Seberapa Ampuh Sanksi Penuh Uni Eropa Menekan Penjualan Minyak Rusia, Tajam atau Tumpul?
Minggu, 20 November 2022 - 04:44 WIB
Pada bulan Oktober, pendapatan minyak Rusia naik USD1,7 miliar menjadi USD17,3 miliar seperti dipaparkan IEA.
Penghentian mendadak aliran minyak Rusia juga menimbulkan risiko bagi negara-negara Eropa yang melarangnya. Ekonomi benua itu telah menderita karena cengkeraman Rusia atas pasokan gas alamnya telah membuat tagihan energi melonjak. IEA menambahkan, hal itu juga mengancam akan memperburuk krisis pasokan diesel Eropa.
Efek samping lain dari sanksi itu kemungkinan adalah peningkatan upaya oleh perusahaan pelayaran yang mengangkut minyak Rusia untuk menyamarkan asal-usul kargo mereka, menggunakan apa yang disebut kapal tanker "gelap" dengan struktur kepemilikan buram, kata IEA.
Pengiriman minyak Rusia senilai 450.000 barel pada Oktober yang tidak mengungkapkan tujuan mereka, naik dari 100.000 barel per hari pada September, berdasarkan data IEA.
IEA juga memperingatkan, munculnya permintaan tambahan tahun ini dan berikutnya dari China ketika negara itu perlahan-lahan melonggarkan langkah-langkah kebijakan lockdowns Covid-19 —meskipun pertumbuhan permintaan global akan lesu karena ekonomi diperkirakan masih tertatih-tatih.
Diramalkan ada peningkatan permintaan minyak global pada 2022 sebesar 170.000 barel per hari menjadi 99,8 juta barel per hari. Untuk tahun 2023, IEA menaikkan perkiraan permintaan minyaknya sebesar 130.000 barel per hari menjadi 101,4 juta barel per hari.
Penurunan produksi minyak Rusia akan menyeret pasokan minyak global mengalami anemia tahun depan, dimana terancam gagal mengimbangi permintaan minyak yang meningkat.
IEA mengatakan pasokan minyak global akan naik menjadi 100,7 juta barel per hari pada tahun 2023, 100.000 barel per hari lebih banyak dari yang diperkirakan bulan lalu. Akan tetapi pasokan itu masih kurang 700.000 barel per hari dari proyeksi permintaan minyak dunia.
Penghentian mendadak aliran minyak Rusia juga menimbulkan risiko bagi negara-negara Eropa yang melarangnya. Ekonomi benua itu telah menderita karena cengkeraman Rusia atas pasokan gas alamnya telah membuat tagihan energi melonjak. IEA menambahkan, hal itu juga mengancam akan memperburuk krisis pasokan diesel Eropa.
Efek samping lain dari sanksi itu kemungkinan adalah peningkatan upaya oleh perusahaan pelayaran yang mengangkut minyak Rusia untuk menyamarkan asal-usul kargo mereka, menggunakan apa yang disebut kapal tanker "gelap" dengan struktur kepemilikan buram, kata IEA.
Pengiriman minyak Rusia senilai 450.000 barel pada Oktober yang tidak mengungkapkan tujuan mereka, naik dari 100.000 barel per hari pada September, berdasarkan data IEA.
IEA juga memperingatkan, munculnya permintaan tambahan tahun ini dan berikutnya dari China ketika negara itu perlahan-lahan melonggarkan langkah-langkah kebijakan lockdowns Covid-19 —meskipun pertumbuhan permintaan global akan lesu karena ekonomi diperkirakan masih tertatih-tatih.
Diramalkan ada peningkatan permintaan minyak global pada 2022 sebesar 170.000 barel per hari menjadi 99,8 juta barel per hari. Untuk tahun 2023, IEA menaikkan perkiraan permintaan minyaknya sebesar 130.000 barel per hari menjadi 101,4 juta barel per hari.
Penurunan produksi minyak Rusia akan menyeret pasokan minyak global mengalami anemia tahun depan, dimana terancam gagal mengimbangi permintaan minyak yang meningkat.
IEA mengatakan pasokan minyak global akan naik menjadi 100,7 juta barel per hari pada tahun 2023, 100.000 barel per hari lebih banyak dari yang diperkirakan bulan lalu. Akan tetapi pasokan itu masih kurang 700.000 barel per hari dari proyeksi permintaan minyak dunia.
(akr)
tulis komentar anda