Kaleidoskop 2022: Siklus Komoditas Berubah Terdampak Perang Rusia Ukraina

Senin, 26 Desember 2022 - 18:23 WIB
Penentu arah komoditas energi selanjutnya bakal ditentukan pada akhir Desember 2022. Kenaikan permintaan ini tentunya juga menjadi sentimen positif pendongkrak harga komoditas terkait yakni batubara, minyak mentah ataupun gas alam. Terutama pelonggaran aktivitas di China akan mendorong permintaan energi lebih besar tahun depan.

Naiknya permintaan energi akan menyebabkan pergeseran pertumbuhan perekonomian dunia dari negara-negara importir ke pengekspor energi, seperti Indonesia. Di sisi pangan, komoditas gandum, jagung, minyak bunga matahari juga terdampak invasi Rusia ke Ukraina. Mengingat sejumlah komoditas tersebut dihasilkan oleh kedua negara yang sedang berkonflik.

Jutaan orang menanggung biaya pengan lebih mahal akibat konflik tersebut. Belum lagi, cuaca yang tidak bersahabat di negara produsen menyebabkan produksi gandum berkurang.



Per 23 Agustus 2022, harga gandum yang dikirim dari wilayah Laut Hitam untuk tujuan Timur Tengah dan Asia berada di kisaran USD400-USD410 per ton jauh di atas USD300 per ton. Akibat lonjakan harga sejumlah negara importir gandum seperti Indonesia turun dalam 5 bulan pertama tahun 2022. Impor gandum diperlukan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku roti, pakan ternak hingga produksi mi instan.

Mengutip data World Instant Noodle Association (WIHA), Indonesia berada posisi kedua sebaga negara konsumsi mi insntan terbanyak di dunia tahun lalu. Pada 2021 konsumen Indnonesia menghabiskan 13,27 juta porsi mi instan naik dari 2020 sebanyak 12,64 porsi. Fluktuasi harga komoditas pangan masih sulit diprediksi tahun depan di tengah masih panasnya konflik Rusia dan Ukraina.

Emas

Emas menjadi investasi menarik di tengah ketidakpastian ekonomi dan geopolitik global tahun ini. Reuters melaporkan, pembukaan ekonomi China baru-baru ini berpotensi menaikkan permintaan emas. Di sisi lain, perlambatan ekonomi hingga resesi tahun depan akan membawa risiko pasar sehingga investor akan melirik aset safe haven seperti dolar dan emas.

Faktor perang Ukraina dan Rusia juga masih menjadi faktor ketidakpastian. Rencana The Fed menaikkan suku bunga hingga tahun depan jadi faktor pendorong harga emas. Kebijakan tersebut akan mendorong rupiah melemah sehingga akan mendorong harga emas.
(nng)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More