Usai Tewaskan 10 Pekerja, ESDM Hentikan Operasional Tambang Batu Bara PT NAL

Minggu, 11 Desember 2022 - 12:18 WIB
Lokasi ledakan tambang PT NAL. Foto/MPI/Rus Akbar
JAKARTA - Setelah muncul kecelakaan yang menyebabkan 10 pekerja meninggal dunia pada Jumat 9 Desember kemarin, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral ( ESDM ) memutuskan untuk menghentikan sementara seluruh operasional di situs PT Nusa Alam Lestari (NAL). Penghentian sementara ini akan dilakukan hingga hasil investigasi menyimpulkan aman untuk dilanjutkan.



"Empat orang Tim Inspektur Tambang Kementerian ESDM, yang dipimpin langsung oleh Koordinator Inspektur Tambang Provinsi Sumatra Barat, telah tiba di lokasi ledakan," kata Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin dikutip Minggu 11/12/2022.

Ridwan melanjutkan bahwa tim itu akan segera melakukan pemeriksaan awal, koordinasi evakuasi korban, dan melaksanakan investigasi terhadap kejadian ledakan tersebut. Penyebab ledakan akan diinvestigasi lebih lanjut oleh inspektur tambang sendiri.



Sebagai informasi, Jumat 9 Desember 2022 pada pukul 08.50 WIB telah terjadi ledakan di lubang nomor DC 02 tambang batu bara bawah tanah PT Nusa Alam Lestari di Kota Sawahlunto, yang memiliki izin usaha pertambangan batu bara sejak 6 Juli 2020.

Kemudian sekitar pukul 17.50 WIB, 14 pekerja berhasil dievakuasi dengan kondisi tiga orang mengalami luka ringan, satu orang mengalami luka bakar, dan 10 pekerja dinyatakan meninggal. Korban jiwa dan luka tersebut kemudian dilarikan ke RSUD Kota Sawahlunto.

PT Nusa Alam Lestari bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sawahlunto, Basarnas, Balai Diklat Tambang Bawah Tanah Sawahlunto Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Sawahlunto, TNI, serta kepolisian turut terjun langsung untuk melakukan proses evakuasi.



Berdasarkan pantauan Kepala Seksi (Kasi) Operasi (Ops) Badan SAR Nasional (Basarnas) Padang Octavianto, situasi di area kecelakaan dipenuhi gas metan yang berbahaya dan juga reruntuhan. Kondisi ini menyulitkan evakuasi sehingga tim SAR menggunakan blower untuk mengeluarkan gas metan dan gas berbahaya lain dari dalam ke luar.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More