Internet of Things Solusi Cerdas Tingkatkan Hasil Panen Petani
loading...
A
A
A
Rasa heran namun bangga melekat pada mereka. Teknologi digital pertanian ternyata mampu memberikan hasil yang lebih baik, sehingga pendapatan meningkat hingga 240%.
Selesai dengan tomat, mereka mulai menanam timun dan terong. Sama halnya dengan tomat, mereka bisa menghemat pupuk dan mendapatkan panen lebih cepat 1 minggu, dengan hasil panen yang lebih banyak. Kemampuan membaca angka kesuburan tanah dari IoT memberikan perbedaan yang berarti.
"Selamat kepada Abah Odang dan pak Timi. Usia boleh lanjut, namun bukan berarti mereka tidak update. Teknologi digital pertanian, salah satunya adalah perangkat IoT NPK, memudahkan penanganan tanaman dan memberikan hasil panen yang lebih baik, dengan cara-cara yang juga mudah. Kalau petani 65 tahun saja bisa mengoperasikan IoT dan memperoleh hasil lebih baik, tentu bukan hal sulit bagi petani milenial untuk melakukan hal sejenis," ucap Gunawan.
Abah Odang dan Pak Timi merupakan contoh nyata petani yang ingin maju dan berubah. Dan hal yang mereka lakukan bisa menjadi percontohan untuk pengembangan digitalisasi pertanian lebih lanjut, yang menyentuh lebih banyak petani di masa mendatang. "Jumlah petani yang terus menurun memang sesuatu yang tidak bisa dihindari. Namun setidaknya jumlah produksi bisa tetap dijaga melalui efisiensi dan peningkatan produksi/panen melalui alat bantu IoT," pungkas Gunawan.
Lihat Juga: Ajang Apresiasi Pencapaian Inovasi dan Implementasi IoT oleh Perusahaan dan Organisasi Publik
Selesai dengan tomat, mereka mulai menanam timun dan terong. Sama halnya dengan tomat, mereka bisa menghemat pupuk dan mendapatkan panen lebih cepat 1 minggu, dengan hasil panen yang lebih banyak. Kemampuan membaca angka kesuburan tanah dari IoT memberikan perbedaan yang berarti.
"Selamat kepada Abah Odang dan pak Timi. Usia boleh lanjut, namun bukan berarti mereka tidak update. Teknologi digital pertanian, salah satunya adalah perangkat IoT NPK, memudahkan penanganan tanaman dan memberikan hasil panen yang lebih baik, dengan cara-cara yang juga mudah. Kalau petani 65 tahun saja bisa mengoperasikan IoT dan memperoleh hasil lebih baik, tentu bukan hal sulit bagi petani milenial untuk melakukan hal sejenis," ucap Gunawan.
Abah Odang dan Pak Timi merupakan contoh nyata petani yang ingin maju dan berubah. Dan hal yang mereka lakukan bisa menjadi percontohan untuk pengembangan digitalisasi pertanian lebih lanjut, yang menyentuh lebih banyak petani di masa mendatang. "Jumlah petani yang terus menurun memang sesuatu yang tidak bisa dihindari. Namun setidaknya jumlah produksi bisa tetap dijaga melalui efisiensi dan peningkatan produksi/panen melalui alat bantu IoT," pungkas Gunawan.
Lihat Juga: Ajang Apresiasi Pencapaian Inovasi dan Implementasi IoT oleh Perusahaan dan Organisasi Publik
(nng)