Jokowi Selalu Minta Angka untuk Membuktikan Perbaikan Ekonomi
Rabu, 21 Desember 2022 - 11:51 WIB
JAKARTA - Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) menyebutkan, bahwa perbaikan ekonomi yang nyata dibuktikan dengan membaiknya angka-angka ekonomi. Meski begitu, Jokowi mengakui bahwa situasi yang dihadapi saat ini bukanlah situasi mudah.
"Saya selalu pasti meminta angka. 'Pak, ini sudah lebih baik', ya angkanya berapa? Bukan 'ya, ya', tapi angkanya pasti saya minta, di berapa dan sekarang berapa, karena itu penting sekali," ujar Jokowi dalam Outlook Perekonomian Indonesia 2023 di Jakarta, Rabu (21/12/2022).
Kemudian kalau ada yang bertanya lagi mengenai defisit RI di 2022, dia menjawab bahwa hitungan terakhir berada di 2,49%. "Ini turun drastis dibandingkan saat pandemi. Inilah upaya-upaya yang kita lakukan agar ekonomi makro kita menjadi lebih baik dalam angka-angka," ungkap Jokowi.
Bahkan, sekarang neraca transaksi berjalan RI di kuartal III-2022 sudah surplus USD8,9 miliar. "Ini 0,9% dari PDB kita. Artinya perbaikan-perbaikan itu betul-betul nyata dan kelihatan dalam angka-angka," tegas Jokowi.
Namun Ia memberikan catatan bahwa situasi saat ini sulit diprediksi dan sulit dihitung. "Sekarang teori-teori standar tidak lagi bisa digunakan," bebernya.
"Saya selalu pasti meminta angka. 'Pak, ini sudah lebih baik', ya angkanya berapa? Bukan 'ya, ya', tapi angkanya pasti saya minta, di berapa dan sekarang berapa, karena itu penting sekali," ujar Jokowi dalam Outlook Perekonomian Indonesia 2023 di Jakarta, Rabu (21/12/2022).
Kemudian kalau ada yang bertanya lagi mengenai defisit RI di 2022, dia menjawab bahwa hitungan terakhir berada di 2,49%. "Ini turun drastis dibandingkan saat pandemi. Inilah upaya-upaya yang kita lakukan agar ekonomi makro kita menjadi lebih baik dalam angka-angka," ungkap Jokowi.
Bahkan, sekarang neraca transaksi berjalan RI di kuartal III-2022 sudah surplus USD8,9 miliar. "Ini 0,9% dari PDB kita. Artinya perbaikan-perbaikan itu betul-betul nyata dan kelihatan dalam angka-angka," tegas Jokowi.
Namun Ia memberikan catatan bahwa situasi saat ini sulit diprediksi dan sulit dihitung. "Sekarang teori-teori standar tidak lagi bisa digunakan," bebernya.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda