Bill Gates Rela Rogoh Kocek Rp179 Miliar Demi Kurangi Emisi Kentut Sapi

Selasa, 24 Januari 2023 - 13:30 WIB
loading...
Bill Gates Rela Rogoh...
Miliarder Bill Gates berinvestasi untuk mengurangi emisi gas metana. FOTO/Reuters
A A A
JAKARTA - Miliarder Bill Gates berinvestasi dalam startup teknologi iklim Australia yang berencana untuk mengurangi emisi metana dari sendawa, buang angin, buang air besar dan kecil pada sapi.

Co-founder Microsoft blak-blakan tentang dampak lingkungan dari gas metana pada industri peternakan sapi. Metana adalah gas rumah kaca yang paling umum setelah karbon dioksida (CO2). Hewan ternak seperti sapi, kambing, dan rusa menghasilkan metana saat perutnya memecah serat keras seperti rumput untuk pencernaan.

Proses fermentasi ini menghasilkan gas metana yang kemudian sebagian besar keluar lagi. Studi universitas telah menunjukkan bahwa memberi makan sapi dengan rumput laut dapat secara signifikan mengurangi emisi gas metana.

Lihat SINDOgrafis: Bill Gates: Badai Krisis Ekonomi Global Sudah Dekat

Start-up Rumin8 yang berbasis di Perth sedang mengerjakan suplemen makanan direplikasi secara sintetis dari rumput laut merah yang menghentikan pembentukan gas. Gates mengumumkan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah mengumpulkan USD12 juta dalam putaran pendanaan yang dipimpin oleh Breakthrough Energy Ventures, yang didirikan Gates pada 2015.

"Kami sangat senang dengan penerimaan yang kami terima dari pendanaan dampak iklim di seluruh dunia," kata direktur pelaksana Rumin8 David Messina seperti dikutip dari BBC, Selasa (24/1/2023). "Ada keinginan tulus untuk mendanai solusi emisi metana enterik dari ternak dan untungnya bagi Rumin8, mereka dapat melihat manfaat dari teknologi kami,” tambahnya.

Oktober lalu, Selandia Barumengusulkan untuk mengenakan pajak atas gas rumah kaca yang dihasilkan hewan ternakdari bersendawa, buang angin, dan buang air kecil dalam upaya mengatasi perubahan iklim. Skema pertama di dunia akan melihat petani membayar emisi pertanian dalam beberapa bentuk pada 2025. Hampir setengah dari total emisi gas rumah kaca negara itu berasal dari pertanian, terutama metana.



Pada 2019, metana di atmosfer mencapai rekor tertinggi, sekitar dua setengah kali lipat dari yang terjadi di era pra-industri.
Hal itu membuat para ilmuwan khawatir bahwa metana memiliki peran nyata pemanasan global. Molekul metana individu memiliki efek pemanasan yang lebih kuat di atmosfer daripada molekul CO2 tunggal. Selama periode 100 tahun metana adalah 28-34 kali pemanasan CO2.

(nng)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1341 seconds (0.1#10.140)