Eropa Batasi Harga Gas, Analis Wanti-wanti Krisis Pasokan di 2023

Rabu, 21 Desember 2022 - 08:40 WIB
ECB awal bulan ini mengatakan "desain saat ini dari mekanisme koreksi pasar yang diusulkan dapat berjalan untuk beberapa keadaan, tapi membahayakan stabilitas keuangan di kawasan euro." Ia menolak memberikan komentar lebih lanjut dilansir CNBC setelah pengumuman Uni Eropa.

ICE mengatakan, dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya telah "secara konsisten menyuarakan keprihatinan" tentang dampak destabilisasi dari batas harga. Ia menambahkan, bahwa pihaknya sekarang akan meninjau rincian pengumuman UE untuk melihat apakah mereka "dapat terus mengoperasikan pasar yang adil dan tertib sesuai dengan kewajiban peraturan Eropa."

Mudah untuk Berbalik?

UE berpendapat mekanisme tersebut akan dipantau secara teratur dan dapat dihentikan sewaktu-waktu sebagai tanggapan atas kekhawatiran beberpa orang-orang seperti ECB. Analis mengatakan, kepada CNBC bahwa kondisi ini mempertanyakan kemampuan mekanisme untuk membatasi kenaikan harga energi.

"Ini mencerminkan tantangan antara retorika yang kuat dan realitas keamanan pasokan," ujar Kepala Penelitian minyak dan gas di Investec, Nathan Piper.

"Faktanya di lapangan adalah, jika Anda membutuhkan gas, Anda akan membayar berapa pun harganya, itulah yang dilakukan Eropa pada tahun 2022," paparnya.

Piper mengungkapkan, dua kemungkinan adanya permintaan tambahan ke depannya di antara China dan Eropa. Beijing bulan ini tiba-tiba melonggarkan kebijakan nol-Covid yang sudah diterapkan secara ketat sepanjang tahun ini.

Sedangkan Eropa telah berhasil membuat penyimpanan gasnya hampir penuh untuk musim dingin tahun ini dengan terus mengimpor pasokan gas Rusia, tetapi berencana untuk menurunkan asupan ini secara drastis pada tahun 2023.

Eropa dan Asia tetap menjadi importir minyak dan gas bersih, lanjut Piper, yang berarti bahwa persaingan ketat untuk kargo spot akan terjadi selanjutnya. Sekitar 70% gas alam cair (LNG) terikat dalam kontrak jangka panjang, menyisakan 30% yang tersedia secara spot.

Dalam wawancara dengan Reuters, Perdana Menteri Norwegia Jonas Gahr Støre mengatakan, dia tidak mengharapkan lebih banyak LNG Norwegia diekspor ke luar Eropa sebagai hasil dari langkah baru Uni Eropa.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More