Perbaiki Ukraina Pascaperang Butuh Rp 15.035 Triliun, Wakil PM: Dari Duit Oligarki Rusia

Kamis, 19 Januari 2023 - 08:17 WIB
Wakil PM Ukraina, Yuliia Svyrydenko menyinggung, soal rekonstruksi Ukraina yang menurutnya sebagian harus didanai oleh uang yang disita dari oligarki Rusia sebagai bagian dari sanksi Barat. Foto/Dok
JAKARTA - Wakil Perdana Menteri (PM) Ukraina, Yuliia Svyrydenko menyinggung, soal rekonstruksi Ukraina yang menurutnya sebagian harus didanai oleh uang yang disita dari oligarki Rusia sebagai bagian dari sanksi Barat. Hal ini disampaikan saat dirinya berpartisipasi dalam Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss.

"Ini bisa menjadi sumber bagi orang Ukraina untuk mendapatkan (biaya) rekonstruksi perumahan, sekolah, taman kanak-kanak dan semua yang diperlukan untuk kembali hidup normal," katanya.





Pada bulan September tahun lalu, Bank Dunia memperkirakan biaya rekonstruksi Ukraina mencapai USD 350 miliar. Tetapi Svyrydenko mengatakan, dia yakin angka itu saat ini sudah membengkak hingga bisa mencapai USD 1 triliun atau setara Rp 15.035 triliun (Kurs Rp 15,035 per USD).

Lalu merespons komentar Kepala Eksekutif perusahaan pupuk, Yara International bahwa Rusia telah menggunakan pangan sebagai senjata yang mendorong harga pupuk. Svyrydenko mengatakan, dia "tidak terkejut" jika ini masalah tersebut datang.

"Rusia bertindak seperti negara teroris. Kami telah melihat tindakan teroris oleh Rusia sepanjang perang ini.," katanya menambahkan.



Rusia sendiri merupakan pengekspor utama pupuk dan bahan kimia yang digunakan untuk membuatnya. Tetapi perang telah menyebabkan gangguan pada pasokan dan menaikkan harga gas alam, dimana merupakan kunci untuk produksi pupuk.

Sementara itu Wakil perdana menteri Ukraina mengatakan, kepada BBC bahwa dia yakin Ukraina "akan menang tahun ini". Hal itu diungkapkan Yuliia Svyrydenko saat ditanya apakah dia memiliki pesan untuk keluarga Inggris yang harus berjuang dengan meningkatnya biaya hidup yang sebagian besar disebabkan oleh PerangRusia Ukraina .
(akr)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More