2023, Momentum Perluas Penerapan Prinsip Bisnis Berkelanjutan
Jum'at, 13 Januari 2023 - 12:30 WIB
Sementara itu, Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum/WEF) yang akan digelar di Davos, Swiss 16-20 Januari 2023, mengambil tema “Cooperation in a Fragmented World” bertujuan untuk mengatasi masalah paling mendesak yang dihadapi dunia dan memberikan solusi inovatif terkait ESG & SDG.
Momentum penerapan ESG pun dihadirkan selama Forum G20 di Bali, dimana Indonesia menggagas upaya inovatif demi menggapai peningkatan kualitas kehidupan lingkungan masyarakat, seperti gagasan pembiayaan kesehatan global, hingga penerapan pembiayaan hijau.
Menurut John, perluasan penerapan prinsip ESG harus dibarengi paradigma yang sebangun. Maksudnya, ESG harus menjadi bagian integral yang dipahami dan dilaksanakan seluruh anggota entitas bisnis.
"Jadi, ESG itu harus dipahami bukan sekadar pengaturan indeks dan laporan semata. Yang lebih penting adalah paradigma tiap individu dari organisasi bisnis yang memiliki visi tersebut, hal itu baru muncul manakala secara utuh dan menyeluruh entitas bisnis mengacu ESG," simpul John.
Lippo Group sebagai salah satu pilar bisnis kuat di Indonesia menyusun berbagai kerangka yang mengacu pada prinsip-prinsip ESG. Selaku konglomerasi dengan tentakel bisnis utama mencakup sektor properti, kesehatan, dan pendidikan, Lippo Group dituntut berperan aktif merealisasikan berbagai tujuan global ekonomi berkelanjutan.
Induk usaha Lippo Group yakni Lippo Karawaci Tbk (LPKR) telah menunjukkan inisiatif ESG yang integral. "Skala yang kecil Lippo Karawaci dan Karawang, itu kita mengelola seluruh irigasi dan air. Melihat di sana, ada danau-danau itu bukan hanya hiasan, tapi bermanfaat sebagai water reservoir," ungkap John.
Hal serupa juga dilakukan di Mal Lippo Kemang (Grup Lippo) dengan membangun ruang bawah tanah yang besar untuk parkir namun bisa dialih fungsi sebagai penampungan air kala banjir. "Kami juga gunakan teknologi untuk mendaur ulang air, inilah prinsip ekonomi dan pembangunan berkesinambungan yang selaras dengan pelestarian lingkungan hidup," kata John.
Dia menyimpulkan hal itulah yang membedakan prinsip ESG dan CSR. "Kalau ESG, itu harus berhubungan dengan kegiatan bisnis dalam kerangka economy sircular, tidak memberikan dampak buruk juga harus menciptakan nilai lebih secara eksternal dan internal. Kalau pemahaman CSR, hanya memberikan bantuan tetapi tidak berkelanjutan," tutup John.
Momentum penerapan ESG pun dihadirkan selama Forum G20 di Bali, dimana Indonesia menggagas upaya inovatif demi menggapai peningkatan kualitas kehidupan lingkungan masyarakat, seperti gagasan pembiayaan kesehatan global, hingga penerapan pembiayaan hijau.
Menurut John, perluasan penerapan prinsip ESG harus dibarengi paradigma yang sebangun. Maksudnya, ESG harus menjadi bagian integral yang dipahami dan dilaksanakan seluruh anggota entitas bisnis.
"Jadi, ESG itu harus dipahami bukan sekadar pengaturan indeks dan laporan semata. Yang lebih penting adalah paradigma tiap individu dari organisasi bisnis yang memiliki visi tersebut, hal itu baru muncul manakala secara utuh dan menyeluruh entitas bisnis mengacu ESG," simpul John.
Lippo Group sebagai salah satu pilar bisnis kuat di Indonesia menyusun berbagai kerangka yang mengacu pada prinsip-prinsip ESG. Selaku konglomerasi dengan tentakel bisnis utama mencakup sektor properti, kesehatan, dan pendidikan, Lippo Group dituntut berperan aktif merealisasikan berbagai tujuan global ekonomi berkelanjutan.
Induk usaha Lippo Group yakni Lippo Karawaci Tbk (LPKR) telah menunjukkan inisiatif ESG yang integral. "Skala yang kecil Lippo Karawaci dan Karawang, itu kita mengelola seluruh irigasi dan air. Melihat di sana, ada danau-danau itu bukan hanya hiasan, tapi bermanfaat sebagai water reservoir," ungkap John.
Hal serupa juga dilakukan di Mal Lippo Kemang (Grup Lippo) dengan membangun ruang bawah tanah yang besar untuk parkir namun bisa dialih fungsi sebagai penampungan air kala banjir. "Kami juga gunakan teknologi untuk mendaur ulang air, inilah prinsip ekonomi dan pembangunan berkesinambungan yang selaras dengan pelestarian lingkungan hidup," kata John.
Dia menyimpulkan hal itulah yang membedakan prinsip ESG dan CSR. "Kalau ESG, itu harus berhubungan dengan kegiatan bisnis dalam kerangka economy sircular, tidak memberikan dampak buruk juga harus menciptakan nilai lebih secara eksternal dan internal. Kalau pemahaman CSR, hanya memberikan bantuan tetapi tidak berkelanjutan," tutup John.
(nng)
tulis komentar anda