Tak Gentar Sanksi Barat, India Bakal Terus Membeli Minyak dari Rusia
Rabu, 07 Desember 2022 - 07:34 WIB
NEW DELHI - India memberikan sinyal bakal memprioritaskan kebutuhan energinya sendiri dan akan terus membeli minyak mentah dari Rusia . Hal ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri India, saat pemerintahan Barat menekan Moskow dengan batas harga untuk menekan pendapatan yang didapatkan Rusia dari ekspor minyak.
Menteri Luar Negeri Subrahmanyam Jaishankar mengeluarkan, komentar tersebut setelah mengadakan pembicaraan dengan mitranya dari Jerman yang berkunjung, Annalena Baerbock, di mana mereka membahas hubungan bilateral dan perang Rusia di Ukraina.
Jaishankar mengatakan, tidak tepat bagi negara-negara Eropa untuk memprioritaskan kebutuhan energi mereka tetapi "meminta India untuk melakukan sesuatu yang lain."
"Eropa akan membuat pilihan yang akan dibuatnya. Itu hak mereka," kata Jaishankar kepada wartawan.
India sejauh ini belum berkomitmen pada pembatasan harga USD60 per barel pada minyak Rusia yang ditetapkan oleh kelompok negara Industri atau G7 dan Uni Eropa. Langkah itu merupakan upaya pemerintah Barat untuk membatasi pendapatan bahan bakar fosil yang mendukung anggaran Moskow, militernya, dan invasinya ke Ukraina.
Sekaligus menghindari kemungkinan lonjakan harga yang tajam jika minyak Rusia tiba-tiba dikeluarkan dari pasar global.
Sementara itu Jaishankar tidak membuat referensi langsung ke batas harga ,tetapi mengatakan Uni Eropa mengimpor lebih banyak bahan bakar fosil dari Rusia daripada India. Para pejabat India telah memberikan pembelaan terkait pembelian minyak dari Rusia, dengan mengatakan harga yang lebih rendah menguntungkan India.
Sejak perang Rusia Ukraina pecah, India terus meningkatkan pembelian minyak Rusia dengan harga diskon. Impor minyak Rusia oleh India mencapai rekor tertinggi pada bulan Oktober 2022, dimana Rusia menjadi pemasok minyak utama India dalam hal barel per hari, kata kantor berita Press Trust of India, mengutip data dari pelacak energi Vortexa.
Menteri Luar Negeri Subrahmanyam Jaishankar mengeluarkan, komentar tersebut setelah mengadakan pembicaraan dengan mitranya dari Jerman yang berkunjung, Annalena Baerbock, di mana mereka membahas hubungan bilateral dan perang Rusia di Ukraina.
Jaishankar mengatakan, tidak tepat bagi negara-negara Eropa untuk memprioritaskan kebutuhan energi mereka tetapi "meminta India untuk melakukan sesuatu yang lain."
"Eropa akan membuat pilihan yang akan dibuatnya. Itu hak mereka," kata Jaishankar kepada wartawan.
India sejauh ini belum berkomitmen pada pembatasan harga USD60 per barel pada minyak Rusia yang ditetapkan oleh kelompok negara Industri atau G7 dan Uni Eropa. Langkah itu merupakan upaya pemerintah Barat untuk membatasi pendapatan bahan bakar fosil yang mendukung anggaran Moskow, militernya, dan invasinya ke Ukraina.
Sekaligus menghindari kemungkinan lonjakan harga yang tajam jika minyak Rusia tiba-tiba dikeluarkan dari pasar global.
Sementara itu Jaishankar tidak membuat referensi langsung ke batas harga ,tetapi mengatakan Uni Eropa mengimpor lebih banyak bahan bakar fosil dari Rusia daripada India. Para pejabat India telah memberikan pembelaan terkait pembelian minyak dari Rusia, dengan mengatakan harga yang lebih rendah menguntungkan India.
Sejak perang Rusia Ukraina pecah, India terus meningkatkan pembelian minyak Rusia dengan harga diskon. Impor minyak Rusia oleh India mencapai rekor tertinggi pada bulan Oktober 2022, dimana Rusia menjadi pemasok minyak utama India dalam hal barel per hari, kata kantor berita Press Trust of India, mengutip data dari pelacak energi Vortexa.
tulis komentar anda