Wall Street Dibuka Naik Akhir Pekan Didorong Kinerja Saham Teknologi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indeks utama Wall Street dibuka menguat pada akhir pekan Jumat (20/1) terdorong kinerja sejumlah saham teknologi, termasuk Netflix Inc yang baru saja merilis kinerja keuangannya. Dow Jones Industrial Average (DJI) naik 0,08% di 33.071,44; S&P 500 (SPX) tumbuh 0,20% di 3.906,80; dan Nasdaq Composite (IXIC) menguat 0,52% menjadi 10.908,51.
Saham-saham yang paling aktif diperdagangkan di bawah indeks SPX antara lain Apple, Tesla, hingga Microsoft. Tiga top gainers yang memimpin antara lain SVB menguat 14,9% di USD285,78, Netflix tumbuh 6,02% di USD334,80, dan Regions Financial naik 3,04% di USD22,35.
Sedangkan tiga top losers SPX yakni American Tower merosot 3,50% di USD215,53, Mosaic melemah 1,26% di USD46,13, dan APA Corp turun 1,36% di USD44,30. Sejumlah saham sektor teknologi menjadi penopang perdagangan wall street di akhir pekan, seperti Netflix Inc (NASDAQ:NFLX) yang melonjak 6,6% dan induk Google, Alphabet (NASDAQ:GOOGL) meningkat 3,05% pada perdagangan premarket.
Kondisi ini terjadi menyusul optimisme pelaku pasar modal terhadap sektor teknologi yang beberapa waktu lalu sempat diguncang kekhawatiran perlambatan ekonomi yang memaksa perusahaan seperti Microsoft Corp (NASDAQ:MSFT) dan Amazon.com Inc (NASDAQ:AMZN) untuk memberhentikan ribuan karyawan.
Netflix baru saja melaporkan hasil kuartal keempat yang lebih baik dari yang diharapkan. Pendapatan yang kuat mendorong beberapa firma Wall Street, termasuk Evercore ISI dan JPMorgan, untuk meningkatkan target harga saham. "Meskipun Netflix melakukannya dengan sangat baik dan itu sangat menjanjikan, tapi ini masih menjadi salah satu musim pendapatan terberat bagi Big Tech," kata Kepala investasi Defiance ETFs, Sylvia Jablonski, dilansir Reuters, Jumat (20/1/2023).
Meskipun ada katalis positif, prospek laju suku bunga masih menjadi ancaman bagi pasar. Ini didukung oleh komentar sejumlah pejabat Federal Reserve yang menargetkan suku bunga di atas 5%. Indikator FedWatch menunjukkan ada potensi puncak suku bunga hingga 4,9% pada bulan Juni. Adapun The Fed diproyeksikan akan kembali mengerek interest ratenya sebesar 25 basis poin pada bulan Februari mendatang.
Ke depan, investor negeri Paman Sam akan menyambut sejumlah data sektoral, termasuk penjualan properti yang diperkirakan akan stagnan di periode Desember. Beberapa pejabat The Fed juga akan menyampaikan pidatonya terkait prospek ekonomi.
Saham-saham yang paling aktif diperdagangkan di bawah indeks SPX antara lain Apple, Tesla, hingga Microsoft. Tiga top gainers yang memimpin antara lain SVB menguat 14,9% di USD285,78, Netflix tumbuh 6,02% di USD334,80, dan Regions Financial naik 3,04% di USD22,35.
Sedangkan tiga top losers SPX yakni American Tower merosot 3,50% di USD215,53, Mosaic melemah 1,26% di USD46,13, dan APA Corp turun 1,36% di USD44,30. Sejumlah saham sektor teknologi menjadi penopang perdagangan wall street di akhir pekan, seperti Netflix Inc (NASDAQ:NFLX) yang melonjak 6,6% dan induk Google, Alphabet (NASDAQ:GOOGL) meningkat 3,05% pada perdagangan premarket.
Kondisi ini terjadi menyusul optimisme pelaku pasar modal terhadap sektor teknologi yang beberapa waktu lalu sempat diguncang kekhawatiran perlambatan ekonomi yang memaksa perusahaan seperti Microsoft Corp (NASDAQ:MSFT) dan Amazon.com Inc (NASDAQ:AMZN) untuk memberhentikan ribuan karyawan.
Netflix baru saja melaporkan hasil kuartal keempat yang lebih baik dari yang diharapkan. Pendapatan yang kuat mendorong beberapa firma Wall Street, termasuk Evercore ISI dan JPMorgan, untuk meningkatkan target harga saham. "Meskipun Netflix melakukannya dengan sangat baik dan itu sangat menjanjikan, tapi ini masih menjadi salah satu musim pendapatan terberat bagi Big Tech," kata Kepala investasi Defiance ETFs, Sylvia Jablonski, dilansir Reuters, Jumat (20/1/2023).
Meskipun ada katalis positif, prospek laju suku bunga masih menjadi ancaman bagi pasar. Ini didukung oleh komentar sejumlah pejabat Federal Reserve yang menargetkan suku bunga di atas 5%. Indikator FedWatch menunjukkan ada potensi puncak suku bunga hingga 4,9% pada bulan Juni. Adapun The Fed diproyeksikan akan kembali mengerek interest ratenya sebesar 25 basis poin pada bulan Februari mendatang.
Ke depan, investor negeri Paman Sam akan menyambut sejumlah data sektoral, termasuk penjualan properti yang diperkirakan akan stagnan di periode Desember. Beberapa pejabat The Fed juga akan menyampaikan pidatonya terkait prospek ekonomi.
(nng)