Dibayangi Risiko Global, Sri Mulyani Tetap Optimistis Ekonomi RI Tumbuh 5,3%
Kamis, 24 November 2022 - 21:43 WIB
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan, ekonomi Indonesia di tahun 2022 diperkirakan akan tumbuh lebih baik. Hal ini sejalan dengan tren penguatan pemulihan ekonomi hingga kuartal III/2022.
"Kita perkirakan (pertumbuhan ekonomi Indonesia) dalam level kisaran di 5,0-5,3%. Menurut perkiraan beberapa lembaga internasional, IMF memperkirakan 5,3%, sedangkan Bank Dunia 5,1%, sementara ADB di 5,4%, Bloomberg Consensus di 5,2%, dan OECD di November menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini di 5,3%," paparnya dalam konferensi pers APBN KITA di Jakarta, Kamis (24/11/2022).
Menkeu mengungkapkan, OECD merevisi ke bawah pertumbuhan Indonesia tahun depan menjadi 4,7%, sementara IMF, ADB, Bloomberg Consensus di 5,0% dan Bank Dunia 5,1%.
"Tentu ini adalah suatu proyeksi yang berdasarkan kemungkinan terjadinya dinamika global yang akan berimbas ke ekonomi kita, dan tentu bagaimana resiliensi atau daya tahan dari faktor-faktor perekonomian dalam negeri kita seperti konsumsi, investasi, maupun dari sisi government spending," tuturnya.
Tahun ini konsumsi rumah tangga diperkirakan relatif stabil, sementara investasi diperkirakan meningkat di kuartal IV/2022. Namun, Menkeu bilang, high base effect akan menjadi faktor moderasi pertumbuhan ekonomi nasional di kuartal tersebut.
"Risiko global perlu terus diwaspadai, di antaranya PMI manufaktur global yang kontraksi selama dua bulan terakhir. Tren inflasi juga masih tinggi khususnya di kawasan Eropa dan Amerika Serikat (AS), dan percepatan pengetatan kebijakan moneter negara-negara maju," tutup Sri.
"Kita perkirakan (pertumbuhan ekonomi Indonesia) dalam level kisaran di 5,0-5,3%. Menurut perkiraan beberapa lembaga internasional, IMF memperkirakan 5,3%, sedangkan Bank Dunia 5,1%, sementara ADB di 5,4%, Bloomberg Consensus di 5,2%, dan OECD di November menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini di 5,3%," paparnya dalam konferensi pers APBN KITA di Jakarta, Kamis (24/11/2022).
Menkeu mengungkapkan, OECD merevisi ke bawah pertumbuhan Indonesia tahun depan menjadi 4,7%, sementara IMF, ADB, Bloomberg Consensus di 5,0% dan Bank Dunia 5,1%.
"Tentu ini adalah suatu proyeksi yang berdasarkan kemungkinan terjadinya dinamika global yang akan berimbas ke ekonomi kita, dan tentu bagaimana resiliensi atau daya tahan dari faktor-faktor perekonomian dalam negeri kita seperti konsumsi, investasi, maupun dari sisi government spending," tuturnya.
Tahun ini konsumsi rumah tangga diperkirakan relatif stabil, sementara investasi diperkirakan meningkat di kuartal IV/2022. Namun, Menkeu bilang, high base effect akan menjadi faktor moderasi pertumbuhan ekonomi nasional di kuartal tersebut.
"Risiko global perlu terus diwaspadai, di antaranya PMI manufaktur global yang kontraksi selama dua bulan terakhir. Tren inflasi juga masih tinggi khususnya di kawasan Eropa dan Amerika Serikat (AS), dan percepatan pengetatan kebijakan moneter negara-negara maju," tutup Sri.
(ind)
Lihat Juga :
tulis komentar anda