Wawancara CEO Atalian Global Services Indonesia, Yohanes Jeffry Johary: Manajemen Fasilitas Menjadi Solusi
Rabu, 19 Oktober 2022 - 14:53 WIB
Kalau sektor jasa keamanan?
Bicara tentang industry security, orang lebih kenal man guarding seperti satpam. Tapi dalam konsep manajemen fasilitas, security itu sudah terintegrasi, termasuk risk management seperti analisa risiko, efek bisnis bagi customer, dan lainnya. Selain itu juga mencakup teknologi sehingga semua ini disebut integrated security solution. Itu semua sudah masuk dalam manajemen fasilitas.
Misalnya, untuk mendukung kerja kantor ada penyaluran tenaga kerja (labour supply). Tetapi begitu ada permintaan untuk bagian supervisi, itu sudah masuk area manajemen fasilitas. Contohnya melakukan supply chain management itu bukan ranah facility service lagi.
Apa misi perubahan yang ingin Anda lakukan di Atalian?
Sejak saya gabung di Atalian, Mei lalu, yang harus dikembangkan menjadi bisnis masa depan adalah sebagai global operator facility management. Sejalan dengan grup di Paris maupun Inggris. Untuk membawa Atalian lebih cepat dari kompetitor lain, kami banyak melakukan transformasi selama 1,5 tahun terakhir ini.
Apa saja transformasi yang dilakukan?
Syarat di industri 4.0 itu antara lain, interconnectivity, automation, machine learning, dan real time data. Transformasi yang kami lakukan di infrastruktur dan sebagai enabler untuk customer. Mesti memikirkan teknologi apa yang pas buat costumer. Kami masih progres untuk hal ini bersama para teknisi IT. Kemungkinan selesai November nanti.
Itu dari sisi infrastruktur. Untuk teknologinya, kami kerja sama dengan innovation hub di Singapura dan Thailand. Nantinya mereka yang mencari vendor untuk membangun teknologi sesuai kebutuhan kami. Jadi enggak harus kami yang membangun, karena kami bukan software house.
Ketika merubah seluruh organisasi, sistem, proses supaya mampu adaptif di industri 4.0, kami juga harus mikirin sumber dayanya. Makanya, kurikulum diubah. Beda di kantor dengan di lapangan. Kalau di lapangan, mereka mesti tahu customer, tahu servis yang lain dan paham gunakan aplikasi. Kalau ini sudah jalan, lebih kencang lagi proses ke depan.
Yang paling penting adalah apa yang jadi kebutuhan klien. Tim kami bisa meredesain berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan. Makanya kami perkuat IT, learning & development, security excellent juga. Karena ketika ketemu klien, mereka yang lebih paham kondisi dan solusinya.
Bicara tentang industry security, orang lebih kenal man guarding seperti satpam. Tapi dalam konsep manajemen fasilitas, security itu sudah terintegrasi, termasuk risk management seperti analisa risiko, efek bisnis bagi customer, dan lainnya. Selain itu juga mencakup teknologi sehingga semua ini disebut integrated security solution. Itu semua sudah masuk dalam manajemen fasilitas.
Misalnya, untuk mendukung kerja kantor ada penyaluran tenaga kerja (labour supply). Tetapi begitu ada permintaan untuk bagian supervisi, itu sudah masuk area manajemen fasilitas. Contohnya melakukan supply chain management itu bukan ranah facility service lagi.
Apa misi perubahan yang ingin Anda lakukan di Atalian?
Sejak saya gabung di Atalian, Mei lalu, yang harus dikembangkan menjadi bisnis masa depan adalah sebagai global operator facility management. Sejalan dengan grup di Paris maupun Inggris. Untuk membawa Atalian lebih cepat dari kompetitor lain, kami banyak melakukan transformasi selama 1,5 tahun terakhir ini.
Apa saja transformasi yang dilakukan?
Syarat di industri 4.0 itu antara lain, interconnectivity, automation, machine learning, dan real time data. Transformasi yang kami lakukan di infrastruktur dan sebagai enabler untuk customer. Mesti memikirkan teknologi apa yang pas buat costumer. Kami masih progres untuk hal ini bersama para teknisi IT. Kemungkinan selesai November nanti.
Itu dari sisi infrastruktur. Untuk teknologinya, kami kerja sama dengan innovation hub di Singapura dan Thailand. Nantinya mereka yang mencari vendor untuk membangun teknologi sesuai kebutuhan kami. Jadi enggak harus kami yang membangun, karena kami bukan software house.
Ketika merubah seluruh organisasi, sistem, proses supaya mampu adaptif di industri 4.0, kami juga harus mikirin sumber dayanya. Makanya, kurikulum diubah. Beda di kantor dengan di lapangan. Kalau di lapangan, mereka mesti tahu customer, tahu servis yang lain dan paham gunakan aplikasi. Kalau ini sudah jalan, lebih kencang lagi proses ke depan.
Yang paling penting adalah apa yang jadi kebutuhan klien. Tim kami bisa meredesain berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan. Makanya kami perkuat IT, learning & development, security excellent juga. Karena ketika ketemu klien, mereka yang lebih paham kondisi dan solusinya.
tulis komentar anda