Embargo Terbaru Uni Eropa Terhadap Minyak Rusia Bakal Mendongkrak Harga Diesel Lebih Tinggi
loading...
A
A
A
BRUSSELS - Uni Eropa (UE) bersiap melarang impor produk minyak Rusia pada awal bulan depan, sebagai langkah untuk menghukum Rusia lebih lanjut atas invasinya ke Ukraina. Sanksi terbaru Eropa itu dapat menyebabkan pengetatan pasokan global, serta lonjakan harga yang lebih tinggi untuk produk-produk seperti diesel.
"Larangan produk minyak Rusia kemungkinan akan memberikan dampak yang lebih besar daripada larangan UE terhadap minyak mentah lintas laut Rusia dan pembatasan harga yang digagas G7 pada minyak Rusia," ujar Kepala Analis Energi di Oil Price Information Service (OPIS), Tom Kloza.
Seperti diketahui sebelumnya UE telah melarang impor minyak mentah lintas laut Rusia mulai 5 Desember 2022 lalu, dan berencana untuk melarang impor produk minyak bumi Rusia mulai 5 Februari 2023, memndatang.
"Harga minyak mentah dan produk olahan turun setelah larangan minyak, karena tidak benar-benar menghambat aliran minyak," kata Kloza.
Eropa bernasib baik di tengah larangan karena musim dingin telah menjadi salah satu yang terhangat dalam beberapa tahun terakhir hingga menurunkan permintaan bahan bakar pemanas musim dingin.
Meski begitu, kata Kloza mengutarakan, mungkin terlalu cepat untuk menulis obituari untuk musim dingin 2023 di Belahan Bumi Utara.
Embargo terbaru pada 5 Februari terhadap produk minyak Rusia datang saat cuaca dingin dan ekstrem dapat menghambat ekspor Baltik, dan sangat mungkin bahwa diesel Rusia terpengaruh.
UE, bersama dengan G-7 juga menetapkan batas harga minyak Rusia pada level USD 60 per barel pada bulan Desember, sementara batas harga pada produk minyak Rusia akan mulai berlaku pada 5 Februari.
Rusia merupakan pengekspor diesel utama, dan opsi penggantian untuk Eropa "kurang luas" daripada minyak mentah.
Data pelacakan tanker menunjukkan bahwa Eropa mendapatkan lebih dari seperempat impor dieselnya dari Rusia beberapa minggu menjelang larangan produk minyak Rusia UE, kata S&P Global Commodity Insights.
Kloza dari OPIS memperkirakan, harga diesel mungkin tetap kuat di kedua sisi Atlantik, dan mungkin berada di antara USD 50 hingga USD 60 per barel di atas biaya minyak mentah.
Harga berjangka untuk diesel sulfur ultra-rendah New York Harbor yang diperdagangkan di New York Mercantile Exchange HOG23, 0,09% HO00, 0,03% yang juga dikenal sebagai kontrak minyak pemanas, menetap di USD 3,3613 per galon pada 25 Januari.
Dengan 42 galon per barel, itu akan menjadi sekitar USD 141 per barel. Sedangkan minyak mentah berjangka West Texas Intermediate diperdagangkan di atas USD 80 per barel.
"Embargo UE adalah "berita bagus" bagi penyuling Amerika Utara, dan penyuling Eropa jauh lebih baik daripada sebelumnya karena harga gas alam sekitar seperlima dari harga pada akhir Agustus," katanya.
Kloza menyakini, bahwa "akan sangat sulit bagi harga diesel, bahan bakar jet, dan bensin untuk turun" dalam dua minggu ke depan.
"Larangan produk minyak Rusia kemungkinan akan memberikan dampak yang lebih besar daripada larangan UE terhadap minyak mentah lintas laut Rusia dan pembatasan harga yang digagas G7 pada minyak Rusia," ujar Kepala Analis Energi di Oil Price Information Service (OPIS), Tom Kloza.
Seperti diketahui sebelumnya UE telah melarang impor minyak mentah lintas laut Rusia mulai 5 Desember 2022 lalu, dan berencana untuk melarang impor produk minyak bumi Rusia mulai 5 Februari 2023, memndatang.
"Harga minyak mentah dan produk olahan turun setelah larangan minyak, karena tidak benar-benar menghambat aliran minyak," kata Kloza.
Eropa bernasib baik di tengah larangan karena musim dingin telah menjadi salah satu yang terhangat dalam beberapa tahun terakhir hingga menurunkan permintaan bahan bakar pemanas musim dingin.
Meski begitu, kata Kloza mengutarakan, mungkin terlalu cepat untuk menulis obituari untuk musim dingin 2023 di Belahan Bumi Utara.
Embargo terbaru pada 5 Februari terhadap produk minyak Rusia datang saat cuaca dingin dan ekstrem dapat menghambat ekspor Baltik, dan sangat mungkin bahwa diesel Rusia terpengaruh.
UE, bersama dengan G-7 juga menetapkan batas harga minyak Rusia pada level USD 60 per barel pada bulan Desember, sementara batas harga pada produk minyak Rusia akan mulai berlaku pada 5 Februari.
Rusia merupakan pengekspor diesel utama, dan opsi penggantian untuk Eropa "kurang luas" daripada minyak mentah.
Data pelacakan tanker menunjukkan bahwa Eropa mendapatkan lebih dari seperempat impor dieselnya dari Rusia beberapa minggu menjelang larangan produk minyak Rusia UE, kata S&P Global Commodity Insights.
Kloza dari OPIS memperkirakan, harga diesel mungkin tetap kuat di kedua sisi Atlantik, dan mungkin berada di antara USD 50 hingga USD 60 per barel di atas biaya minyak mentah.
Harga berjangka untuk diesel sulfur ultra-rendah New York Harbor yang diperdagangkan di New York Mercantile Exchange HOG23, 0,09% HO00, 0,03% yang juga dikenal sebagai kontrak minyak pemanas, menetap di USD 3,3613 per galon pada 25 Januari.
Dengan 42 galon per barel, itu akan menjadi sekitar USD 141 per barel. Sedangkan minyak mentah berjangka West Texas Intermediate diperdagangkan di atas USD 80 per barel.
"Embargo UE adalah "berita bagus" bagi penyuling Amerika Utara, dan penyuling Eropa jauh lebih baik daripada sebelumnya karena harga gas alam sekitar seperlima dari harga pada akhir Agustus," katanya.
Kloza menyakini, bahwa "akan sangat sulit bagi harga diesel, bahan bakar jet, dan bensin untuk turun" dalam dua minggu ke depan.
(akr)