5 Negara Uni Eropa yang Impornya dari Rusia Meningkat Sejak Invasi

Sabtu, 25 Februari 2023 - 06:30 WIB
loading...
5 Negara Uni Eropa yang...
Lima negara Uni Eropa (UE) mencatatkan peningkatan impor dari Rusia lebih dari 50% sejak invasi Ukraina dimulai. Foto/Dok
A A A
BRUSSELS - Lima negara Uni Eropa (UE) mencatatkan peningkatan impor dari Rusia lebih dari 50% sejak invasi Ukraina dimulai, berdasarkan analisis yang dirilis Telegraph. Nilai impor ke Hungaria, Slovenia, Yunani, Bulgaria, dan Spanyol lebih tinggi mencapai 250% dari rata-rata pada November tahun lalu.



Dengan mempertimbangkan dukungan militer dan kemanusiaan untuk Ukraina, Hungaria muncul sebagai sekutu yang paling tidak berkomitmen di seluruh UE. Telegraph menilai negara-negara dengan empat kriteria yang terkait dengan perdagangan dengan Rusia, dukungan keuangan dan pasokan persenjataan berat.

Temuan menunjukkan bahwa Inggris dan Polandia paling bersemangat dalam mendukung Ukraina. Inggris telah menghapus semua impor dari Rusia sebesar 97%, menurut data dari Observatory of Economic Complexity.



Sementara itu komitmen keuangan Polandia yang substansial menempatkannya pada urutan ketiga di dunia untuk dukungan ekonomi. Lima belas dari 57 negara yang dinilai tidak mencetak poin, termasuk India ketika impornya dari Rusia telah meningkat delapan kali lipat.

Beberapa negara, termasuk Prancis belum menambahkan data impor dalam periode analisis sehingga dikecualikan.

Sikap Ganda Hungaria

Peringkat Hungaria membuat negara itu menjadi paria (golongan terendah) di antara anggota gabungan UE-Nato lainnya. Pada November 2022, impornya dari negara Rusia mencapai 262% di atas rata-rata tiga tahun terakhir.

Meskipun telah menyumbangkan dan memberikan beberapa dukungan keuangan melalui paket UE, sejauh ini mereka belum menyumbangkan bantuan militer atau kemanusiaan bilateral yang signifikan ke Ukraina.

"Apa yang saya lihat dalam 12 tahun terakhir adalah meningkatnya persahabatan dan meningkatnya ketergantungan pada Rusia," kata Dr Eszter Simon, seorang ahli politik Hungaria di Nottingham Trent University.

"Perdana menteri Viktor Orban telah melakukan U-turn dengan Rusia sejak 2010 sambil menjaga manfaat dari lembaga-lembaga Barat," ungkapnya.

Menyeimbangkan ikatan ekonominya yang kuat dan basis pro-Rusia dengan keinginan UE dan Nato untuk mengisolasi Putin telah menyebabkan Hungaria terlibat dalam "pembicaraan ganda" untuk menenangkan kedua belah pihak, kata Dr Simon.

Misalnya, sementara Hungaria secara terbuka mengutuk Rusia melalui PBB dan sejak itu mereka menyerukan Kyiv untuk memulai pembicaraan damai yang bertentangan dengan sekutu Eropa.

Mendukung paket sanksi UE Juni lalu, tetapi menyeret tumitnya terkait detailnya. Sejak itu mereka mengatakan sanksi apapun yang berdampak pada energi nuklir harus dihentikan karena hubungan Hungaria dengan perusahaan energi negara Rusia.

Tetapi Hongaria tidak sendirian dalam ketergantungan historisnya pada Rusia. Slovenia dan Bulgaria adalah salah satu negara Eropa timur yang juga mencatatkan peningkatan nilai impor sejak dimulainya perang Rusia Ukraina .

UE telah membuat rencana sebagai upaya secara drastis mengurangi impor yang paling menguntungkan dari Rusia, di antaranya bahan bakar fosil. Tetapi tugas itu lebih sulit bagi mereka dengan ketergantungan tinggi.

Banyak dari mereka yang sulit melupakan Rusia di antaranya termasuk negara-negara Eropa Timur seperti Republik Ceko, Rumania, Lituania, dan Slovakia. Semuanya mengimpor setidaknya setengah dari stok mereka dari Rusia.

Tidak seperti Hungaria, hampir semua negara blok Soviet lainnya telah menggunakan perang sebagai katalis dalam langkah mereka menuju Barat. Pada akhir November, negara-negara bekas Soviet membentuk lima negara teratas dalam dukungan ekonomi dan militer ke Ukraina.

Latvia dan Estonia, dimana kontribusi bantuan mereka setara dengan lebih dari satu persen PDB. Misalnya, Republik Ceko telah mengerahkan sekitar 130 tank tempur ke Ukraina, setara dengan 20% dari stok yang ada, menurut Kiel Institute for the World Economy.

Krisis Gas Eropa

Jerman yang mengimpor setengah dari gasnya dari Rusia, telah berhasil memangkas impor hingga sepertiga.

Meskipun menyebabkan frustrasi atas kebijakan tanknya, Jerman juga telah menyumbang persenjataan berat yang setara dengan 12% dari armadanya untuk perang, termasuk kendaraan lapis baja, howitzer, dan peluncur roket.

Inggris menduduki peringkat teratas di Eropa, setelah hampir sepenuhnya menghapus impor Rusia. Fokusnya pada dukungan militer, setara dengan 60% dari semua bantuan Eropa yang dikirim ke negara itu, membuat Inggris mendapat kehormatan atas kunjungan pertama Volodymyr Zelensky di luar Ukraina pada tahun 2023.

Tetapi Inggris berada dalam posisi unik untuk memutuskan hubungan dengan Rusia begitu cepat. Sebelum perang, tercatat hanya 5% gas Inggris yang berasal dari Rusia, membuat diversifikasi menjadi lebih mudah.

Di seluruh UE, impor gas dari Rusia telah turun dari 50% secara keseluruhan total menjadi hanya 20% pada November 2022. Tetapi menggantikan pasokan gas Rusia lebih sulit bagi beberapa negara.

Tahun lalu, perdagangan Spanyol dengan Aljazair - salah satu pengekspor minyak terbesar ke UE - runtuh karena sengketa teritorial di Sahara Barat. Hasilnya adalah dorongan menjadikan Rusia sebagai importir terbesar kedua di Spanyol, dimana nilai impornya meningkat lebih dari dua kali lipat.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1626 seconds (0.1#10.140)