Mengungkap Fakta-fakta Alternatif Eropa Jika Rusia Matikan Pasokan Gas Selamanya
Jum'at, 21 Oktober 2022 - 09:44 WIB
Norwegia yang menjadi pemasok gas terbesar kedua untuk Eropa di belakang Rusia, telah meningkatkan produksi untuk membantu Uni Eropa menuju targetnya mengakhiri ketergantungan pada bahan bakar fosil Rusia pada tahun 2027.
Centrica Inggris telah menandatangani kesepakatan dengan Equinor Norwegia untuk pasokan tambahan selama tiga musim dingin ke depan. Inggris sudah tidak lagi bergantung pada gas Rusia dan juga dapat mengekspor ke Eropa melalui jaringan pipa.
Eropa bagian Selatan dapat menerima gas Azeri melalui Pipa Trans Adriatik ke Italia dan Pipa Gas Alam Trans-Anatolia (TANAP) melalui Turki. Impor gas alam cair (LNG) ke Eropa telah meningkat dari produsen seperti Amerika Serikat (AS), Qatar dan negara-negara lain.
Tetapi gangguan yang tidak direncanakan di negara-negara tersebut terkait dengan kapasitas produksi, insiden, dan bahaya iklim dapat menekan pasokan.
Terminal LNG Eropa juga memiliki kapasitas terbatas untuk impor tambahan dan penambahan kapal yang membawa LNG tidak dapat mengamankan slot untuk menurunkan kargo mereka. Kapal-kapal itu mungkin mulai mencari pelabuhan alternatif di luar Eropa jika simpanan tetap ada.
Jerman termasuk di antara beberapa negara yang ingin membangun terminal LNG baru. Ekonomi terbesar di Eropa itu berencana membangun lima.
Polandia, yang bergantung pada Rusia untuk sekitar 50% dari konsumsi gasnya atau sekitar 10 bcm, mengatakan dapat memperoleh gas melalui dua linknya terkait dengan Jerman.
Pipa Baltik dari Norwegia ke Polandia melalui Denmark mulai beroperasi pada 1 Oktober, meskipun awalnya diisi dengan gas dari Jerman. Jaringan ini memiliki kapasitas hingga 10 bcm/tahun.
Pembukaan terminal Denmark untuk gas Norwegia yang akan dipompa melalui pipa Pipa Baltik yang baru ke Polandia telah ditunda hampir dua minggu hingga 1 November.
Polandia juga membangun hubungan gas baru dengan Slovakia pada bulan Agustus dan meminta Komisi di akhir September agar menyediakan dana untuk pipa gas baru yang menghubungkan Republik Ceko ke jaringan dan terminal LNG-nya.
Centrica Inggris telah menandatangani kesepakatan dengan Equinor Norwegia untuk pasokan tambahan selama tiga musim dingin ke depan. Inggris sudah tidak lagi bergantung pada gas Rusia dan juga dapat mengekspor ke Eropa melalui jaringan pipa.
Eropa bagian Selatan dapat menerima gas Azeri melalui Pipa Trans Adriatik ke Italia dan Pipa Gas Alam Trans-Anatolia (TANAP) melalui Turki. Impor gas alam cair (LNG) ke Eropa telah meningkat dari produsen seperti Amerika Serikat (AS), Qatar dan negara-negara lain.
Tetapi gangguan yang tidak direncanakan di negara-negara tersebut terkait dengan kapasitas produksi, insiden, dan bahaya iklim dapat menekan pasokan.
Terminal LNG Eropa juga memiliki kapasitas terbatas untuk impor tambahan dan penambahan kapal yang membawa LNG tidak dapat mengamankan slot untuk menurunkan kargo mereka. Kapal-kapal itu mungkin mulai mencari pelabuhan alternatif di luar Eropa jika simpanan tetap ada.
Jerman termasuk di antara beberapa negara yang ingin membangun terminal LNG baru. Ekonomi terbesar di Eropa itu berencana membangun lima.
Polandia, yang bergantung pada Rusia untuk sekitar 50% dari konsumsi gasnya atau sekitar 10 bcm, mengatakan dapat memperoleh gas melalui dua linknya terkait dengan Jerman.
Pipa Baltik dari Norwegia ke Polandia melalui Denmark mulai beroperasi pada 1 Oktober, meskipun awalnya diisi dengan gas dari Jerman. Jaringan ini memiliki kapasitas hingga 10 bcm/tahun.
Pembukaan terminal Denmark untuk gas Norwegia yang akan dipompa melalui pipa Pipa Baltik yang baru ke Polandia telah ditunda hampir dua minggu hingga 1 November.
Polandia juga membangun hubungan gas baru dengan Slovakia pada bulan Agustus dan meminta Komisi di akhir September agar menyediakan dana untuk pipa gas baru yang menghubungkan Republik Ceko ke jaringan dan terminal LNG-nya.
tulis komentar anda