Hilangkan Ketergantungan Energi Rusia, Uni Eropa Jatuh ke Pelukan Diktator Lain
Selasa, 08 November 2022 - 08:58 WIB
Produksi minyak dan gas di Azerbaijan dioperasikan bersama oleh perusahaan minyak negara SOCAR dan mitra asing, di antara BP menjadi yang paling menonjol. Pemerintah Azerbaijan terbilang unik karena belum berusaha untuk merevisi ketentuan perjanjian pembagian produksinya dengan perusahaan internasional.
Hal itu menjadikannya sebagai mitra energi yang "cukup andal" untuk UE, seperti disampaikan oleh John Roberts, seorang peneliti senior non-residen di Sektor Energi Global Dewan Atlantik dan anggota Komisi Ekonomi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Kelompok Ahli Eropa tentang Gas.
"Pendekatannya telah... adalah bahwa ketika berada dalam situasi yang baik dan memungkinkan, perkuat persyaratan untuk perjanjian pembagian produksi berikutnya. (Tapi) ketika mereka sulit, mudahkan mereka," kata John Roberts kepada Fortune.
Terpantau aliran gas dari Azerbaijan ke UE telah melonjak dalam delapan bulan terakhir. Pada akhir tahun ini, blok tersebut diperkirakan akan mengimpor 11,6 bcm gas Azeri atau mengalami pertumbuhan 40% dari 8,2 bcm tahun lalu.
Jalur Trans-Adriatic Pipeline (TAP) Azerbaijan didorong agar dapat menggandakan kapasitas transit gasnya menjadi 20 bcm yang diuraikan dalam kesepakatan itu, demikian ungkap Tom Purdie, analis gas senior dan analitik gas EMEA di perusahaan layanan komoditas S&P Global Commodity Insights, kepada Fortune.
Dia mencatat bahwa volume gas Azerbaijan tidak cukup untuk menggantikan Rusia yang totalnya mencapai 150 bcm per tahun. Tetapi bekerja sama yang disertai langkah-langkah lain untuk menghilangkan energi Rusia dari bauran energi UE.
Pasangan yang Tidak Sempurna
Namun, Azerbaijan jauh dari mitra yang dapat diandalkan seperti yang digadang-gadang von der Leyen. "Mereka juga tidak memiliki gas, infrastruktur, atau dana yang diperlukan untuk memperluas infrastrukturnya untuk mencapai kesepakatannya dengan UE," kata beberapa ahli.
Kesepakatan UE dengan Azerbaijan sebenarnya menawarkan "nol bantuan" kepada warga UE "musim dingin ini atau berikutnya ... dan mungkin juga yang setelah itu," kata Bowden.
Langkah ini diduga hanya sebagai upaya untuk menunjukkan kepada warga Uni Eropa bahwa pembuat kebijakan "melakukan sesuatu," katanya.
Hal itu menjadikannya sebagai mitra energi yang "cukup andal" untuk UE, seperti disampaikan oleh John Roberts, seorang peneliti senior non-residen di Sektor Energi Global Dewan Atlantik dan anggota Komisi Ekonomi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Kelompok Ahli Eropa tentang Gas.
"Pendekatannya telah... adalah bahwa ketika berada dalam situasi yang baik dan memungkinkan, perkuat persyaratan untuk perjanjian pembagian produksi berikutnya. (Tapi) ketika mereka sulit, mudahkan mereka," kata John Roberts kepada Fortune.
Terpantau aliran gas dari Azerbaijan ke UE telah melonjak dalam delapan bulan terakhir. Pada akhir tahun ini, blok tersebut diperkirakan akan mengimpor 11,6 bcm gas Azeri atau mengalami pertumbuhan 40% dari 8,2 bcm tahun lalu.
Jalur Trans-Adriatic Pipeline (TAP) Azerbaijan didorong agar dapat menggandakan kapasitas transit gasnya menjadi 20 bcm yang diuraikan dalam kesepakatan itu, demikian ungkap Tom Purdie, analis gas senior dan analitik gas EMEA di perusahaan layanan komoditas S&P Global Commodity Insights, kepada Fortune.
Dia mencatat bahwa volume gas Azerbaijan tidak cukup untuk menggantikan Rusia yang totalnya mencapai 150 bcm per tahun. Tetapi bekerja sama yang disertai langkah-langkah lain untuk menghilangkan energi Rusia dari bauran energi UE.
Pasangan yang Tidak Sempurna
Namun, Azerbaijan jauh dari mitra yang dapat diandalkan seperti yang digadang-gadang von der Leyen. "Mereka juga tidak memiliki gas, infrastruktur, atau dana yang diperlukan untuk memperluas infrastrukturnya untuk mencapai kesepakatannya dengan UE," kata beberapa ahli.
Kesepakatan UE dengan Azerbaijan sebenarnya menawarkan "nol bantuan" kepada warga UE "musim dingin ini atau berikutnya ... dan mungkin juga yang setelah itu," kata Bowden.
Langkah ini diduga hanya sebagai upaya untuk menunjukkan kepada warga Uni Eropa bahwa pembuat kebijakan "melakukan sesuatu," katanya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda