Stok Beras Menipis, Ketua Koperasi Pasar Induk Cipinang: Tak Cukup Sampai Februari 2023
Selasa, 29 November 2022 - 11:48 WIB
JAKARTA - Ketua Koperasi Pasar Induk Beras Cipinang (KKPIBC), Zulkifli Rasyid mengungkapkan, stok beras saat ini sangat menipis. Bahkan Ia memproyeksikan, tidak cukup hingga Februari 2023.
"Kami sebagai pelaku pasar, kalau mengetahui surplus kan harusnya lebih. Tapi kenyataannya sekarang ini mulai di bulan Agustus kemarin itu stok beras berkurang dan menipis sampai saat ini," ujarnya dalam dialog Polemik Menimbang Impor Beras di Tengah Klaim Surplus yang diselenggarakan oleh PATAKA, Selasa (29/11/2022).
"Ini kelihatannya, kritis-kritisnya nanti akan terjadi di Desember, Januari dan Februari," lanjutnya.
Pria yang akrab di sapa Zul itu menjelaskan, hal itu lantaran stok Bulog yang saat ini tersedia kurang lebih 625 ribu ton diyakini tidak akan cukup menghadapi kebutuhan masyarakat diakhir tahun hingga Februari 2023.
Lebih lanjut Ia juga menyoroti harga terus melonjak, sedangkan beras yang datang dari berbagai daerah ke Pasar Induk Cipinang, dapat dibilang tidak ada. Adapun stok satu-satunya yang dapat membantu untuk saat ini adalah dari Bulog.
"Tapi stok yang ada sekarang juga kelihatannya tidak terlalu banyak, sangat memprihatinkan. Jadi satu-satunya untuk mengambil langkah kita harus impor," ungkap Zul.
Lebih lanjut Zul mengutarakan, kurang lebih 10 hari yang lalu saat Menteri Perdagangan bersama Dirut Pangan berkunjung ke Pasar Induk Beras Cipinang, Zul sudah menyampaikan bahwa kondisi stok beras sudah mengkhawatirkan hingga Februari 2023. Namun, kata Zul, dua pejabat tersebut mengatakan bahwa kondisi stok beras belum terlalu mengkhawatirkan.
"10 hari silam Menteri Perdagangan berkunjung bersama Dirut Pangan, (kepada mereka) saya juga sudah menyampaikan beberapa hal bahwa ada kekhawatiran dari kami pedagang, untuk bulan Desember-Februari. Tapi beliau mengatakan saat itu, (kekhawatiran) belum terlalu," ujar Zul.
Ia pun mempertanyakan bagaimana caranya pemerintah untuk bisa mencukupi dan mensuplai beras ke pasar. Sebab, Pasar Induk Beras Cipinang ini adalah barometer untuk seluruh Indonesia.
"Seandainya beras induk Cipinang ini kelihatan di seluruh pasar bahwa pasar ini stoknya kurang, maka otomatis akan mempengaruhi setiap pasar-pasar yang lain," jelas Zul.
Lihat Juga: Kemenparekraf: Literasi Keuangan dan Bisnis DPUP 2024 Cegah dari Pinjol Ilegal dan Judol
"Kami sebagai pelaku pasar, kalau mengetahui surplus kan harusnya lebih. Tapi kenyataannya sekarang ini mulai di bulan Agustus kemarin itu stok beras berkurang dan menipis sampai saat ini," ujarnya dalam dialog Polemik Menimbang Impor Beras di Tengah Klaim Surplus yang diselenggarakan oleh PATAKA, Selasa (29/11/2022).
"Ini kelihatannya, kritis-kritisnya nanti akan terjadi di Desember, Januari dan Februari," lanjutnya.
Pria yang akrab di sapa Zul itu menjelaskan, hal itu lantaran stok Bulog yang saat ini tersedia kurang lebih 625 ribu ton diyakini tidak akan cukup menghadapi kebutuhan masyarakat diakhir tahun hingga Februari 2023.
Lebih lanjut Ia juga menyoroti harga terus melonjak, sedangkan beras yang datang dari berbagai daerah ke Pasar Induk Cipinang, dapat dibilang tidak ada. Adapun stok satu-satunya yang dapat membantu untuk saat ini adalah dari Bulog.
"Tapi stok yang ada sekarang juga kelihatannya tidak terlalu banyak, sangat memprihatinkan. Jadi satu-satunya untuk mengambil langkah kita harus impor," ungkap Zul.
Lebih lanjut Zul mengutarakan, kurang lebih 10 hari yang lalu saat Menteri Perdagangan bersama Dirut Pangan berkunjung ke Pasar Induk Beras Cipinang, Zul sudah menyampaikan bahwa kondisi stok beras sudah mengkhawatirkan hingga Februari 2023. Namun, kata Zul, dua pejabat tersebut mengatakan bahwa kondisi stok beras belum terlalu mengkhawatirkan.
"10 hari silam Menteri Perdagangan berkunjung bersama Dirut Pangan, (kepada mereka) saya juga sudah menyampaikan beberapa hal bahwa ada kekhawatiran dari kami pedagang, untuk bulan Desember-Februari. Tapi beliau mengatakan saat itu, (kekhawatiran) belum terlalu," ujar Zul.
Ia pun mempertanyakan bagaimana caranya pemerintah untuk bisa mencukupi dan mensuplai beras ke pasar. Sebab, Pasar Induk Beras Cipinang ini adalah barometer untuk seluruh Indonesia.
"Seandainya beras induk Cipinang ini kelihatan di seluruh pasar bahwa pasar ini stoknya kurang, maka otomatis akan mempengaruhi setiap pasar-pasar yang lain," jelas Zul.
Lihat Juga: Kemenparekraf: Literasi Keuangan dan Bisnis DPUP 2024 Cegah dari Pinjol Ilegal dan Judol
(akr)
tulis komentar anda