Alasan Banyak Maskapai PHK Karyawan Saat Pandemi Corona
Kamis, 09 Juli 2020 - 12:48 WIB
JAKARTA - Pandemi virus Corona membuat industri penerbangan harus kerja keras agar mampu bertahan. Bahkan, beberapa maskapai terpaksa harus melakukan efesiensi dengan merampingkan para pegawainya.
Misalnya saja Garuda Indonesia yang sudah melakukan Pemutusan Hubungan Kerja pada 287 karyawan, 826 orang dirumahkan dan 7.184 karyawan terdampak pemotongan gaji dan lainya. Sementara Lion Air juga sudah melakukan PHK pada ribuan pegawainya meskipun saat ini sudah kembali direkrut ulang oleh maskapai.
Presiden Direktur Aviatory Indonesia Ziva Narendra Arifin mengatakan, PHK yang dilakukan oleh maskapai memang tidak bisa dihindarkan. Hal tersebut untuk menyehatkan keuangan maskapai akibat pandemi.
( )
Bagaimana tidak, selama pandemi minat masyarakat untuk berpergian sangat rendah. Apalagi setelah ada kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang dilakukan pemerintah untuk mencegah penularan virus Corona.
Operasional maskapai pun untuk sementara dihentikan. Akibatnya, maskapai tidak ada pemasukan dari penjualan tiket, sedangkan biaya operasional baik untuk pegawai atau perawatan dan parkir pesawat harus tetap dikeluarkan.
"Sehingga demand-nya sangat rendah dan tidak hanya terjadi di Indonesia di seluruh dunia. Sehingga ini yang membuat airlines akhirnya enggak bisa menahan kan. Biaya jalan terus. Sementara demand-nya sangat lambat sekali naiknya," ujarnya dalam acara market review IDX Channel, Kamis (9/7/2020).
( )
Menurut Ziva, sangat wajar jika masyarakat enggan untuk berpergian. Karena ketakutan akan tertular virus Corona masih terus mengintai baik itu ketika berada di dalam pesawat maupun bandara.
"Pertama takut ketularan baik itu saat antre di bandara, maupun darat dan juga di dalam pesawat. Jangan-jangan orang disamping saya membawa covid-19," kata Ziva.
Satu-satunya cara untuk menyelesaikan masalah ini adalah dengan menemukan vaksinnya agar bisa berjalan dengan normal. Atau jika memang belum ditemukan, masyarakat harus menjalankan protokol kesehatan yang ketat.
"Karena pada krisis saat ini kan beda dengN2008. Kuncinya ada di kesehatan. Jadi ditemukan vaksin dan protokol kesehatan. Karena laporan hasil terakhir minat orang sangat murah," jelasnya
Lihat Juga: Jadwal Penerbangan Bandara Ngurah Rai Masih Terganggu Akibat Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki
Misalnya saja Garuda Indonesia yang sudah melakukan Pemutusan Hubungan Kerja pada 287 karyawan, 826 orang dirumahkan dan 7.184 karyawan terdampak pemotongan gaji dan lainya. Sementara Lion Air juga sudah melakukan PHK pada ribuan pegawainya meskipun saat ini sudah kembali direkrut ulang oleh maskapai.
Presiden Direktur Aviatory Indonesia Ziva Narendra Arifin mengatakan, PHK yang dilakukan oleh maskapai memang tidak bisa dihindarkan. Hal tersebut untuk menyehatkan keuangan maskapai akibat pandemi.
( )
Bagaimana tidak, selama pandemi minat masyarakat untuk berpergian sangat rendah. Apalagi setelah ada kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang dilakukan pemerintah untuk mencegah penularan virus Corona.
Operasional maskapai pun untuk sementara dihentikan. Akibatnya, maskapai tidak ada pemasukan dari penjualan tiket, sedangkan biaya operasional baik untuk pegawai atau perawatan dan parkir pesawat harus tetap dikeluarkan.
"Sehingga demand-nya sangat rendah dan tidak hanya terjadi di Indonesia di seluruh dunia. Sehingga ini yang membuat airlines akhirnya enggak bisa menahan kan. Biaya jalan terus. Sementara demand-nya sangat lambat sekali naiknya," ujarnya dalam acara market review IDX Channel, Kamis (9/7/2020).
( )
Menurut Ziva, sangat wajar jika masyarakat enggan untuk berpergian. Karena ketakutan akan tertular virus Corona masih terus mengintai baik itu ketika berada di dalam pesawat maupun bandara.
"Pertama takut ketularan baik itu saat antre di bandara, maupun darat dan juga di dalam pesawat. Jangan-jangan orang disamping saya membawa covid-19," kata Ziva.
Satu-satunya cara untuk menyelesaikan masalah ini adalah dengan menemukan vaksinnya agar bisa berjalan dengan normal. Atau jika memang belum ditemukan, masyarakat harus menjalankan protokol kesehatan yang ketat.
"Karena pada krisis saat ini kan beda dengN2008. Kuncinya ada di kesehatan. Jadi ditemukan vaksin dan protokol kesehatan. Karena laporan hasil terakhir minat orang sangat murah," jelasnya
Lihat Juga: Jadwal Penerbangan Bandara Ngurah Rai Masih Terganggu Akibat Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki
(akr)
tulis komentar anda