Susi Air: Maskapai yang Mengepak Berkat Kedermawanan Susi Pudjiastuti
loading...
A
A
A
JAKARTA - Susi Air merupakan salah satu maskapai penerbangan nasional yang berada di bawah naungan PT ASI Pudjiastuti Aviation. Maskapai penerbangan perintis ini didirikan pada tahun 2004 oleh Susi Pudjiastuti , mantan Menteri Kelautan dan Perikanan periode 2014-2019.
Susi lahir pada 15 Januari 1965 di Pangandaran, Jawa Barat. Pendirian maskapai Susi Air bermula dari bisnis sektor perikanan dan kelautan lewat PT ASI Pudjiastuti Marine Product yang didirkan pada 1996.
Hidup dengan kalangan nelayan yang memicu Susi merintis usaha itu. Pada 1983 Susi mulai membeli ikan dari sejumlah nelayan, dan kemudian menjualnya secara keliling dengan sepeda, hingga akhirnya memasok sejumlah restoran.
Susi paham benar ikan-ikan yang berkualitas dan digemari masyarakat, sehingga usahanya terus berkembang. Lobster dengan merek "Susi Brand" membua jalan bagi dirinya untuk menapak lebih luas lagi, mulai dari Jakarta, lalu ke Asia hingga Amerika Serikat.
Nah untuk menjaga kesegaran produknya, Susi memutuskan untuk membeli sebuah pesawat yang mampu mengantarkan produknya ke wilayah-wilayah yang jauh. Jika mengandalkan perusahaan pengiriman jelas makan waktu dan bisa membuat produknya "layu".
Pada 2005 Susi telah memiliki dua buah pesawat Cessna yang mampu membawa produk-produknya hingga ke manca-negara. Pesawat itu dibelinya dari uang hasil pinjaman bank sebesar Rp47 miliar, yang sebagiannya lagi digunakan untuk membangun "bandara" di Pangandaran, Jawa Barat, berupa landasan pacu.
Tak bisa ditampik bahwa Susi memang memiliki "trah bisnis". Keluarganya merupakan pedagang ternak. Namun, trah itu bersandingan erat dengan jiwa kemandiriannya.
Sayap bisnis Susi Air perlahan membuka setelah bencana tsunami Aceh. Bencana alam yang terjadi pada Desember 2004 menimbulkan korban jiwa yang maha-banyak. Mereka yang meninggal akibat tsunami mencapai 169.000 jiwa, sedang korban selamat yang terdampak lebih banyak lagi.
Masyarakat Aceh yang selamat dari gempa dan tsunami itu membutuhkan banyak pertolongan, mulai dari makanan, pakaian, hingga obat-obatan hingga beberapa tahun setelah kejadian. Melihat itu semua, Susi pun terenyuh dan mengulurkan tangan dengan cara meminjamkan pesawatnya. Pesawat milik Susi disebut-sebut menjadi yang pertama mendarat di lokasi bencana.
Kebaikan Susi berbalas kebaikan yang luar biasa. Awalnya pesawat Susi hanya membawa bantuan makanan dan obat-obatan secara gratis, setelah itu bawan komersial pun bermunculan.
"Setelah dua pekan kami menggratiskan penerbangan untuk bantuan makanan dan obat-obatan, baru ramai penyewaan oleh NGO. Saat itu, kami mulai menerbangkan orang untuk uang," kata Susi dikutip dari YouTube, Senin (16/2/2023).
Berangkat dari situ, ide brilian Susi untuk melebarkan sayap bisnis penerbangannya menguat. Apalagi, Indonesia merupakan negara dengan beribu-ribu pulau, yang sebagian besar hanya bisa dijangkau dengan pesawat kecil.
Pada tahun 2006 Susi mulai mengembangkan rute terjadwal yang berbasis di luar Medan. Perlahan tapi pasti, Susi Air kini telah berkembang semakin besar.
Saat ini, Susi Air mengoperasikan 49 armada pesawat, terdiri dari 32 Cessna Grand Caravan C208B, 9 Pilatus PC-6 Turbo Porter, 3 Piaggio P180 Avanti II, 1 Air Tractor AT802 “Fuel Hauler”, 1 Piper Archer PA-28 dan 1 LET 410 untuk pesawat sayap tetap. Operasi helikopter dimulai akhir 2009 dengan 1 Agusta Westland Grand A109S dan 1 Agusta Westland Koala A119Ke bergabung dalam armada pada Maret 2010.
Ayu Yunita Rahmawati
Susi lahir pada 15 Januari 1965 di Pangandaran, Jawa Barat. Pendirian maskapai Susi Air bermula dari bisnis sektor perikanan dan kelautan lewat PT ASI Pudjiastuti Marine Product yang didirkan pada 1996.
Hidup dengan kalangan nelayan yang memicu Susi merintis usaha itu. Pada 1983 Susi mulai membeli ikan dari sejumlah nelayan, dan kemudian menjualnya secara keliling dengan sepeda, hingga akhirnya memasok sejumlah restoran.
Susi paham benar ikan-ikan yang berkualitas dan digemari masyarakat, sehingga usahanya terus berkembang. Lobster dengan merek "Susi Brand" membua jalan bagi dirinya untuk menapak lebih luas lagi, mulai dari Jakarta, lalu ke Asia hingga Amerika Serikat.
Nah untuk menjaga kesegaran produknya, Susi memutuskan untuk membeli sebuah pesawat yang mampu mengantarkan produknya ke wilayah-wilayah yang jauh. Jika mengandalkan perusahaan pengiriman jelas makan waktu dan bisa membuat produknya "layu".
Pada 2005 Susi telah memiliki dua buah pesawat Cessna yang mampu membawa produk-produknya hingga ke manca-negara. Pesawat itu dibelinya dari uang hasil pinjaman bank sebesar Rp47 miliar, yang sebagiannya lagi digunakan untuk membangun "bandara" di Pangandaran, Jawa Barat, berupa landasan pacu.
Tak bisa ditampik bahwa Susi memang memiliki "trah bisnis". Keluarganya merupakan pedagang ternak. Namun, trah itu bersandingan erat dengan jiwa kemandiriannya.
Sayap bisnis Susi Air perlahan membuka setelah bencana tsunami Aceh. Bencana alam yang terjadi pada Desember 2004 menimbulkan korban jiwa yang maha-banyak. Mereka yang meninggal akibat tsunami mencapai 169.000 jiwa, sedang korban selamat yang terdampak lebih banyak lagi.
Masyarakat Aceh yang selamat dari gempa dan tsunami itu membutuhkan banyak pertolongan, mulai dari makanan, pakaian, hingga obat-obatan hingga beberapa tahun setelah kejadian. Melihat itu semua, Susi pun terenyuh dan mengulurkan tangan dengan cara meminjamkan pesawatnya. Pesawat milik Susi disebut-sebut menjadi yang pertama mendarat di lokasi bencana.
Kebaikan Susi berbalas kebaikan yang luar biasa. Awalnya pesawat Susi hanya membawa bantuan makanan dan obat-obatan secara gratis, setelah itu bawan komersial pun bermunculan.
"Setelah dua pekan kami menggratiskan penerbangan untuk bantuan makanan dan obat-obatan, baru ramai penyewaan oleh NGO. Saat itu, kami mulai menerbangkan orang untuk uang," kata Susi dikutip dari YouTube, Senin (16/2/2023).
Berangkat dari situ, ide brilian Susi untuk melebarkan sayap bisnis penerbangannya menguat. Apalagi, Indonesia merupakan negara dengan beribu-ribu pulau, yang sebagian besar hanya bisa dijangkau dengan pesawat kecil.
Pada tahun 2006 Susi mulai mengembangkan rute terjadwal yang berbasis di luar Medan. Perlahan tapi pasti, Susi Air kini telah berkembang semakin besar.
Saat ini, Susi Air mengoperasikan 49 armada pesawat, terdiri dari 32 Cessna Grand Caravan C208B, 9 Pilatus PC-6 Turbo Porter, 3 Piaggio P180 Avanti II, 1 Air Tractor AT802 “Fuel Hauler”, 1 Piper Archer PA-28 dan 1 LET 410 untuk pesawat sayap tetap. Operasi helikopter dimulai akhir 2009 dengan 1 Agusta Westland Grand A109S dan 1 Agusta Westland Koala A119Ke bergabung dalam armada pada Maret 2010.
Ayu Yunita Rahmawati
(uka)