ke cadev," ucap Wahyu.

Dengan cara ini, Wahyu mengatakan, posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Agustus 2022 masih tinggi sebesar USD132,2 miliar. Perkembangan posisi cadangan devisa pada Agustus 2022 antara lain dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan jasa, penerimaan devisa migas, di tengah kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah sejalan dengan masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.



"Dengan konteks demikian, bahwa cadev yang USD132 miliar lebih rendah dari akhir tahun kemarin tidak hanya untuk stabilisasi nilai tukar rupiah, tapi juga untuk bayar utang dan bunganya yang jatuh tempo milik pemerintah," pungkasnya.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More