#IBF2020: The Inside Story
Sabtu, 11 Juli 2020 - 09:02 WIB
Keajaiban digital juga memungkinkan terciptanya “an offer customers can’t refuse“: tawaran yang tidak mungkin ditolak konsumen. Yaitu tawaran yang “more for less“: konsumen dapat superbanyak, tapi bayar supersedikit.
Coba bandingkan, rata-rata tarif webinar saat ini sekitar Rp100–300.000 dengan 1–2 pembicara dan waktu webinar rata-rata 2–3 jam. #IBF2020 menawarkan tiket terendah Rp150.000 (termahal Rp400.000 dengan fasilitas video dokumentasi) dengan lebih dari 40 pembicara (sebagian besar founder, CEO, BOD), 35 sesi, selama 3 hari full dari pukul 08.00 hingga 18.00.
Inilah “tawaran yang tidak bisa ditolak konsumen” karena memberikan more benefit dengan less cost. Itu semua dimungkinkan karena sebagian besar komponen biaya dihapuskan karena adanya keajaiban digital.
Tak hanya itu, karena web conference tak mengenal “kapasitas tempat duduk”, maka berapa pun jumlah peserta bakal bisa ditampung tanpa ada tambahan biaya (near-zero marginal cost). Kalau demikian keadaannya, kenapa tidak kita “bermain volume”? Artinya, menurunkan harga untuk menggaet peserta sebanyak mungkin.
#3. It’s Blue Ocean
Barangkali Anda bertanya, kenapa saya berani menggelar webinar sebesar #IBF2020 ketika kini webinar bisa begitu mudah dan murah dilakukan oleh setiap orang dan digelar secara gratis.
Memang betul, dengan adanya pandemi, di mana kita dipaksa mengikuti seminar secara daring, maka industri seminar mengalami “komoditisasi” karena semua orang kini bisa dengan mudah membuat webinar dan menawarkannya secara gratis. Logikanya, konsumen akan bilang: “kenapa harus bayar, kalau ada banyak yang lain gratis”. (Baca juga: AS Puji Respons Indonesia Terkait Pengungsi Rohingya)
Namun logika itu tak sepenuhnya benar. #IBF2020 diikuti sekitar 1.200 peserta secara daring dan semuanya bayar. Kenapa mereka mau bayar, ketika begitu banyak webinar gratis bertebaran? Kuncinya ada di kurasi.
Ada begitu banyak webinar digelar, namun tak banyak yang bisa seperti #IBF2020 di mana 40 lebih pembicara dijalin melalui sebuah conceptual framework yang sistematik, runut, dan solid dalam satu tema besar “Rebound, Reboot, Reborn after Pandemic“. Pembicara satu dengan pembicara lain, sesi satu dengan sesi lain, nyambung rapi dan kait-mengait satu sama lain membentuk benang merah dalam kerangka tema besar di atas.
Kurasi memungkinkan #IBF2020 bermain di ladang blue ocean ketika industri webinar terjebak dalam perangkap komoditisasi.
Coba bandingkan, rata-rata tarif webinar saat ini sekitar Rp100–300.000 dengan 1–2 pembicara dan waktu webinar rata-rata 2–3 jam. #IBF2020 menawarkan tiket terendah Rp150.000 (termahal Rp400.000 dengan fasilitas video dokumentasi) dengan lebih dari 40 pembicara (sebagian besar founder, CEO, BOD), 35 sesi, selama 3 hari full dari pukul 08.00 hingga 18.00.
Inilah “tawaran yang tidak bisa ditolak konsumen” karena memberikan more benefit dengan less cost. Itu semua dimungkinkan karena sebagian besar komponen biaya dihapuskan karena adanya keajaiban digital.
Tak hanya itu, karena web conference tak mengenal “kapasitas tempat duduk”, maka berapa pun jumlah peserta bakal bisa ditampung tanpa ada tambahan biaya (near-zero marginal cost). Kalau demikian keadaannya, kenapa tidak kita “bermain volume”? Artinya, menurunkan harga untuk menggaet peserta sebanyak mungkin.
#3. It’s Blue Ocean
Barangkali Anda bertanya, kenapa saya berani menggelar webinar sebesar #IBF2020 ketika kini webinar bisa begitu mudah dan murah dilakukan oleh setiap orang dan digelar secara gratis.
Memang betul, dengan adanya pandemi, di mana kita dipaksa mengikuti seminar secara daring, maka industri seminar mengalami “komoditisasi” karena semua orang kini bisa dengan mudah membuat webinar dan menawarkannya secara gratis. Logikanya, konsumen akan bilang: “kenapa harus bayar, kalau ada banyak yang lain gratis”. (Baca juga: AS Puji Respons Indonesia Terkait Pengungsi Rohingya)
Namun logika itu tak sepenuhnya benar. #IBF2020 diikuti sekitar 1.200 peserta secara daring dan semuanya bayar. Kenapa mereka mau bayar, ketika begitu banyak webinar gratis bertebaran? Kuncinya ada di kurasi.
Ada begitu banyak webinar digelar, namun tak banyak yang bisa seperti #IBF2020 di mana 40 lebih pembicara dijalin melalui sebuah conceptual framework yang sistematik, runut, dan solid dalam satu tema besar “Rebound, Reboot, Reborn after Pandemic“. Pembicara satu dengan pembicara lain, sesi satu dengan sesi lain, nyambung rapi dan kait-mengait satu sama lain membentuk benang merah dalam kerangka tema besar di atas.
Kurasi memungkinkan #IBF2020 bermain di ladang blue ocean ketika industri webinar terjebak dalam perangkap komoditisasi.
tulis komentar anda