Wall Street Dibuka Melejit Seiring Melandainya Inflasi AS di Oktober
Kamis, 10 November 2022 - 22:40 WIB
JAKARTA - Tiga indeks Wall Street menguat tajam pada pembukaan perdagangan hari ini merespons penurunan inflasi di Amerika Serikat (AS) untuk periode Oktober 2022.
Dow Jones Industrial Average menguat 2,52% menjadi 33.333,02, S&P 500 tumbuh 3,54% di 3.881,19 dan Nasdaq Composite melejit 4,73% di level 10.842,60.
Beberapa saham yang paling aktif diperdagangkan di bawah SPX antara lain Tesla, Amazon.com, dan Apple. Tiga top gainers ditempati oleh Caesars menguat 11,51%, SVB naik 12,51%, dan ServiceNow Inc tumbuh 11,39%, sedangkan top losers diduduki oleh Taperstry turun 3,99%, Altria merosot 2,17%, dan Kroger tertekan 1,30%.
Departemen Tenaga Kerja AS baru merilis tingkat inflasi bulan lalu mencapai 7,7% secara tahunan (year on year/yoy). Persentase itu jauh lebih rendah setelah sebelumnya naik pada September 2022 sebesar 8,2%.
Sedangkan inflasi inti yang tidak termasuk komponen energi dan pangan meningkat 6,3% yoy, sementara inflasi inti tingkat bulanan mencapai 0,3% mom, alias lebih rendah dari bulan sebelumnya 0,6%.
"Laporan inflasi yang lebih rendah dari perkiraan akan mendorong pasar," kata analis B Riley Financial Art Hogan, dilansir Reuters, Kamis (10/11/2022).
Inflasi yang melandai membuat para pelaku pasar modal bakal menyesuaikan ekspektasi mereka terhadap potensi laju kenaikan suku bunga bank sentral AS The Fed.
Saat ini, suku bunga The Fed berada di kisaran 3,75%-4,00%. Usai para pejabat Fed melangsungkan pertemuan pada pekan lalu, beberapa dari mereka memberi komentar yang menunjukkan ada potensi perlambatan tingkat suku bunga dalam rapat The Fed selanjutnya. Namun, mereka juga mengisyaratkan bahwa puncak pengetatan The Fed diperkirakan bisa lebih tinggi dari 4,6%.
Hal ini mengingat sebelumnya Gubernur The Fed Jerome Powell menegaskan bahwa masih terlalu dini untuk membahas kapan bank sentral mungkin menghentikan laju kenaikan suku bunga.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
Dow Jones Industrial Average menguat 2,52% menjadi 33.333,02, S&P 500 tumbuh 3,54% di 3.881,19 dan Nasdaq Composite melejit 4,73% di level 10.842,60.
Beberapa saham yang paling aktif diperdagangkan di bawah SPX antara lain Tesla, Amazon.com, dan Apple. Tiga top gainers ditempati oleh Caesars menguat 11,51%, SVB naik 12,51%, dan ServiceNow Inc tumbuh 11,39%, sedangkan top losers diduduki oleh Taperstry turun 3,99%, Altria merosot 2,17%, dan Kroger tertekan 1,30%.
Baca Juga
Departemen Tenaga Kerja AS baru merilis tingkat inflasi bulan lalu mencapai 7,7% secara tahunan (year on year/yoy). Persentase itu jauh lebih rendah setelah sebelumnya naik pada September 2022 sebesar 8,2%.
Sedangkan inflasi inti yang tidak termasuk komponen energi dan pangan meningkat 6,3% yoy, sementara inflasi inti tingkat bulanan mencapai 0,3% mom, alias lebih rendah dari bulan sebelumnya 0,6%.
"Laporan inflasi yang lebih rendah dari perkiraan akan mendorong pasar," kata analis B Riley Financial Art Hogan, dilansir Reuters, Kamis (10/11/2022).
Inflasi yang melandai membuat para pelaku pasar modal bakal menyesuaikan ekspektasi mereka terhadap potensi laju kenaikan suku bunga bank sentral AS The Fed.
Saat ini, suku bunga The Fed berada di kisaran 3,75%-4,00%. Usai para pejabat Fed melangsungkan pertemuan pada pekan lalu, beberapa dari mereka memberi komentar yang menunjukkan ada potensi perlambatan tingkat suku bunga dalam rapat The Fed selanjutnya. Namun, mereka juga mengisyaratkan bahwa puncak pengetatan The Fed diperkirakan bisa lebih tinggi dari 4,6%.
Hal ini mengingat sebelumnya Gubernur The Fed Jerome Powell menegaskan bahwa masih terlalu dini untuk membahas kapan bank sentral mungkin menghentikan laju kenaikan suku bunga.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
(ind)
tulis komentar anda