Dapat Dukungan Rp309 Triliun dari AS, Luhut: Menuju Masa Depan Net Zero Carbon
Selasa, 15 November 2022 - 18:26 WIB
NUSA DUA - Pendanaan USD20 miliar atau setara Rp309 triliun (Kurs Rp15.482 per USD) untuk mempensiunkan pembangkit listrik bertenaga batu bara disepakati oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Menanggapi kesepakatan itu, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, bahwa Indonesia meluncurkan sebuah kemitraan historis dengan para negara-negara dengan pandangan dan pola pikir yang sama, seperti Amerika Serikat (AS) dan Jepang, melalui Joint Energy Transition Partnership.
"Kemitraan ini mendukung target iklim Indonesia yang ambisius melalui upaya kolaboratif dan juga investasi terkait oleh para mitra internasional kami, termasuk memobilisasi USD20 miliar pembiayaan publik dan swasta dalam 3-5 tahun ke depan," ujar Menko Luhut dalam konferensi pers di Nusa Dua, Selasa (15/11/2022).
Memahami agenda darurat ini, Indonesia akan mempercepat reduksi di emisi sektor tenaga, menggeser proyeksi puncak emisi ke depan, mempercepat pengembangan energi terbarukan dan meningkatkan efisiensi energi melalui kemitraan internasional, termasuk melalui transfer pengetahuan dan perkembangan teknologi berkelanjutan.
Transisi energi yang adil juga akan mendorong terciptanya lapangan pekerjaan hijau, yang akan bermanfaat bagi komunitas dan kelompok masyarakat yang terdampak langsung ataupun tidak langsung.
"Kita harus berpikir bagaimana transisi energi berimbas kepada komunitas rentan, dan bekerja bersama menuju keuangan transisi yang efektif, untuk mendukung sebuah transisi yang terjangkau menuju masa depan net zero carbon ," pungkas Luhut.
Menanggapi kesepakatan itu, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, bahwa Indonesia meluncurkan sebuah kemitraan historis dengan para negara-negara dengan pandangan dan pola pikir yang sama, seperti Amerika Serikat (AS) dan Jepang, melalui Joint Energy Transition Partnership.
"Kemitraan ini mendukung target iklim Indonesia yang ambisius melalui upaya kolaboratif dan juga investasi terkait oleh para mitra internasional kami, termasuk memobilisasi USD20 miliar pembiayaan publik dan swasta dalam 3-5 tahun ke depan," ujar Menko Luhut dalam konferensi pers di Nusa Dua, Selasa (15/11/2022).
Memahami agenda darurat ini, Indonesia akan mempercepat reduksi di emisi sektor tenaga, menggeser proyeksi puncak emisi ke depan, mempercepat pengembangan energi terbarukan dan meningkatkan efisiensi energi melalui kemitraan internasional, termasuk melalui transfer pengetahuan dan perkembangan teknologi berkelanjutan.
Transisi energi yang adil juga akan mendorong terciptanya lapangan pekerjaan hijau, yang akan bermanfaat bagi komunitas dan kelompok masyarakat yang terdampak langsung ataupun tidak langsung.
"Kita harus berpikir bagaimana transisi energi berimbas kepada komunitas rentan, dan bekerja bersama menuju keuangan transisi yang efektif, untuk mendukung sebuah transisi yang terjangkau menuju masa depan net zero carbon ," pungkas Luhut.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda