Tendang Kanye West Keluar, Adidas Terancam Kehilangan Ratusan Juta Dolar
loading...
A
A
A
NEW YORK - Adidas bersiap menghadapi dampak pesar terhadap keuntungan mereka, usai mengakhiri kemitraan dengan rapper dan perancang busana Kanye West pada November 2022 lalu. Bos baru perusahaan memperkirakan, Adidas bisa kehilangan ratusan juta dolar tahun ini jika memutuskan untuk tidak menjual stok sepatu Yeezy .
Raksasa produsen alat dan pakaian olahraga itu memutuskan hubungan dengan West, atau yang dikenal sebagai Ye, setelah dia memposting komentar anti-Semit di media sosial. Pengumuman itu menandai peringatan tergerusnya laba keempat perusahaan sejak Juli.
"Angka-angka berbicara sendiri. Kami saat ini tidak melakukan seperti yang seharusnya," kata kepala eksekutif Adidas, Bjørn Gulden dalam sebuah pernyataan.
Adidas mengatakan, masih belum memutuskan apakah bakal menghapus sisa saham Yeezy dan menerima pukulan hingga 500 juta euro untuk keuntungannya jika semuanya dihapuskan. Lebih lanjut perusahaan juga memproyeksikan, perombakan bisnis akan menelan biaya hingga 200 juta euro.
Hal itu bisa berarti Adidas bakal menelan kerugian operasional mencapai 700 juta euro tahun ini. Meskipun perusahaan berharap dapat kembali mencetak laba pada tahun 2024.
Pada saat yang sama perusahaan mengungkapkan, bahwa labanya untuk tahun lalu telah turun menjadi 669 juta euro.
Pada bulan Oktober, perusahaan mengumumkan bahwa mereka mengakhiri kemitraan yang sangat menguntungkan dengan West setelah dia memicu protes atas komentar anti-Semitnya.
Sementara keputusan untuk mengakhiri kemitraan dengan Yeezy memiliki dampak negatif besar pada Adidas, selain juga harus menghadapi tantangan lain selama setahun terakhir.
Gulden bergabung dengan Adidas pada awal tahun ini dari rivalnya Puma, setelah pendahulunya digulingkan.
Pada bulan Maret, Adidas mengumumkan bahwa mereka akan menutup toko-tokonya di Rusia dan menangguhkan toko online-nya di sana karena bergabung dengan serangkaian merek global yang menarik keluar dari negara itu setelah invasi Ukraina.
Bisnis perusahaan di China juga dipengaruhi oleh kebijakan nol Covid Beijing yang ketat yang membuat kota-kota besar di seluruh negeri memberlakukan lockdown.
Raksasa produsen alat dan pakaian olahraga itu memutuskan hubungan dengan West, atau yang dikenal sebagai Ye, setelah dia memposting komentar anti-Semit di media sosial. Pengumuman itu menandai peringatan tergerusnya laba keempat perusahaan sejak Juli.
"Angka-angka berbicara sendiri. Kami saat ini tidak melakukan seperti yang seharusnya," kata kepala eksekutif Adidas, Bjørn Gulden dalam sebuah pernyataan.
Adidas mengatakan, masih belum memutuskan apakah bakal menghapus sisa saham Yeezy dan menerima pukulan hingga 500 juta euro untuk keuntungannya jika semuanya dihapuskan. Lebih lanjut perusahaan juga memproyeksikan, perombakan bisnis akan menelan biaya hingga 200 juta euro.
Hal itu bisa berarti Adidas bakal menelan kerugian operasional mencapai 700 juta euro tahun ini. Meskipun perusahaan berharap dapat kembali mencetak laba pada tahun 2024.
Pada saat yang sama perusahaan mengungkapkan, bahwa labanya untuk tahun lalu telah turun menjadi 669 juta euro.
Pada bulan Oktober, perusahaan mengumumkan bahwa mereka mengakhiri kemitraan yang sangat menguntungkan dengan West setelah dia memicu protes atas komentar anti-Semitnya.
Sementara keputusan untuk mengakhiri kemitraan dengan Yeezy memiliki dampak negatif besar pada Adidas, selain juga harus menghadapi tantangan lain selama setahun terakhir.
Gulden bergabung dengan Adidas pada awal tahun ini dari rivalnya Puma, setelah pendahulunya digulingkan.
Pada bulan Maret, Adidas mengumumkan bahwa mereka akan menutup toko-tokonya di Rusia dan menangguhkan toko online-nya di sana karena bergabung dengan serangkaian merek global yang menarik keluar dari negara itu setelah invasi Ukraina.
Bisnis perusahaan di China juga dipengaruhi oleh kebijakan nol Covid Beijing yang ketat yang membuat kota-kota besar di seluruh negeri memberlakukan lockdown.
(akr)