Tingkatkan Literasi Keuangan, OJK Canangkan Program Baru Khusus Ibu Rumah Tangga
loading...
A
A
A
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencanangkan program baru sebagai upaya meningkatkan literasi keuangan bagi perempuan. Program tersebut bertajuk ‘Bunda Literasi Keuangan Indonesia’.
"Kami ingin mengajak seluruh perempuan Indonesia menjadi agen literasi keuangan Indonesia,” kata Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Friderica Widyasari Dewi saat ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (30/1/2023).
Friderica mengatakan program tersebut dikhususkan bagiibu rumah tangga. Berdasarkan survei Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), sebanyak 94% pelajar mendapatkan edukasi keuangan dari orang tuanya.
Kiki menyebut, semua perempuan Indonesia merupakan agen literasi keuangan untuk seluruh anak-anak di Indonesia. Ia menuturkan literasi keuangan merupakan essential life skill untuk semua anak Indonesia. "Apapun jurusan pendidikan, mereka harus bisa mengelola keuangan, mengerti investasi di pasar modal dan produk keuangan lainnya. Hal itu akan menentukan kesejahteraan mereka yang akan datang,” tuturnya.
Sebagaimana diketahui, OJK berkomitmen untuk terus melaksanakan program edukasi keuangan secara masif, baik secara tatap muka (offline) maupun daring (online) melalui Learning Management System (LMS) dan media sosial. Sepanjang tahun 2022, OJK telah melaksanakan 1.897 edukasi keuangan yang menjangkau 9,1 juta orang peserta.
Selain itu, Sikapi Uangmu, sebagai saluran media komunikasi berupa minisite dan aplikasi yang khusus menginformasikan konten terkait edukasi keuangan kepada masyarakat secara digital, telah memublikasikan konten edukasi keuangan sebanyak 404 konten, dengan jumlah pengunjung sebanyak 2,2 juta viewers.
Sementara itu, berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022, indeks literasi dan inklusi keuangan perempuan di Indonesia telah mencapai 50,30% dan 83,88%. Untuk pertama kalinya, indeks literasi keuangan perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki, di mana indeks literasi keuangan laki-laki sebesar 49,10%. Selain itu, tingkat literasi pengusaha/wiraswasta sebesar 56,99% dan tingkat inklusi sebesar 95,53%.
"Kami ingin mengajak seluruh perempuan Indonesia menjadi agen literasi keuangan Indonesia,” kata Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Friderica Widyasari Dewi saat ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (30/1/2023).
Friderica mengatakan program tersebut dikhususkan bagiibu rumah tangga. Berdasarkan survei Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), sebanyak 94% pelajar mendapatkan edukasi keuangan dari orang tuanya.
Kiki menyebut, semua perempuan Indonesia merupakan agen literasi keuangan untuk seluruh anak-anak di Indonesia. Ia menuturkan literasi keuangan merupakan essential life skill untuk semua anak Indonesia. "Apapun jurusan pendidikan, mereka harus bisa mengelola keuangan, mengerti investasi di pasar modal dan produk keuangan lainnya. Hal itu akan menentukan kesejahteraan mereka yang akan datang,” tuturnya.
Sebagaimana diketahui, OJK berkomitmen untuk terus melaksanakan program edukasi keuangan secara masif, baik secara tatap muka (offline) maupun daring (online) melalui Learning Management System (LMS) dan media sosial. Sepanjang tahun 2022, OJK telah melaksanakan 1.897 edukasi keuangan yang menjangkau 9,1 juta orang peserta.
Selain itu, Sikapi Uangmu, sebagai saluran media komunikasi berupa minisite dan aplikasi yang khusus menginformasikan konten terkait edukasi keuangan kepada masyarakat secara digital, telah memublikasikan konten edukasi keuangan sebanyak 404 konten, dengan jumlah pengunjung sebanyak 2,2 juta viewers.
Sementara itu, berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022, indeks literasi dan inklusi keuangan perempuan di Indonesia telah mencapai 50,30% dan 83,88%. Untuk pertama kalinya, indeks literasi keuangan perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki, di mana indeks literasi keuangan laki-laki sebesar 49,10%. Selain itu, tingkat literasi pengusaha/wiraswasta sebesar 56,99% dan tingkat inklusi sebesar 95,53%.
(nng)